DEHIDRASI
ADIBURROHMAN PW
16710251
Dehidrasi derajat ringan-sedang
Dapat diatasi dengan efektif melalui pemberian cairan ORS (oral rehydration
solution) untuk mengembalikan volume intravaskuler dan mengoreksi
asidosis.
• Jenis ORS yang diterima sebagai cairan rehidrasi adalah dengan kandungan
glukosa 2-3 g/dL, natrium 45-90 mEq/L, basa 30 mEq/L, kalium 20-25
mEq/L, dan osmolalitas 200-310 mOsm/L
Defisit cairan harus segera dikoreksi dalam 4 jam dan ORS harus diberikan
dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk meminimalkan distensi lambung
dan refleks muntah. Pemberian ORS sejumlah 5 mL/menit.
Jika muntah tetap terjadi, ORS dengan NGT (nasogastric tube) atau NaCl 0,9%
20-30 mL/kgBB selama 1-2 jam dapat diberikan untuk mencapai kondisi
rehidrasi.
Dehidrasi Derajat Berat
• Tahap Pertama fokus untuk mengatasi kedaruratan dehidrasi yang
membutuhkan penanganan cepat.
• Jumlah IWL adalah antara 400-500 mL/m2 luas permukaan tubuh dan
dapat meningkat (demam dan takipnea).
• Skor Daldiyono:
Muntah 1
Serak 2
Kesadaran apatis 1
Somnolen, sopor, koma 2
Tekaan sistolik kurang sama dengan 90 2
Nadi lebih sama dengan 120 1
Kussmaul (lebih sama 30x/m) 1
Turgor kulit kurang 1
Facies kolerika 2
Ekstremitas dingin 1
Jari tangan keriput 1
Sianosis 2
Usia (lebih sama 50th) -1
Usia (lebih sama 60th) -2
• Kebutuhan cairan = skor/15x10%xBB (kg) x 1L
-- 15% EBV
NORMO -- 30% EBV
VOLEMIA -- 50% EBV
EBV : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
Hb total : 0.14 x 4200 = 588 gm
Hb hilang : 0.14 x 1500 = 210 gm Setelah Infus RL 4000 ml = Normovolemia
14
Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan
Pengganti: Tujuan dan Desain
Choi et al 1999. 15
Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan
Pengganti: Hasil
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen ekstraselular Tetap berada di komponen
Mengurangi peningkatan cairan paru intravaskular
Meningkatkan fungsi organ setelah operasi volume yang diperlukan lebih
Reaksi anafilaktik minimal
sedikit
Choi et al 1999. 16
Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan
Pengganti: Kesimpulan
17
Studi Kristaloid vs Koloid Pada
Kematian: Tujuan dan Desain
Kesimpulan:
- Tidak ada keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
koloid pada resusitasi
Batasan:
- Karakteristik pasien membuat percobaan menjadi tidak bisa
dibandingkan
- Adanya perbedaan dalam aturan resusitasi
- Perbedaan konsentrasi/tipe dari kristaloid/koloid yang digunakan
20
Risiko-Risiko Transfusi
21
Transfusi (lanjutan)
Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-produk darah:
Transfusi hanyalah salah satu unsur resusitasi
Mengikuti panduan petunjuk nasional untuk mengambil keputusan
pemberian transfusi, pertimbangan:
- Risiko dan manfaat bagi pasien secara individual
- Diharapkan adanya tingkat kemajuan
- Ada indikasi untuk melakukan transfusi
- Cairan alternatif untuk resusitasi
- Kemampuan untuk memantau keadaan pasien
22
Alternatif Untuk Transfusi
23
Pencegahan Terhadap Syok Akibat
Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang:
Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan pembedahan
untuk meminimalkan hilangnya darah pada operasi
Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan
Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan
Penatalaksaan terhadap perdarahan pascapersalinan
24
Penatalaksanaan Penyebab Khusus:
Infeksi
Apabila fasilitas memadai: kumpulkan contoh-contoh darah, urin,
dan nanah untuk kultur
Berikan antibiotik untuk mengobati infeksi aerob dan an-aerob
hingga bebas demam selama 48 jam :
- Penisilin G 2 juta unit atau ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
- Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
- Ditambah metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
- Jangan berikan melalui mulut
Ulangi penilaian kondisi pasien
25
Syok: Penatalaksanaan Lanjutan
ACOG 1997. 26
27
Rujukan
ACOG. Hemorrhagic shock. Educational Bulletin #235, 1997.
Choi PT-L et al. 1999. crystalloid vs. colloids in fluid resuscitation: A
systematic review. Critical Care Medicine 27( 1): 200-210.
Scheirhout and Roberts 1998. Fluid resuscitation with colloid or crystalloid in
critically ill patients: A systematic review of randomized trials. BMJ 316:961-
964.
28