Trauma Asam
b. Trauma Basa / Alkali
Komplikasi:
Simblefaron
kekeruhan kornea
katarak disertai dengan terjadinya ftisis bola mata.
• Talaks :
– irigasi dengan garam fisiologik sekitar 60 menit
segera setelah trauma
– sikloplegia, antibiotika, EDTA diberikan segera
setelah trauma 1 tetes tiap 5 menit selama 2 jam
(tujuan : mengikat sisa basa & u/ netralisir
kolagenase yang terbentuk pada hari ketujuh post
trauma)
– AB lokal cegah infeksi
– Analgetik & anastesi lokal nyeri
TRAUMA MATA
Trauma Tumpul pada Mata
• Fraktur basis kranii → darah masuk kedlm kedua rongga orbita mll
fisura orbita → Hematom kacamata
• Talaks
– kompres dingin → menghentikan perdarahan
– kompres hangat pada kelopak → memudahkan absorpsi darah
TRAUMA TUMPUL
KONJUNGTIVA
Edema Konjungtiva
• Talaks :
- Dekongestan → cegah pembendungan cairan didalam
selaput lendir konjungtiva.
- Edem konjungtiva berat → disisi → cairan konjungtiva
kemotik keluar melalui insisi tsb.
Hematoma Subkonjungtiva
• Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat dibawah
konjungtiva → arteri konjungtiva dan arteri episklera.
• Gambaran klinis:
- Perdarahan akibat trauma tumpul → perlu dipastikan tidak
terdapat robekan dibawah jaringan konjungtiva atau sklera.
• Pemeriksaan : funduskopi
- Mata ditutup
Bedah
Parasentesis
mengeluarkan darah dari COA dg cara membuat insisi
kornea 2mm dr limbus ke arah kornea, sejajar
permukaan iris.
- bila darah tidak keluar seluruhnya dibilas garam
fisiologik
- luka bekas insisi tidak perlu dijahit
Glaukoma sekunder
Imbibisi kornea
Siderosis bulbi ftisis bulbi dan kebutaan
• Terjadi setelah adanya trauma tumpul lensa
Putusnya zonula zinn yg mengakibatkan kedudukan
lensa terganggu
• Dapat parsial/total
• Dislokasi parsial: biasanya tidak menimbulkan
gejala
• Lensa mengambang di vitreus: pasien mangalami
kabur penglihatan, matanya biasanya merah
36
1. Subluksasi lensa (partial) : ptsnya sebagian
zonula Zinn sehinnga lensa berpindah tempat,
spontan pasien menderita kelainan pada
zonula Zinn yg rapuh (sindrom Marphan).
2. Luksasi lensa (total) : seluruh zonula Zinn di
sekitar ekuator putus akibat trauma lensa
dpt msk ke dlm bilik mata depan.
• Terdapat gambaran : iriodonesis (getaran iris jika pasien
menggerakkan mata)
• Komplikasi :
• Glaukoma sekunder penutupan sudut bilik mata oleh
lensa yg mencembung.
• Uveitis
• Jika tdk terjadi penyulit tdk dilakukan pengeluaran
lensa & diberi kacamata koreksi yg sesuai.
Luksasi Lensa Anterior :
Gejala : penglihatan ↓ mendadak, mata merah
dengan blefarospasme, muntah, injeksi siliar, edema
kornea, lensa di dalam bilik mata depan, iris
terdorong ke blkg dgn pupil yg lebar, TIO ↑
Tatalaksana : dikeluarkan lensanya & diberikan
asetazolamid (u/ me↓ TIO)
Luksasi Posterior :
Gejala : adanya skotoma, afakia.
Penyulit : glaukoma fakolitik/uveitis fakotoksik.
Tatalaksana : jika terjadi penyulit ekstraksi lensa.
Cedera pada mata dapat akibat trauma
perforasi maupun tumpul terlihat sesudah
beberapa hari atau tahun.
Trauma tumpul : katarak sub kapsular anterior/
posteriot.
Kontusio lensa : katarak seperti bintang / katarak
tercetak (imprinting) yang disebut cincin Vossius.
Trauma tembus : timbul katarak lebih cepat,
perforasi kecil akan menutup dg cepat akibat
proliferasi epitel shg bentuk kekeruhan terbatas
kecil.
