Anda di halaman 1dari 31

Manajemen Keuangan Publik 1

Latar Belakang

 Besarnya jumlah utang Pemerintah RI

(dalam triliun Rupiah) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006* 2007** Proporsi Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan
Surat Utang Negara (SUN)
berdasarkan Mata Uang
per Desember 2007

Others
Pinjaman Luar Negeri 512 602 594 591 613 612 562 586 2.4% EUR
 . IDR 7.1%
53.1% GBP
Surat Utang Negara 652 661 655 649 662 656 748 801 0.9%

JPY
17.6%

USD
Total Utang Pemerintah 1,164 1,263 1,249 1,240 1,275 1,268 1,310 1,387 19.0%

Manajemen Keuangan Publik 2


Portofolio utang negara sangat rentan terhadap
berbagai risiko, baik berupa risiko refinancing akibat
struktur jatuh tempo yang tidak seimbang maupun risiko
pasar akibat perubahan suku bunga dan nilai tukar
Rupiah;

Risiko-risiko tersebut secara terus-menerus


harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar krisis
fiskal dapat dihindari, dengan menerapkan
strategi pengelolaan utang negara terbaik sesuai
standar yang berlaku secara internasional

Manajemen Keuangan Publik 3


Pembiayaan Defisit APBN 2000-2007
Pembiayaan Defisit APBN 2000-2007

70,0

60,0

50,0

40,0

30,0
Triliun Rp

20,0

10,0

(10,0)

(20,0)

(30,0)
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Utang 10,2 10,3 4,7 (2,6) (21,2) 12,3 9,4 46,0
Non-Utang 5,9 30,2 19,0 37,7 42,0 (1,2) 20,0 12,3
Defisit 16,1 40,5 23,7 35,1 20,8 11,1 29,4 58,3

Manajemen Keuangan Publik 4


Jenis Instrumen Utang Negara

Utang Pemerintah

Pinjaman
Surat Berharga Negara
Luar Negeri

Manajemen Keuangan Publik 5


Surat Berharga Negara (SBN)
Note:
FR – Reguler : semi anually coupon
VR – Reguler : quarterly coupon
ORI : monthly coupon Surat Berharga Negara (SBN) SBN tidak dapat
(dapat diperdagangkan) dipedagangkan

Surat Utang Negara (SUN) Surat Berharga Syariah Negara


(SBSN)

Obligasi Negara (ON) Surat Perbendaharaan Negara


(SPN)

ON – Valuta ON – Rupiah
Asing

Variable Rate - Rp Fixed Rate - Rp

Variable Rate - Fixed Rate - Reguler Zero Coupon - ORI


Reguler Reguler

10
Manajemen Keuangan Publik 6
Pinjaman Luar Negeri
Syarat
Pengem Pinjaman Luar Negeri
balian

Sumber
Pinjaman Official Creditor Private Creditor
Suppliers/
Multilateral International Government Official Creditor Leasing
Bonds
Creditor Type Private Banks
Finance Institution (Bilateral) Company
Holders

IDA/ JBIC,KfW, Korean Exim


Yankee
Lender IFAD/ SF- IBRD/ ADB/ IDB EDCF, Bank, Suppliers BAWAG, Fortis, Paribas ITOCHU
Bonds
ADB EFIC, etc Company

Kandungan Pinjaman
KE Terms KE Non-
Hibah - Pinjaman Lunak Suppliers
Lunak ECA/ INDO-06/
Keras Lunak/ Pinjaman (INPRES Kredit Ekspor (ECA)/ Credit/
(INPRES Commer Commercial
lunaknya Concessi Non-Concessional No.8 Th Non-ODA Commercia
No.8 Th cial Terms
Pinjaman onal Loan 1984)/ l Terms
1984) Terms
(credit term) ODA
Loan
Proyek Proyek Program Proyek Proyek Proyek
Purpose

Tipe Lender Buyer Supplier

Manajemen Keuangan Publik 7


Posisi Stok Utang (PLN+SUN)
(dalam triliun Rupiah) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006* 2007**

