Anda di halaman 1dari 36

Kromatografi Gas

Dasarnya
Pemisahan Senyawa Dengan Elusi
Gas
Istilah Istilah Dalam Kromatografi Gas
• Kromatografi adalah metode analisa kimia
berdasarkan pemisahan senyawa penyusun
sampel dengan elusi.
• Elusi adalah mengalirnya fasa gerak (bersama
sampel) tetapi ditahan oleh fasa diam.
• Fasa gerak adalah fluida ( cairan atau gas) yang
dipaksa mengalir melalui fasa diam.
• Fasa diam adalah zat yang ditempatkan secara
tetap dalam kolom atau permukaan padat yang
berguna untuk menahan senyawa penyusun
sampel yang dibawa fasa gerak.
Istilah Istilah Dalam Kromatografi Gas
• Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan
suatu senyawa penyusun sampel untuk
melewati fasa diam.
• Kromatograf adalah alat untuk menjalankan
metode kromatografi.
• Kromatogram adalah grafik waktu melawan
signal yang dihasilkan kromatograf.
Gambaraan Pemisahan
Macam Macam Kromatografi
No. Nama Fasa diam Fasa gerak Keterangan
1 Thin layer Lapis tipis padatan cair klasik
Chomatography
(TLC)
2 Kromatografi Padat dalam cair klasik
kolom kolom
3 Kromatografi gas cair pada gas
permukaan padat
4 Kromatografi gas padat gas
padat
5 HPLC ( High Padat cair
Performance Liquid
Chromatography)
Kromatografi Gas
• Fasa gerak yang dipakai berupa gas, disebut juga
gas pembawa.
• Fasa diam berupa cairan yang dijerap pada
padatan pendukung dalam kolom.
• Sampel berbentuk gas pada suhu operasi.
Jadi hanya zat yang bisa diuapkan (volatil)
yang bisa dianalisa dengan kromatografi gas.
Instrumentasi

Berikut ini diagram alat kromatografi gas


Gas Pembawa
• Gas inert yang kemurniannya sangat tinggi
UHP five nine.
• Gas yang biasa dipakai , helium nitrogen atau
hidrogen.
• Pemilihan gas yang dipakai tergantung pada
jenis ditektor yang digunakan.
• Kecepatan gas selama operasi harus tetap,
besarnya tergantung jenis kolom yang dipakai.
Injeksi Sampel
• Sampel diinjeksikan ditempat injeksi yang suhunya
minimum 50o C diatas titik didihnya.
• Banyaknya sampel yang diinjeksikan tergantung pada
jenis kolom dan fasa sampel pada suhu kamar.
Kolom packing 10 – 50 μl untuk sampel cair dan
5- 10 ml untuk sampel gas.
Kolom kapiler 1-5 μl untuk sampel cair dan
0,5- 1 ml untuk sampel gas.
Tempat injeksi sampel
Kolom
• Kolom merupakan komponen yang sangat
penting pada kromatografi. Ditempat inilah
pemisahan terjadi.
• Ada dua jenis kolom , kolom packing dan
kolom kapiler.
Kolom
• Kolom packing berupa silinder terbuat dari stainless
steel, tembaga dll. Panjannya 0,5 – 3 m dengan
diameter dalam 4 – 5 mm.
• Kolom packing diisi padatan pendukung yang telah
dilapisi fasa diam dengan ukuran seragam 60 -100
mesh.
• Kolom kapiler berupa silinder kapiler dengan diameter
dalam 0,1 -0,75 mm. Bagian dalam kapiler dilapisi lapis
tipis fasa diam dengan tebal kira-kira 30 μm.
• Kolom ditempatkan dalam oven supaya suhunya bisa
diatur untuk mendapatkan kromatogram yang baik.
Fasa Diam
• Pemisahan yang terjadi pada sampel sangat
tergantung pada fasa diam pengisi kolom.
• Fasa diam berupa cairan inert, stabil secara
termal dan mempunyai titik didih tinggi
(minimum 100o C diatas suhu operasi).
• Sampel harus mudah larut dalam fasa diam.
Jadi secara umum polaritas fasa diam (sering
disebut polaritas kolom) harus mirip dengan
polaritas sampel.
Fasa Diam Nama dagang Suhu Polaritas
maximum
oC

