Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

GAGAL GINJAL KRONIK

Oleh :
Siti Norhasanah, S.Ked
FAB 117 016

PEMBIMBING :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp. KFR
dr. Tagor Sibarani

MODUL REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNPAR
PALANGKA RAYA
2017
PENDAHULUAN
• Gagal ginjal kronik (GGK) mengambarkan suatu
keadaan ginjal yang abnormal baik secara struktural
maupun fungsinya yang terjadi secara progresif dan
menahun, umumnya bersifat ireversibel.
• Di Indonesia, dari data yang didapatkan
berdasarkan serum kreatinin yang abnormal,
diperkirakan pasien dengan GGK ialah sekitar
2000/juta penduduk.2 GGK atau sering disebut juga
penyakit ginjal kronik (Chronic kidney disease)
memiliki prevalensi yang sama baik pria maupun
wanita dan sangat jarang ditemukan pada anak-
anak, kecuali dengan kelainan genetic, seperti
misalnya pada Sindroma Alport ataupun penyakit
ginjal polikistik autosomal resesif.
• Terlambatnya penanganan pada penyakit gagal
ginjal kronik berhubungan dengan adanya
cadangan fungsi ginjal yang bisa mencapai 20%
diatas nilai normal, sehingga tidak akan
menimbulkan gejala sampai terjadi penurunan
fungsi ginjal menjadi 30% dari nilai normal
LAPORAN KASUS
PRIMARY SURVEY (Ny. U)
Vital Sign :
• Tekanan darah : 170/100 mmHg
• Nadi : 90 kali/menit, regular, kuat angkat
• Suhu : 36,10C
• Pernapasan : 28 kali/menit
• SpO2 : 98%
Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : spontan, 28 kali/menit, torako-abdominal, pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
Circulation: Tekanan darah 170/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit reguler, kuat angkat, CRT <2”
Disability : GCS 15 (Eye 4,Verbal 5, Motorik 6)
Evaluasi masalah : kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign yaitu sesak
nafas.
Pemberian label : Kuning.
Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan di ruangan non bedah,
posisi semifowlar dan diberikan oksigenasi 2-4 lpm.
Anamnesis
IDENTITAS
• Nama : Ny. U
• Usia : 50 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Tangkiling
• Tanggal MRS : 18 Desember 2017
ANAMNESIS ( autoanamnesis)
• Keluhan utama : Sesak Napas
• Riwayat penyakit sekarang :
• Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 1 minggu
yang lalu dan sesak bertambah berat sejak 2 jam sebelum
masuk rumah sakit, sesak bertambah bila beraktivitas dan
berkurang bila pasien beristirahat. Sesak tidak
dipengaruhi cuaca dan lebih nyaman bila posisi duduk.
Nyeri dada disangkal. Mual (+) tetapi tidak sampai
muntah. Pasien juga mengaku batuk sejak 1 hari yang lalu
batuk tidak berdahak. Setiap hari pasien minum sebanyak
± 1 botol aqua (600cc). BAK (+) berwarna kuning lancar
seperti biasanya dan tidak berkurang sehari-hari pasien
BAK sebanyak 4-5 kali, BAB (+) normal seperti biasanya.
Pasien mengaku kaki membengkak sejak 1 hari yang lalu.
Pasien juga merasa lemas.
Anamnesis...

Riwayat penyakit dahulu :


• Pasien merupakan pasien CKD on HD, jadwal HD
setiap kamis dan sabtu (2 kali dalam seminggu)
sejak Oktober 2017. Riwayat hipertensi sejak ± 1
tahun yang lalu, pasien tidak rutin minum obat dan
lupa nama obat yang dia konsumsi.
Riwayat penyakit keluarga :
• Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti
pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sesak
• Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
• Vital sign
• Tekanan Darah : 170/100 mmHg
• Nadi : 90 kali/menit, regular, kuat angkat
• Suhu : 36,10C
• Pernapasan : 28 kali/menit
...Pemeriksaan fisik
Kepala dan Leher
• Oedem Palpebra (+/+)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-),
• Refleks pupil (+/+), pupil isokor 3mm/3mm
• Mulut/ bibir tidak ditemukan sianosis, perdarahan gusi (-)
• Pembesaran KGB di leher (-)
...Pemeriksaan fisik
Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
penggunaan otot bantu pernapasan (-)
• Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-)
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2) normal, mumur (-), gallop (-).
...Pemeriksaan fisik
Abdomen
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : supel, turgor cepat kembali, nyeri tekan (+)
epigastrium, hepar, lien tidak teraba membesar.
• Perkusi : timpani,
...Pemeriksaan fisik
Ekstremitas
• Akral hangat
• CRT < 2 detik
• Edema pada kedua ekstremitas bawah (+/+)
...Pemeriksaan fisik
• Status Urologi
• BAK (+) lancar tidak berkurang
• VU kosong
• Nyeri ketok CVA (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Leukosit : 8.470/uL
• Hb : 9.0 g/dL
• Ht : 26 %
• Trombosit : 149.000/uL
• GDS : 107 mg/dL
• Ureum : 114 mg/dL
• Creatinin : 8,03 mg/dL
DIAGNOSIS BANDING
• Gagal Ginjal Kronik
• Oedem Paru