Pinjaman Luar Negeri 512 602 594 591 613 612 562 586

Surat Utang Negara 652 661 655 649 662 656 748 801

Total Utang Pemerintah 1,164 1,263 1,249 1,240 1,275 1,268 1,310 1,387

Manajemen Keuangan Publik 8


Proporsi Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan
Surat Utang Negara (SUN)
berdasarkan Mata Uang
per Desember 2007

Others
2.4% EUR
IDR 7.1%
53.1% GBP
0.9%

JPY
17.6%

USD
19.0%

Manajemen Keuangan Publik 9


Tujuan Pengelolaan Utang
• Tujuan pengelolaan utang negara dalam jangka panjang adalah untuk
meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali.

 Menjamin terpenuhinya financing gap dan fiscal sustainability yang


sesuai dengan kondisi ekonomi makro, serta lowest possible cost;
 Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang
terutama untuk meminimalkan risiko, baik risiko pasar maupun
risiko refinancing;
 Mengembangkan upaya-upaya agar pinjaman yang sudah
direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan perkiraan biaya;
• Untuk Surat Utang Negara (SUN), sesuai pasal 9 UU no 24 tahun
2002, pengelolaan SUN juga diharapkan dapat mendukung
pengembangan pasar SUN (Primary dan Secondary Market).

Manajemen Keuangan Publik 10


Tujuan Penyusunan Strategi Pengelolaan Utang Negara
 Memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
misalnya pasal 9 UU No.24 Tahun 2002 tentang SUN;
 Memberikan keyakinan pada investor dan kreditor bahwa
pengelolaan utang dilakukan secara transparan dan akuntabel;
 Sebagai pedoman umum pada unit pengelola utang negara agar
kebijakan yang ditempuh dapat terintegrasi dan komprehensif;
 Mendasari penyusunan indikator pengukuran kinerja utama
bagi unit pengelola utang (key performance indicators).

Manajemen Keuangan Publik 11


Ruang Lingkup Strategi Pengelolaan Utang Negara
 Pengelolaan atas utang negara yang langsung membebani
APBN, yaitu pinjaman luar negeri (external loans) dan SUN
yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Departemen Keuangan.
 Strategi Pengelolaan Utang Negara dievaluasi minimal sekali
dalam setahun agar sesuai dengan perkembangan lingkungan
dan kondisi pasar keuangan.

Manajemen Keuangan Publik 12


KEBIJAKAN UTANG NEGARA
 Pedoman umum:
 UU No. 17 Tahun 2003 dan PP No 23 Tahun 2003, mengatur
 Jumlah kumulatif defisit APBN < 3% PDB;
 Jumlah kumulatif pinjaman pemerintah pusat dan Pemda
< 60 % PDB tahun bersangkutan.
 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 447/Kmk.06/2005 Tentang
Strategi Pengelolaan Utang Pemerintah Tahun 2005-2009

Manajemen Keuangan Publik 13


Perangkat Peraturan Pendukung
 SUN, diatur :
UU No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara;
 Pinjaman dan Hibah LN diatur :
▪ Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2006 tentang Tatacara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri dan
Tatacara Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
▪ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2006
tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri

Manajemen Keuangan Publik 14


Risiko Utama Portofolio Utang Negara

 Risiko Kesinambungan Fiskal adalah risiko meningkatnya beban


pembayaran utang yang menyebabkan krisis utang dalam suatu
tahun anggaran;
 Risiko Nilai Tukar adalah peningkatan pembayaran utang
pemerintah karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap valuta
asing;
 Risiko Tingkat Bunga adalah risiko peningkatan pembayaran utang
pemerintah karena kenaikan tingkat bunga mengambang;
 Risiko Pembiayaan Kembali adalah risiko ketidakseimbangan
maturity profile utang pemerintah pada suatu tahun tertentu;
 Risiko Operasionaladalah risiko tidak beroperasinya pengelolaan
utang karena kegagalan dalam tingkat tehnis yang disebabkan oleh
antara lain human error;

Manajemen Keuangan Publik 15


Kendala Yang Dihadapi
 Daya serap pasar SUN yang masih terbatas.