Trauma tembus besar pd lensa : timbul katarak
cepat + masa lensa di dalam bilik mata depan
Masa lensa bercampur dengan makrofag dgn
cepatnya (endoftalmitis fakoanafilaktik)
Lensa dengan kapsul anterior saja yg pecah
akan mjerat korteks lensa cincin Soemering
/ mutiara Elsching (bila epitel lensa
berproliferasi aktif)
Pengobatan katarak traumatik tergantung pada
saat terjadinya.
- anak : pertimbangkan akan kemungkinan
terjadinya ambliopiapasang
lensa intraokular primer/sekunder.
Jika ada penyulit (glaukoma,uveitis,dll) sgr
ekstraksi lensa. >> orang tua
EDEMA RETINA DAN
ABLASI RETINA
KOROID
• Ps. B’bakat tjd ablasi :
Trauma tumpul pd retina – Retina tipis
--> edema retina, p’lihatan – Miopia
– Proses deg.
↓ • Keluhan :
Edema retina akan – Adanya selaput sprt tabir
mengganggu lapang pandangnya
memberikan wrn retina yg – Bl terkena makula atau tertutup
lbh abu2 -- akb sukarnya daerah makula -- > visus ↓
melihat jar koroid mll • Px funduskopi :
– Retina wrn abu-abu
retina yg sembab – p.d t’lihat terangkat n berkelok-
Umumnya p’lihatan akan kelok atau kdng2 terlihat
terputus2
N kembali stlh bbrp wkt, • Th/ : pembedahan
akan tetapi p’lihatan b(-)
akb tetimbunnya daerah
makula oleh sel pigmen
Trauma Mengakibatkan kelainan jaringan dan
susunan jaringan di dalam mata yang dapat
mengganggu pengaliran cairan mata
sehinggan menimbulkan glaukoma sekunder.
Glaukoma kontusio sudut
Trauma Tergesernya pangkal iris ke
belakang Robekan dan gangguan fungsi
trabekulum hambatan pengeluaran cairan
mata.
Pengobatan sama dengan glaukoma sudut
terbuka. Tidak terkontrol pembedahan
Glaukoma dengan dislokasi lensa
Trauma Tumpul zonula zinn putus
kedudukan lensa tidak normal iris
terdorong ke depan penutupan sudut bilik
mata menghambat pengaliran keluar cairan
mata.
Pengobatan Mengangkat penyebab (lensa)
TIO ↑ biasanya oleh karena tersumbatnya jalinan
trabekula oleh :
Darah (hifema) setelah trauma tumpul
Sel-sel radang pada uveitis
Pigmen dari iris pada sindroma dispersi pigmen
Deposisi bahan yang dihasilkan oleh epitel lensa, iris,
dan badan siliar pada glaukoma pseudoeksfoliatif
Obat-obatan yang ↑ resistensi jaringan (glaukoma
terinduksi steroid)
Pada kornea
Waktu
(Segera) Pembengkakan klopak mata penekanan
kornea
(2-3hr) Ektropion & retraksi klopak mata krn edem
Radiasi ultraviolet keratitis superfisial yg nyeri pd
6-12 jm stlh paparan (snow blindness)
Radiasi dari gerhana matahari tnp filter yg
adekuat luka bakar pd makula buta
Radiasi X-Ray katarak
Kelopak mengalami trauma edema dan
ekimosis atau bercak perdarahan kulit
warna kemerahan pada kulit
Ekimosis kelopak akan berubah perlahan-lahan
dari coklat-hijau dan kuning
Darah diserab jaringan fibrosis jaringan
parut kelumpuhan otot penggerak mata
ptosis
Ekimosis dan edema kelopak akibat trauma
tumpul akan berkurang dan menghilang
dengan sendirinya
Kompres dingin pda 48 jam pertama
mengurangi gejala, teruskan dengan kompres
hangat
Laserasi kelopak dan kanalikuli bila terjadi
perlu segera diperbaiki
Trauma tajam atau tumpul yang keras dapat merusak
kelopak secara luas sehingga terjadi kelainan berupa
laserasi kelopak.
Laserasi dapat disertai dengan kerusakan kanalikuli
lakrimal yang merupakan saluran ekskresi sistem
lakrimal mata.