DIAGNOSIS
• Gagal Ginjal Kronik
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana awal di IGD :
• Berikan oksigenasi 2-4 lpm
• Pasang Pemflon
• Injeksi Furosemide 3 x 1 amp (IV)
• Po. Valsartan 2 x 80 mg
• Amlodipin 1 x 10 mg
• CaCO3 3x1
• Asam Folat 3x1
• HD sesuai jadwal
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
• Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom
klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal
menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut.
Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerulus (LFG)
kurang dari 50 ml/menit. Gagal ginjal kronik sesuai
dengan tahapannya, dapat ringan, sedang atau
berat. Gagal ginjal tahap akhir (end stage) adalah
tingkat gagal ginjal yang dapat menghasilkan
kematian kecuali jika dilakukan terapi pengganti.
...Pembahasan
...Pembahasan

Batasan Gagal Ginjal Kronik


Klasifikasi gagal ginjal kronik
Tahapan Gagal ginjal LFG (ml / menit) Manifestasi

Fungsi ginjal berkurang 80 - 50 Tidak ada


Ringan 50- 30 Hipertensi, hiperparatiroidisme
sekunder
Sedang 10 - 29 Derajat ringan + anemia
Berat < 10 Derajat sedang + retensi air dan
garam, mual, muntah, nafsu
makan hilang, penurunan fungsi
mental
Terminal <5 Derajat berat dengan edema paru,
(Gagal Ginjal) koma, kejang, asidosis metabolik,
hiperkalemia, kematian
Pada Pasien Teori
Perhimpunan Nefrologi Indonesia
Anamnesis Sesak napas Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi
perikardial, penyakit jantung koroner dan gagal
jantung akibat hipertensi
Mual anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan
metabolisme protein dalam usus, terbentuknya
amonia dan metilguanidine serta mukosa usus yang
sembab
Batuk tidak berdahak Mual dan muntah yang menetap, tidak mau minum

BAK 4-5 kali lancar oliguria, retensio urin, poliuria, hematuria

Kaki bengkak Edema akibat penimbunan cairan

Lemas Ensefalopati metabolik, lemah, tidak bisa tidur,


gangguan konsentrasi, tremor, mioklonus, kejang,
miopati, kelemahan dan hipotropi otot-otot terutama
otot-otot ekstremitas proksimal
Pemeriksaan Fisik Tekanan Darah 170/100 mmHg Hipertensi akibat penimbunan
cairan dan garam atau
peningkatan aktivitas sistem renin-
angiotensin-aldosteron.

Oedema Palpebra (+/+) Uji bendung positif

Ronki Basah (+/+) Pembesaran Hati

Oedem kedua ekstremitas bawah Syok, ditandai nadi cepat dan


(+/+) lemah serta penurunan tekanan
nadi (≤20 mmHg), hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab,
dan pasien tampak gelisah
Laboratorium Hb 9.0 g/dL (11-16 g/dL) Anemia

Ureum : 114 mg/dL Peningkatan Ureum


Creatinin : 8,03 mg/dL
dan Kreatinin
LFG (ml/mnt/1,73m2) = (140 - 50) x 55 x 0,85 = 4207,5 = 7,27
72 × 8,03 (mg/dl) 578,16

Sehingga pada pasien di dapatkan nilai LFG yaitu 7,27 yang termasuk
kedalam klasifikasi gagal ginjal derajat berat.
Tujuan terapi konservatif untuk gagal ginjal kronik
adalah:
• Koreksi faktor-faktor yang reversibel mempercepat
hilangnya fungsi ginjal
• Koreksi abnormalitas elektrolit dan cairan
• Mencegah hilangnya fungsi ginjal lanjut.
• Mencegah atau mengurangi gejala-gejala uremik
dengan merendahkan kuantitas produk-produk sisa
nitrogen tertahan saat mempertahankan nutrisi
protein adekuat.
• Tujuan penatalaksanaan medis pada gagal ginjal
kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal
dan homeostasis selama mungkin. Semua faktor
yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik
dicari dan diatasi.
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan pasien Ny. U, 50 tahun datang
dengan keluhan sesak napas Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang maka pasien di diagnosis Gagal Ginjal
Kronik (GGK). Gagal ginjal kronik (GGK) adalah
suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal menahun, berlangsung progresif, dan
cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi
glomerulus (LFG) kurang dari 50 ml/menit.
• Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien
sudah memerlukan dialisis tetap atau transplantasi.
Pada tahap ini biasanya LFG sekitar 5-10 mL/menit.
DAFTAR PUSTAKA
• Anderson S, et al. Renal and systemic manifestations of
glomerular disease, in Brenner & Rector's The Kidney, 8th ed.
Saunders: Philadelphia, 2008, p. 820–38.
• Levey A S, et al. CKD: Common, harmful and treatable—World
Kidney Day 2007. Am J Kidney Dis 2007; 2:401.
• Gilbertson D T, Liu J, Xue J L, et al. Projecting the number of
patients with end-stage renal disease in the United States to the
year 2015. J Am Soc Nephrol 2005; 16: 3736 - 41.
• Bhangle S D, et al. Back pain made simple: An approach based on
principles and evidence. Cleve Clin J Med 2009; 76: 393.
• Bates. Bates guide to physical examination and history taking, Ed
8th. Mc Graw-Hill: New York, 2010.
• Wein A J, Kavoussi L R, Novick A C, Partin A W, et al. Renal failure
and transplantaion, in Wein: campbell-walsh urology, Ed 9th.
Saunders: philadelphia, 2007.

Anda mungkin juga menyukai