Polydimetilsiloxan SE-50 350 Non polar


Poli(penilmetil dimetil )siloxan SE-52 350 Semi polar
Poli(penilmetil) siloxan OV-17 250 Semi polar
Polietilen glikol Carbowax 250 polar
Poli (disianoalildimetil) siloxan OV-275 240 polar
Detektor
Syarat ditektor kromatografi gas yang ideal adalah :
1. Sensitivitas tinggi sehingga dapat mendeteksi analit
lebih kecil dari 10-8 g/s
2. Stabil dan kalau diulang hasilnya sama pada range
suhu 40 – 400o C.
3. Mempunyai waktu respon yang cepat dan tidak
tergantung kecepatan alir.
4. Mempunyai respon yang sama untuk semua analit.
Paling tidak mempunyai respon yang sama untuk
analit pada golongan yang sama.
5. Tidak merusak sampel.
Jenis detektor
• Ada berbagai detector tetapi tidak ada yang
memenuhi semua syarat ideal. FID, TCD, TID (NPD),
ECD dll. Yang paling banyak dipakai adalah FID (Flame
Ionization Detector)
Flame Ionization Detector (FID)
• Pada FID keluaran kolom dibakar ion-ion yang
terbentuk menyebabkan perubahan arus
listrik.
• TCD (Thermal Conductivity Detector)
• we
Flame Photo Detector
• M,
Cara Analisa Kromatografi Gas
• Analisa Kualitatif: dengan melihat
kromatogramnya. Jumlah puncak
menunjukkan banyaknya senyawa yang
terkandung dalam sampel. Identifikasi
senyawa untuk masing-masing puncak dapat
dilakukan dengan metode coba-coba.
• Sekarang masing-masing puncak dapat
langsung teridentifikasi dengan GC-MS
• Contoh Kromatogram
Analisa Kuantitatif

• Analisa kuantitatif didasarkan bahwa proporsi


luas puncak pada kromatogram akan sama
dengan proporsi massa karbon yang
terkandung pada masing-masing senyawa
dalam sampel bila respon detektornya sama.
• Jadi % luas puncak dianggap sama dengan
prosen massa.
• Lebih baik bila digunakan standar internal.
Menghitung luas puncak
Contoh Tabulasi Luas puncak
Sample Chromatogram and Integration Report

IS
X

Ax Ais
Rx / is 
c x cis

AX = 27.01
AIS = 17.80

35
Calibration Curve with Internal Standard

Standards GC Calibration Curve for Cocaine with Internal Standard

• Each contains fixed mass of internal Cocaine Int. Std.


standard, various masses of std analyte Standard
1
mg/mL
2.50
mg/mL
5.00
cx/cis
0.500
Ax
120
Aix
600
Ax/Ais
0.200
• Calibration curve shows linear response. 2 5.00 5.00 1.000 241 601 0.401
3 10.00 5.00 2.000 480 600 0.800
Slope = response factor* 4 25.00 5.00 5.000 1198 600 1.997

Cocaine with Interal Standard


1.0 microliter injections
Ax Ais
Rx / is  2.500

c x cis 2.000
y = 0.3991x + 0.0013

1.500

Ax/Ais
Unknown
1.000
• Add known amount of internal standard
• Inject and measure Ax/Ais 0.500

• Determine cx/cis for your unknown from 0.000

calibration curve. Since cis is known, cx for 0.000 1.000 2.000 3.000
cx/cis
4.000 5.000 6.000

your unknown is simply


*This expression for the response factor is not used directly in your calculations.
cx = (cx/cis)cis The following expression which accounts for the intercept is more rigorous (in
practice the intercept is very near zero). Calculations based on the calibration data
do take the intercept into account.

Ax Ais  ( y intercept)
Rx / is  36
c x cis

Anda mungkin juga menyukai