Adalah penting diperhatikan bahaya dari
hilangnya bagian kelopak yang dapat
mengakibatkan hilangnya lindungan bola mata
terhadap dunia luar.
Pada keadaan ini diperlukan penutupan segera
bola mata yang tidak terlindung oleh kelopak.
Sinar inframerah
Sinar ultraviolet
Sinar X dan sinar terionisasi
• Terjadi saat menatap gerhana matahari dan
pada saat bekerja dipemanggangan
• Kerusakan terjadi akibat konsentrasinya sinar
merah terlihat
• Sinar infra merah akan mengakibatkan keratitis
superfisial, katarak kortikal anterior-posterior
dan koagulasi pada koroid
• Dapat terjadi skotoma menetap ataupun
sementara
Tempat pemanggangan kaca kaca mencair
mengelurkan sinar infra merah orang
berdiri jarak 1 kaki selama 1 menit didepan
kaca yg mencair dan pupilnya midriasis
suhu lensa naik 9°C dan iris mengabsorbsi
sinar infra merah akan panas katarak dan
eksfoliasi kapsul lensa
Tidak ada pengobatan kecuali mencegah
terkenanya mata oleh sinar infra merah ini
Steroid lokal dan sistemik cegah
terbentuknya jaringgan parut pada makula
atau untuk mengurangi gejala radang yang
timbul
• Sinar uv banyak terdapat saat bekerja las dan
mentap sinar matahari atau pantulan sinar
matahari di atas salju
• Sinar uv akan segera merusak epitel kornea
• Kerusakan terbatas pada kornea sehingga
kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata
terlihat
• Kerusakan segera baik kembali dan tidak akan
memberikan gangguan tajam penglihatan yg
menetap
Keluhan 4-10 jam setelah trauma
Mata terasa sangat sakit, seperti kelilipan atau
kemasukan pasir
Fotofobia, blefarospasme, konjungtiva kemotik
Kornea infiltrat di permukaan, keruh
Uji fluoresensi positif
Pupil terlihat miosis, tajam penglihatan
terganggu
Dapat sembuh tanpa cacat
Bila radiasi berjalan lama kerusakan
permanen dan kekeruhan pada kornea
Pengobatan : siklopegia, antibiotik lokal,
analgetik, dan mata ditutup selama 2-3 hari
Biasanya sembuh setelah 48 jam
Dibedakan dalam bentuk :
Sinar alfa yg dapat diabaikan
Sinar beta yg dapat menembus 1 cm jaringan
Sinar gama
Sinar X
• Sinar ionisasi dan sinar X katarak dan rusaknya
retina
• Dosis kataraktogenik bercariasi dengan energi dan
tipe sinar, lendsa yg lebih muda dan lebih peka
• Akibat sinar pada lensa pemecahan diri sel
epitel secara tidak normal
• Sinar X merusak retina gambaran seperti yg
diakibatkan DM dilatasi kapiler, perdarahan,
mikroaneuris mata, dan eksudat
Luka bakar sinar X merusak kornea
kerusakan permanen yg sukar diobati (terlihat
sebagai keratitis dengan iridosiklitis ringan)
Pada keadaan berat parut konjungtiva sel
goblet Ganggu fungsi air mata
Antibiotik topikal dengan steroid 3x sehari dan
siklopegik 1x sehari
Jika terjadi simblefaron pada konjungtiva
pembedahan
• Cause
(1) overpressure
(2) thermal or caustic burns
(3) blunt or penetrating injuries
(4) barotrauma
Overpressure
Mild(slap) mild hearing loss, aural fullness, and
mild tinnitus
Blast temporal bone fracture,ossicular
discontinuity, or high-frequency sensorineural
hearing loss
Clinic presentations
Otalgia
Bleeding
Fullness
Hearing loss: conductive HL or
mixed HL
Tinnitus
Shape of perforation is split
• Penetrating trauma
– perforation of the tympanic membrane ossicular
disruption, facial nerve, and other middle ear
injuries
– Sign & symptom
• blood in the middle ear or ear canal
• the presence of vertigo or dizziness
• conductive loss greater than 25 dB
• sensorineural hearing loss
• a facial paralysis
• Managing Penetrating trauma
– ear canal should be suctioned and cleaned
undermicroscopic vision
– tympanic membrane and middle ear should be
carefully inspected
– complete neurotologic examination, facial nerve
evaluation
– examination for nystagmus, gait stability, fistula test,
Romberg’s test, and Dix-Hallpike test
– CT / MRI the temporal bone
Tympanic perforation
Central perforation
Marginal perforation
Blood crust
If skull base fracture is occurred with CSF
leakage, clear fluid is observed.