 Likuiditas pasar SUN yang belum optimal

 Pengadaan pinjaman luar negeri memakan waktu


yang cukup lama.

 Belum berkembangnya pasar instrumen derivatif.

Manajemen Keuangan Publik 16


Strategi Pengelolaan Utang Negara (1)
1. Borrowing Strategy Pinjaman Luar Negeri
 Pinjaman baru secara lebih selektif
 Memperbaiki manajemen utang untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pinjaman luar negeri
 Mengupayakan restrukturisasi utang luar negeri
 Penataan Pengelolaan Utang Luar Negeri Aspek
Pengeluaran.

Manajemen Keuangan Publik 17


Strategi Pengelolaan Utang Negara (2)
2. Strategi Pengelolaan Utang Luar Negeri

1. pengurangan komitmen utang luar negeri


2. senantiasa meningkatkan porsi utang dengan bunga
tetap (fixed rate),
3. memanfaatkan fasilitas penjadwalan
utang/moratorium/rescheduling
4. pemanfaatan fasilitas debt swap dari kreditor

Manajemen Keuangan Publik 18


Strategi Pengelolaan Utang Negara (3)
 Strategi Pengelolaan Surat Utang Negara

1. Pengelolaan portofolio surat utang negara dan risiko :


• Pengurangan Utang Negara
• Penyederhanaan Portofolio Utang Negara
• Penerbitan/Pengadaan Utang Negara dalam Mata Uang Rupiah
• Meminimalisasi Risiko Pembiayaan Kembali.
• Peningkatan Porsi Utang Negara dengan Bunga Tetap
• Penurunan Porsi Kredit Ekspor dan Pinjaman Komersial
2. Pengembangan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder :
• Pengembangan pasar perdana
• Pengembangan pasar sekunder
• Penerapan Prinsip Pengelolaan Utang Negara yang Baik

Manajemen Keuangan Publik 19


Siklus Pinjaman Luar Negeri

KEMENTRIAN/ PRIORITAS CGI MEETING


BAPPENAS PENILAIAN
LEMBAGA BLUE BOOK PLEDGE

USULAN PERTEMUAN
PROYEK KONSULTASI

APPRAISAL
MISSION

KONTRAKTOR LENDER BILATERAL


MEETING

KPKN
KPKN JKT VI BI
DAERAH NEGOSIASI
LOAN
SPP-PL, L/C
SPP- SLA
RK LOAN
CONTRACT TENDER EFFECTIVENESS LOAN SIGNING

NPPHLN
DIPA

Manajemen Keuangan Publik 20


TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN LUAR NEGERI
PMK No 143/PMK.05/2006
tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau
Hibah Luar Negeri

1. Pembukaan Letter of Credit (L/C)


2. Pembayaran Langsung (Direct Payment)
3. Rekening Khusus (Special Account)
4. Penggantian Pembiayaan Pendahuluan
(Reimbursement)

Manajemen Keuangan Publik 21


(a) SKEMA PEMBUKAAN LETTER OF CREDIT
BANK
BUKA
KORESPONDEN
8 LC
9 6
TAGIHAN LOC 5a
10
PPHLN/LENDER P-LOC
SUPPLIER 5 6a
LN NOD

