Anda di halaman 1dari 46

BED SIDE TEACHING

Febi Ramdhani Rachman
12100117143

Preseptor :
Hana Sofia Rachman, dr., Sp. A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
IDENTITAS PASIEN
– Nama : By. Ny. YN
– Jenis Kelamin : Laki-laki
– TTL : Bandung, 29 Desember 2017
– Usia : 2 hari
– Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
– Alamat : Baleendah
– Tgl Masuk : 29 Desember 2017
– Tgl Pemeriksaan : 30 Desember 2017
IDENTITAS ORANGTUA 
PASIEN
Ayah Ibu
–Nama : Tn. S –Nama : Ny. YN
–Usia : 41 tahun –Usia : 39 tahun
–Pendidikan terakhir : S1 –Pendidikan terakhir : SMA
–Alamat : Baleendah –Alamat : Baleendah
–Pekerjaan : Karyawan Swasta –Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
KELUHAN UTAMA:

Badan Kuning
Bayi laki-laki lahir dari seorang ibu P3A0. Bayi mengalami kulit badan
kuning beberapa jam setelah lahir. Keluhan kuning muncul secara tiba-tiba.
Warna kuning tipis merata berawal dari wajah, leher, dada, punggung sampai
ke bagian paha bayi. Keluhan kuning dirasakan menetap. Bayi tampak aktif
dengan napas tidak merintih. Tidak ada hambatan dalam asupan cairan, bayi
sudah BAB dalam 24 jam setelah lahir namun belum BAK.
Keluhan kuning disertai dengan bayi tidak aktif pada hari pertama.
Ibu bayi juga menuturkan ASI yang keluar pada hari pertama tidak terlalu
banyak dan bayi tidak aktif sehingga ibu pasien hanya memberikan ASI
2x pada hari pertama. Keesokan harinya, ibu bayi mulai memompakan
ASInya dan ASI sudah mulai keluar sedikit demi sedikit.
Ibu bayi menyangkal anaknya terlihat seperti pucat, adanya jantung
berdebar, sesak nafas, sulit menetek ataupun bayi menjadi terlihat
lemas. Ibu bayi menyangkal anaknya terdapat demam, penurunan
nafsu makan, muntah, ataupun air kencing yang berwarna lebih gelap
seperti air teh. Keluhan kuning tidak disertai dengan adanya perubahan
warna BAB yang berwarna seperti dempul pada anaknya. Ibu bayi
menyangkal anaknya terdapat penurunan kesadaran, kelemahan pada
otot-otot bayi, dan menangis melengking.
Ibu bayi mengatakan bahwa golongan darahnya adalah O, dan golongan darah
suaminya adalah B. Menurut ibu bayi berdasarkan keterangan dari hasil pemeriksaan,
golongan darah anaknya adalah B. Ibu bayi mengatakan pada anaknya tidak ada bagian
kepala yang terlihat lebih menonjol, tidak ada perdarahan yang keluar dari bagian anus, dan
tidak pula tampak mengalami memar-memar pada tubuh anaknya. Ibu bayi menyangkal
adanya pembesaran di bagian leher anaknya, ataupun lidah anaknya yang terlihat keluar
dan menonjol. Ibu bayi mengatakan saat hamil ibu bayi tidak mengalami penyakit diabetes
melitus ataupun mengkonsumsi obat-obatan lain selain dianjurkan oleh dokter kandungan.
Ibu bayi juga menyangkal saat persalinan ibu sedang sakit. Orangtua pasien tidak memiliki
riwayat penyakit kuning, transfusi darah, penggunaan tato atau pemakaian jarum suntik
bersama.
Bayi dilahirkan dari ibu P3A0 yang berusia 39 tahun, lahir di
RS secara spontan dengan usia kehamilan 39-40 minggu.
Menurut ibu bayi ketika lahir ketuban belum pecah dan
ketika pecah air ketuban keruh berwarna hijau.
RIWAYAT PENYAKIT 
SEBELUMNYA

Keluhan kuning baru pertama kali dialami oleh bayi. Bayi tidak
memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT 
KELUARGA

