Anda di halaman 1dari 19

Sistem Respirasi 2

BRONKITIS KRONIS

Nama Kelompok :
 Danang Agung E. (1311B0009)
 Harwin R. Parnata (1311B0018)
 Retno Anggraini (1311B0035)
 Siska Adiyati (1311B0038)
 Bagus Nur Basuki (1311B0047)
Pengertian
PENGERTIAN BRONKITIS
 suatu peradangan pada saluran bronkial atau bronki.Peradangan tersebut
disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Samer Qarah,
2007)

 hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal


selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan
Medikal Bedah 2, 1998, hal : 490).

Bronkitis kronis :
batuk disertai sputum setiap hari selama setidaknya bulan dalam
setahun selama paling sedikit 2 tahun berturut-turut.
Patofisiologi
tubuh terpapar agen infeksi maupun non infeksi
(terutama rokok)
Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan menyebabkan timbulnya respons
inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti, edema mukosa, dan
bronkospasme.
Pasien dengan bronkhitis kronis akan mengalami:
a. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkhus besar
sehingga meningkatkan produksi mukus.
b. Mukus lebih kental
c. Kerusakan fungsi siliari yang dapat menunjukkan mekanisme pembersihan
mukus.
Bronkhitis kronis mula-mula hanya memengaruhi bronkhus besar,
namun lambat laun akan memengaruhi seluruh saluran napas.

Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan


napas terutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps
dan udara terperangkap pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini
menyebabkan penurunan ventilasi alveolus, hipoksia, dan acidosis. Pada saat
penyakit bertambah parah, sering ditemukan produksi sejumlah sputum yang
hitam, biasanya karena infeksi pulmonari.
Pathway
Etiologi

Merokok

Polusi udara yang terus menerus

Infeksi
Manifestasi klinis

1.Batuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin
berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya

2.Dahak, sputum putih/mukoid

3.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai
tanda – tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang
menetap.
Komplikasi

a.Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis

b.Pleuritis
c.Efusi pleura atau empisema

d.Haemaptoe

e.Sinusitis

f.Kegagalan pernafasan
Pemeriksaan Penunjang

 Sinar x dada : Dapat menyatakan hiperinflasi paru – paru, mendatarnya


diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama
periode remisi.
 Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi,
memperkirakan derajat disfungsi.
 TLC : Meningkat.
 GDA : PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.
 Bronchogram :Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi,
pembesaran duktus mukosa.
 Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi
patogen.
Penatalaksanaan

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa
diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan
acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya
adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi)
dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa
diberikan trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin
diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae. Kepada
penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan
antibiotik.

Mencairkan sputum yang kental


Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya inhalasi uap air panas, mengguanakan obat-obat mukolitik
dan sebagainya.Mengatur posisi tepat tidur pasien
Sehingga diperoleh posisi pasien yang sesuai untuk memudahkan drainase sputum.
Asuhan Keperawatan
Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis :

 Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise, Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari–hari,
Ketidakmampuan untuk tidur, Dispnoe pada saat istirahat.
Tanda : Keletihan, Gelisah, insomnia, Kelemahan umum/kehilangan massa otot.

 Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat,
Distensi vena leher, Edema dependent, Bunyi jantung redup, Warna kulit/membran
mukosa normal/cyanosis Pucat, dapat menunjukkan anemi.
 Integritas Ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko Perubahan pola hidup
Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

 Makanan/cairan
Gejala : Mual/muntah, Nafsu makan buruk/anoreksia, Ketidakmampuan
untuk makan, Penurunan berat badan, peningkatan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, Penurunan berat
badan, palpitasi abdomen.

 Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan.
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
 Pernafasan
Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut –
turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun, Episode batuk hilang timbul.
Tanda : Pernafasan biasa cepat, Penggunaan otot bantu pernafasan,
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, Bunyi nafas ronchi, Perkusi hyperresonan
pada area paru, Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.

 Keamanan
Gejala : Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan, Adanya/berulangnya infeksi.

 Seksualitas
Gejala : Penurunan libido.

 Interaksi sosial.
Gejala : Hubungan ketergantungan, Kegagalan dukungan/terhadap pasangan/orang dekat,
Penyakit lama/ketidakmampuan membaik.
Tanda : Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena distress pernafasan,
Keterbatasan mobilitas fisik, Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
2).Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
sekresi, spasme bronchus.
3). Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
4).Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
5).Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi.
6).Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan dirumah.
7).Resiko infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit
kronis.
INTERVENSI

1). Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret.
- auskultasi bunyi nafas
- pantau frekuensi pernafasan
- bantu latihan nafas abdomen atau bibir
- observasi karakteristik batuk

2). Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas sekresi, spasme
bronkus.
- kaji frekuensi, kedalaman pernafasan
- tinggikan kepala
- auskultasi bunyi nafas

3). Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.


- ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
- berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat
- berikan dorongan penggunaan pelatihan otot – otot pernafasan jika diharuskan
4).Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah.
- kaji kebiasaan diit
- auskultasi bunyi usus
- berikan perawatan oral
- timbang berat badan sesuai indikasi
- konsul dengan ahli gizi

5).Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan


oksigenasi.
- Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
- Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
- Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
- Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
6).Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan dirumah.
- Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
- Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
- Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
- Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
- Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7).Resiko infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit


kronis.
- awasi suhu
- observasi warna, bau sputum
- Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan sputum.

Anda mungkin juga menyukai