7 11
REKANAN/ 4 BI atau bank lain
IMPORTIR BUKA LC yg ditunjuk

PEMBERITAHUAN 2 12
-SKPD L/C SKPD L/C NDLC
2
3
1
P.A. / K.P.A. SPP – SKPD L/C KPPN

DJPU NOD SP3


13
Manajemen Keuangan Publik 22
KETERANGAN SKEMA PEMBUKAAN
LETTER OF CREDIT (Pasal 4)
1. PA/KPA mengajukan SPP-SKPD L/C kepada KPPN Khusus disertai KPBJ.
2. KPPN Khusus menerbitkan SKPD L/C dan mengirimkan asli SKPD L/C
ke BI atau Bank yg ditunjuk, dan tembusannya ke PA/KPA dan DJBC
3. Berdasarkan SKPD L/C, PA/KPA memberitahukan kepada
rekanan/importir ybs untuk membuka LC
4. Rekanan atau importir yang diberi kuasa oleh rekanan, atas dasar KPBJ
dan master list yang disetujui oleh PA/KPA mengajukan permintaan
pembukaan L/C kepada BI atau bank lain yang ditunjuk.
5. BI atau bank lain yang ditunjuk mengajukan permintaan kepada PPHLN
untuk menerbitkan pernyataan kesediaan melakukan pembayaran
(letter of commitment)/ P-LOC.
5a PPHLN menerbitkan Special of Commitment/Letter of Commitment dan
kemudian disampaikan kepada Bank Koresponden.
6. Atas dasar permintaan pembukaan L/C dari rekanan/importir disertai
master list. BI atau bank lain yang ditunjuk melaksanakan pembukaan
L/C.
6a BI atau bank lain yang ditunjuk menyampaikan tembusan dokumen
pembukaan L/C kepada KPPN Khusus.

Manajemen Keuangan Publik 23


KETERANGAN SKEMA PEMBUKAAN
LETTER OF CREDIT

7. Rekanan/importir melaksanakan impor barang dari Supplier luar


negeri.
8. Atas dasar pembukaan L/C dari BI atau bank lain yang ditunjuk, Letter
of Commitment serta dokumen realisasi L/C, Bank Koresponden
melakukan penagihan kpd PPHLN untuk dibayarkan kepada
rekanan/supplier luar negeri.
9. PPHLN melaksanakan pembayaran kepada Bank Koresponden.
10. Bank Koresponden melakukan pembayaran kepada rekanan/supplier
luar negeri
11. PPHLN mengirimkan Notice of Disbursement atas pembayaran Bank
Koresponden kepada Dit DJPU cq Dit. EAS
12. Atas dasar realisasi L/C, BI atau bank membuat Nota Disposisi L/C
(NDLC) dan menyampaikan tembusannya kepada KPPN Khusus (ayat 7
& 9)
13. Atas dasar SKPD L/C dan Nota Disposisi L/C, KPPN Khusus Jkt VI
menerbitkan & Membukukan Surat Perintah Pengesahan Pembayaran
(SP3) & menyampaikannya kpd :
(a) PA/KPA sbg dasar pembukuan SAI dlm hal L/C dibuka di BI
(b) PA/KPA dan BI dlm hal L/C dibuka di bank lain,

Manajemen Keuangan Publik 24


(b) SKEMA PEMBAYARAN LANGSUNG

REKANAN
4
TAGIHAN
1

P.A. / K.P.A.

SPP-APD-PL
2
3
6 KPPN VI WA PPHLN/LENDER
SP3

6 NOD
BI 5
5
DJPU
Manajemen Keuangan Publik 25
KETERANGAN SKEMA PEMBAYARAN LANGSUNG (Pasal 5)

1. Rekanan mengajukan tagihan kepada Pengguna


Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)
2. Berdasarkan KPBJ, PA/KPA menyampaikan Surat Permintaan
Penarikan Aplikasi Penarikan Dana Pembayaran Langsung (SPP
APD-PL) kepada KPPN
3. Berdasarkan SPP APD-PL, KPPN menerbitkan APD-PL/
Withdrawal Application dan mengirimkannya kepada PPHLN.
4. Berdasarkan WA, PPHLN melakukan pembayaran langsung
kepada rekening rekanan
5. Atas pembayaran tsb, DJPU menerima Notice of Disbursement
(NOD) untuk dibukukan sebagai penarikan pinjaman dan
meneruskannya ke KPPN Khusus Jakarta VI.
6. Atas dasar NOD yang diterima dari DJPU, KPPN Khusus Jakarta
VI menerbitkan dan menyampaikan Surat Perintah
Pembukuan/Pengesahan (SP3) kepada BI dan PA/KPA.