Menurut ibunya, kedua kakak bayi tidak pernah mengalami


kuning seperti yang dialami pada bayi. Tidak ada anggota keluarga
yang memiliki penyakit gangguan darah seperti darah sulit berhenti,
ataupun pucat.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN 
PERSALINAN
Bayi merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Selama
kehamilan, ibu bayi kontrol teratur di dokter spesialis kandungan
mulai dari trimester awal kehamilan hingga trimester berikutnya
sampai proses persalinan. Setiap kontrol, ibu bayi mendapatkan
multivitamin dan penambah darah dari dokter. Ibu bayi
mengatakan pada usia kehamilan 3 bulan sempat jatuh dan
pada usia 6 bulan kehamilan terdapat demam.
Ibu bayi menyangkal mengkonsumsi jamu-jamuan
atau obat-obatan lain selain yang dianjurkan oleh dokter
kandungan. Ibu bayi juga menyangkal memelihara binatang
seperti kucing dan yang lainnya. Ibu bayi menyangkal
adanya riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan,
muntah-muntah berlebih pada awal kehamilan dan
perdarahan.
Bayi dilahirkan dari ibu P3A0 yang berusia 39 tahun,
lahir di RS secara spontan dengan usia kehamilan 39-40
minggu. Bayi lahir dengan berat badan lahir 3020 gram,
panjang badan lahir 47 cm, dan lingkar kepala 32 cm. Ketika
lahir bayi langsung menangis dan gerakan tubuhnya aktif.
Menurut ibu bayi ketika lahir ketuban belum pecah dan ketika
pecah air ketuban keruh berwarna hijau.
RIWAYAT MAKANAN

0 bulan – sekarang: ASI


RIWAYAT IMUNISASI

Bayi belum di imunisasi apapun semenjak lahir.


RIWAYAT TUMBUH 
KEMBANG
– Motorik kasar : gerakan seimbang
– Motorik halus :-
– Personal sosial : menatap wajah orang yang berinteraksi dengannya
– Bahasa : bereaksi terhadap suara, bersuara
KEHIDUPAN SOSIAL, 
EKONOMI, LINGKUNGAN
Ayah bayi seorang pegawai swasta dan ibu bayi seorang ibu
rumah tangga. Bayi merupakan anak dari keluarga dengan tingkat
sosio-ekonomi menengah keatas.
PEMERIKSAAN FISIK (30/12/17)
– Keadaan umum : tampak sakit sedang
– Kesadaran : aktif, menangis kuat
– Tanda vital (30/12/2017):
- Nadi : 152 kali / menit, reguler, equal, isi cukup
- Respirasi : 62 kali / menit, tipe abdominothoracal
- Suhu : 37,7O C
DOWN SCORE

Skor =1+0+0+0+0
=1

Kesimpulan: Tidak terdapat


tanda gawat nafas
NEW BALLARD SCORE
Skor : Neuromuscular +Physical
21 + 20 = 41
Kesimpulan : 40 – 42 minggu
Antropometri :
- Berat Badan : 3020 gram
- Panjang Badan : 47 cm
- Lingkar Kepala : 32 cm
- Lingkar Dada : 32 cm
- Lingkar Perut : 30 cm
- LLA : 9 cm
– Kelahiran berada pada rentang 40 – 42 minggu,
– BB / Usia Kehamilan : 10-90 percentile = Sesuai Masa
Kehamilan (SMK)
– PB / Usia Kehamilan : 10-90 percentile = Sesuai Masa
Kehamilan (SMK)
– LK / Usia Kehamilan : 10 percemtile = Sesuai Masa
Kehamilan (SMK)
Kesimpulan : Bayi Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
– KULIT
Sianosis (-), ikterik (Kramer II-III), ptechiae (-), ecchymosis (-)

– OTOT
Atrofi (-), hipotonus (-)

– TULANG
Deformitas (-)

– SENDI
Edema (-), Eritema (-), ROM tidak terbatas
KEPALA
–Bentuk : normocephalic, tidak cekung, cephalhematoma (-)
–Wajah : dismorfik (-)
–Fontanel : belum menutup, lunak, : 2-3cm
–Rambut : hitam halus, tidak mudah rapuh
–Mata : simetris, pupil bulat isokor, sklera ikterik (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+),
edema palpebral (-/-)
–Hidung : bentuk normal, simetris, deviasi septum (-/-), sekret (-/-), PCH (-/-)
–Telinga : bentuk dan letak normal, simetris (+), sekret (-/-)
MULUT
-Bibir : mukosa oral basah, perioral cyanosis (-)
-Gigi : (-)
-Gusi : hiperemis (-), edema (-), darah (-)
-Lidah : tidak ada kelainan, makroglossi (-)
–Palatum : tidak ada kelainan
LEHER
– JVP : tidak terdapat peningkatan JVP
– Kel. Tiroid : tidak terdapat pembesaran kel. tiroid
– KGB : tidak terdapat pembesaran KGB
– Retraksi suprasternal : tidak ada
THORAX ANTERIOR
–Paru-paru
– Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris retraksi intercostal (-)
– Palpasi : sulit dinilai
– Perkusi : sulit dinilai
– Auskultasi : BVS kanan=kiri, wheezing (-/-), ronchi (-/-)