Exclude between trauma to ossicular chain or
to inner ear.
The audiometry can provide useful informations.
Conductive hearing loss suspicion for ossicular
discontinuity
Sensorineural HL inner ear injury
• Larger perforation self healing chance
FR & etiologi:
FR: Pria,usia muda
Etiologi sering: kecelakaan motor / sepeda, terjatuh,
kejang
trauma tumpul ke lateral tengkorak (sering)
fraktur longitudinal (80%)
Mengikuti axis CAE ke celah telinga tengah
berjalan ke anterior bersama2 dg ganglion
geniculatus, tuba eustachius berakhir / mengarah
ke foramen lacerum
Disini otik kapsul tidak terkena
Trauma ke occipital terdorong ke arah f.
magnum fraktur temporal transversal (20%)
Fraktur menyeberang langsung ke arah petrous
fraktur kapsul otik
Tanda & Gejala:
Hearing loss, mual-muntah, vertigo
Battle sign (ekimosis postaurikuler)
Racoon sign (periorbital ecchimosis) fraktur melibatkan fossa cranial
anterior / medial
Pemeriksaan:
Laserasi CAE, bony debris di canal, hemotympanum
CSF otorrhea / rhinorrhea, paralisis n.7 kadang2
Pem. Penunjang lain:
CT scan kepala u/ cek perdarahan intrakranial (bth op segera)
hRCTscan os temporal hanya u/ kasus yg kemungkinan komplikasi (fraktur
otik kapsul, cedera n.7, kebocoran CSF)
Ps dg hemotimpanum, tanpa nistagmus & CSF, weber lateralisasi ke telinga
sakit, n.7 normal (-) perlu CT temporal
Audiometri
Harus dilakukan, namun tak perlu segera kecuali:
(+) tanda & gejala disfungsi telinga dalam
Apabila pem: gg konduktif, (-) ada fraktur kapsul
otik audiometri dapat dilakukan bbrp mgg
setelahnya memberi waktu hemotimpanum
sembuh
Facial nerve testing
Gg pendengaran konduktif
(sering) ok hemotimpanum. Kadang² ok perforasi
m.timpani, diskontinuitas osikula ( dislokasi
incudostapedial)
Gg pendengaran sensorineural
Fraktur transversal dg keterlibatan fraktur otic capsule, bs
juga tanpa fraktur otic (ok conccusion labirin)
Concussion labirin gg membran koklear / sel rambut ok
tekanan gg pendengaran frekuensi tinggi
Cedera n. VII
Fraktur longitudinal (20%), fraktur transversal (50%)
Ada onset akut / delayed. Sering (-) disadari ok ps sering
ditemukan dalam keadaan koma
• Tuli konduktif
– Hemotimpanum biasanya sembuh spontan 3-4mgg
tanpa sekuela
– Perforasi m.timpani sembuh spontan dalam 3 bln
(94%) jika tidak: myringoplasty
• Paralisis n.VII
– Tipe delayed konservatif, sembuh spontan (94-
100%). Namun ps dg (+) degenerasi neural > 90%
prog. Buruk
• Bbrp rekomendasi obs, bbrp rekomen explorasi &
dekompresi
– Tipe immediate op
Sesuai dengan keluhan pasien, kemungkinan
dia mengalami trauma di telinga tengah kanan
dan mata kanan akibat benda asing
Sebaiknya dy memakai alat pelindung saat dia
berkerja
Sebagai dokter umum melaksanakan
pertolongan pertama pada pasien
Rujuk ke dokter mata dan THT-KL
Sidarta Ilyas. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga.
Jakarta : FKUI, 2007
Paul Riordan-Eva, John PW. Vaughan and
Asbury General Ophtalmology. 17th ed. USA :
Mc Graw Hill, 2008.
Effiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DR. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi
Keenam.Jakarta: FK UI,2007
Ballengers.Disease of Ear Nose and Throat.BC
Decker Inc.