Manajemen Keuangan Publik 26


(c) SKEMA REKENING KHUSUS

7 REKANAN
10 LENDER/ 12
NOD
Initial
DONOR
3 deposit
4
2 WA DJPU
9
PA/KPA
1 DJPB SPM,SPP-
RK 6 SKM RK LC

3A
BI / Bank lain 6 Copy SP2D
yg ditunjuk
8
11
Nota pemin KPPN 5
dahbukuan
uang
6 SP2D /
SKM RK L/C
Manajemen Keuangan Publik 27
KETERANGAN SKEMA MELALUI
REKENING KHUSUS (pasal 6)

1. Atas dasar NPHLN DJPB cq. Dit. PKN mengajukan permintaan


pembukaan Rekening Khusus (Reksus) ke BI atau bank lain yg
ditunjuk.
2. Setelah Reksus dibuka, sesuai ketentuan dalam NPHLN DJPB
mengajukan permintaan Initial Deposit kepada Lender (ayat1).
3. Lender/PPHLN mengisi dana Initial Deposit ke Reksus di BI atau
bank lain yg ditunjuk. 3A Perdirjen DJPB disampaikan ke KPPN
4. Rekanan mengajukan tagihan ke Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran(PA/KPA).
5. PA/KPA mengajukan SPM atau SPP-SKM RK LC ke KPPN
6. Atas dasar SPM dari PA/KPA, KPPN menerbitkan SP2D untuk
disampaikan kepada PA/KPA, BI, Dit PKN dan atas dasar SPP-SKM
RK L/C, KPPN menerbitkan SKM RK-L/C atas beban Reksus dikirim
ke BI atau bank

Manajemen Keuangan Publik 28


KETERANGAN SKEMA PEMBAYARAN
MELALUI REKENING KHUSUS
7. Atas dasar SP2D atau SKM RK LC yang diterbitkan KPPN dan
penyerahan dokumen L/C oleh supplier melalui Bank Koresponden,
BI atau bank lain melakukan pembebanan RK dan
memindahbukukan ke rekening rekanan/bendaharawan (ayat 4)
8. Berdasarkan dok realisasi RK L/C, BI atau bank menyampaikan nota
disposisi L/C kpd KPPN (ayat 8 &10)
9. Atas copy SP2D dari KPPN, Dit PKN menyampaikan Withdrawal
Application (WA) kepada Lender untuk dibuatkan replenishment
pengisian
10. PPHLN menransfer dana ke reksus
11. Berdasarkan transfer oleh PPHLN, Bank Indonesia atau Bank lain
yang ditunjuk membuat nota pemindahbukuan uang:
 Debet : Rekening Bank Koresponden
 Kredit : Rekening Khusus
12. PPHLN menyampaikan NOD ke Ditjen Pengelolaan Utang

Manajemen Keuangan Publik 29


(d) PENGGANTIAN PEMBIAYAAN
PENDAHULUAN (REIMBURSEMENT)
KHUSUS UNTUK PENERUSAN PINJAMAN

3 LENDER
NOD
4
3
Penerima Rek.
Penerusan 4
Pinj (PPP)

Bukti & DJPU


rencana 2

APD

KPPN
1 SP2D
5 SP3
Manajemen Keuangan Publik 30
KETERANGAN SKEMA PENGGANTIAN
PEMBIAYAAN PENDAHULUAN

1. Penerima Penerusan Pinjaman (PPP) mengajukan


bukti-bukti pengeluaran pembiayaan pendahuluan
dan rincian rencana penggunaan uang kepada
KPPN
2. KPPN mengajukan Aplikasi Penarikan Dana (APD)
kepada PPHLN dilampiri SP2D-(Pembiayaan
Pendahuluan) dan dokumen pendukung lainnya
yang dipersyaratkan oleh PPHLN
3. Atas dasar APD, PPHLN melakukan penggantian
(reimbursement) untuk Rekening PPP
4. Atas dasar APD, DJPU menerima NOD dari lender
5. Berdasarkan NOD yang diterima, KPPN
menerbitkan SP3. Surat Perintah
Pembukuan/Pengesahan (SP3)
Manajemen Keuangan Publik 31

Anda mungkin juga menyukai