–Jantung
– Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : sulit dinilai
– Perkusi : sulit dinilai
– Auskultasi : S1 dan S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
THORAX POSTERIOR
– Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
– Palpasi : sulit dinilai
– Perkusi : sulit dinilai
– Auskultasi : BVS kanan=kiri, wheezing (-/-), ronchi (-/-)
ABDOMEN
–Inspeksi : cembung, retraksi epigastrium (-), tali pusat belum lepas
–Auskultasi : bising usus (+)
–Palpasi : lembut, nyeri tekan (-),
–Perkusi : tympani (+)
–Hepar: tidak teraba pembesaran
–Spleen : tidak teraba pembesaran
ANOGENITAL
–Anus : lubang (+), perianal rash (-),
–Genital : testis turun lengkap, hipospadia (-), epispadia (-)
–BAB (+), BAK (-)
EKSTRIMITAS
EKSTRIMITAS ATAS
–Bentuk : normal, deformitas (-)
–Jari : kuku jari lengkap, sindaktiia (-), polidaktilia -)
–Plantar crease : garis lipatan pada seluruh telapak kaki
–Akral hangat, CRT < 3 detik
–Cyanosis perifer (-), ptechiae (-), ikterik (-)
EKSTRIMITAS BAWAH
–Bentuk : normal, deformitas (-)
–Jari : kuku jari lengkap, sindaktiia (-), polidaktilia -)
–Plantar crease : garis lipatan pada seluruh telapak kaki
–Akral hangat, CRT < 3 detik
–Cyanosis perifer (-), ptechiae (-), ikterik (-)
STATUS NEUROLOGI
Refleks Primitif
–Refleks Babinski : +/+
–Refleks Moro : +
–Refleks Palmar : +/+
–Refleks Plantar : +/+
–Refleks Rooting :+
–Refleks Sucking :+
–ATNR : +
RESUME

Bayi berusia 2 hari mengalami kuning beberapa jam setelah


lahir, kuning tipis merata berawal dari wajah, dada, punggung, sampai
ke daerah paha bayi. Keluhan kuning disertai dengan bayi tidak aktif
pada hari pertama, sehingga ibu bayi tidak memberikan ASI pada bayi.
Orang tua bayi mengatakan ibu bayi bergolongan darah O, ayah bayi
bergolongan darah B dan bayi bergolongan darah B. Bayi dilahirkan
dari ibu P3A0 secara spontan dengan usia kehamilan cukup bulan,
ketika lahir ketuban ibu keruh berwarna hijau dan bayi langsung
menangis.
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan bayi tampak sakit sedang,
tanda-tanda vital normal, bayi cukup bulan dengan sesuai masa
kehamilan. Pada kulit bayi terlihat ikterik dengan kramer derajat 2-3,
sklera ikterik pada kedua mata bayi.
DIAGNOSA BANDING

1. BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c Inkompatibilitas ABO +


Neonatal Infeksi
2. BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c Neonatal Infeksi
3. BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c Breast Feeding Jaundice +
Neonatal Infeksi
4. BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c Defisiensi Enzim G6PD +
Neonatal Infeksi
Usulan Pemeriksaan 
– Hematologi rutin (Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit,
Trombosit)
– Bilirubin total, Bilirubin direct
– Coomb test
– Pemeriksaan enzim G6PD
Diagnosa Kerja

BCB + SMK + Neonatal Hiperbilirubinemia Patologis e.c


Inkompatibilitas ABO + Neonatal Infeksi
TATALAKSANA

1. Tatalaksana Umum
–Rawat inap
–Terapi nutrisi: ASI, rute oral melalui trophic feeding
–BBL: 3020 gram, Dosis BBL > 2500 = 50 ml/kgBB/hari
= 151 ml / hari
= 6 x 40 ml ASI / hari
2. Tatalaksana Khusus
TATALAKSANA
a. Neonatal Hiperbilirubinemia
–Fototerapi, setiap 24 jam cek bilirubin, dilakukan fototerapi hingga bilirubin kurang dari < 12 mg/dL

b. Neonatal Infeksi
–Ampicillin IV
–Dosis : 50 mg/kgBB/kali dibagi menjadi 2 dosis IV (usia < 7 hari)
: 50 x 3,020 kg
: 151 mg / kali
–Pasien : Ampicillin 150 mg 2x1 IV
Prognosis
– Quo ad vitam : ad bonam

– Quo ad functionam : ad bonam

– Quo ad sanationam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai