Anda di halaman 1dari 21

Comparing the Efficacy of Latanoprost

(0.005%), Bimatoprost (0.03%), Travoprost


(0.004%), and Timolol (0.5%) in the
Treatment of Primary Open Angle Glaucoma
Pembimbing:
dr. Nasrudin Sp.M

Disusun oleh:
Gesti Pratiwi Herlambang Putri
• Untuk membandingkan efikasi dan keamanan latanoprost,

Tujuan bimatoprost, travoprost dan timolol dalam mengurangi tekanan


intraocular (IOP) pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka
primer.

• Penelitian prospektif yang dilakukan di pusat perawatan tersier. 140


pasien dengan glaukoma sudut terbuka primer yang baru didiagnosis
Metode secara acak diberikan pada pengobatan dengan latanoprost (0,005%),
bimatoprost (0,03%), travoprost (0,004%) atau gel timolol (0,5%).
Semua pasien diikuti selama 2, 6, dan 12 minggu

• Penurunan IOP rata-rata dari awal pada minggu ke 12 secara signifikan lebih
banyak dengan bimatoprost (8,8 mmHg, 35,9%) dibandingkan dengan latanoprost
(7,3 mmHg, 29,9%), travoprost (7,6 mmHg, 30,8%) atau timolol (6,7 mmHg,
Hasil 26,6%) (ANOVA dan tes t Student, p <0,001). Kejadian hiperemi konjungtiva yang
lebih tinggi (24,1%) terlihat pada kelompok bimatoprost. Timolol menghasilkan
penurunan denyut jantung yang signifikan (p <0,001) pada minggu ke 12 bila
dibandingkan dengan pengukuran awal.

• Bimatoprost menunjukkan keefektifan yang lebih besar bila


dibandingkan dengan prostaglandin lainnya, dan timolol
Kesimpulan adalah yang paling signifikan dalam menurunkan IOP.
Hiperemia konjungtiva terutama terlihat dengan bimatoprost.
Namun, obat itu ditoleransi dengan baik dan ternyata aman.
Menurut WHO (World Health Organization), glaukoma
terjadi lebih dari 13.5 juta orang di atas usia 40 dengan
lebih dari 5 juta kasus sudah mengalami kebutaan.
Obat anti-glaukoma yang biasa digunakan untuk
menurunkan tekanan intra okuler (TIO) adalah
obat golongan miotik, agonis adrenergik, b-
blocker (timolol), anhydrase inhibitor karbonat
dan yang lebih baru adalah analog prostaglandin
(latanoprost, Bimatoprost dan travoprost) yang
telah diteliti efektif dalam menurunkan TIO.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efikasi


latanoprost (0,005%),bimatoprost (0,03%), travoprost (0,004%) dan
timolol (0,5%) dalam menurunkan TIO pada pasien dengan POAG, dan
untuk mengetahui efek samping dari masing-masing obat pada
populasi penduduk India.
CASE SELECTION
1. Pasien baru yang Eksklusi
terdiagnosis POAG baik laki-
laki maupun perempuan
Seluruh kasus POAG 2. Usia ≥ 18tahun
yang didapatkan dari 1. Pasien sedang dalam
3. Ketajaman visual ≥ 6/60
Glaucoma Clinic Out- pengobatan glaucoma
(20/200)
Patient Department 2. Normo atau low tension
4. TIO ≥ 21 mmHg pada satu glaucoma
of a teaching
atau kedua mata 3. Pasien closed angle glaucoma
hospital’s tertiary dengan riwayat operasi
care center antara 5. Gangguan diskus optikus
intraocular
bulan januari 2008 yang ditandai adanya defek
4. Diabetes mellitus, hipertensi,
lapang pandang pada asma bronkial
sampai Desember
automated perimetri dan Radang mata atau infeksi
2008 yang memenuhi 5.
sudut iridokornea terbuka dalam 3 bulan sebelumnya
kriteria inklusi. pada gonioscopy 6. Kondisi yang menghalangi
pemeriksaan Goldmann
applanation tonometry
7. Wanita hamil atau menyusui
Inklusi 8. Pasien yang sensitif terhadap
bahan pengawet
DESAIN
PENELITIAN
Pengukuran TIO dilakukan empat kali
pada pukul 8 pagi, 12 siang, 4 sore
dan 8 malam sehari sebelum pasien
dimasukkan kedalam penelitian. Kunjungan dilakukan 4 kali, yaitu Hari 0, minggu
Kemudian TIO diperiksa lagi saat ke-2, minggu ke-6 dan minggu ke-12. pada tiap
diberikan obat. kunjungan pasien diperiksa ketajaman
penglihatan (jauh dan dekat), evaluasi segmen
anterior, evaluasi fundus, applanation
tonometry, dan efek samping obat pada mata
dan sistemik. Denyut nadi dan tekanan darah
dilakukan 3 kali pengukuran.
Obat diteteskan sendiri oleh pasien
mulai malam hari selama 3 bulan
Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
adalah penyakit kronis yang berhubungan Tekanan intraokular tergantung pada aliran
dengan hilangnya serabut saraf optik dan humor aqueous, yang mengikuti irama
gangguan pada bidang visual yang terjadi sirkadian, dengan laju aliran yang rendah
secara tiba-tiba. Penyakit ini dapat pada malam hari. Obat seperti timolol yang
berkembang menjadi atrofi saraf optik. bekerja menurunkan TIO melalui mekanisme
Deteksi dini dan penurunan TIO dapat penurunan pembentukan air kurang efektif
mencegah penyakit dari perkembangan lebih apabila diaplikasikan pada malam hari.
lanjut.

Analog Prostaglandin bekerja menurunkan TIO melalui mekanisme


peningkatkan aliran humor aqueous melalui jalur uveo-scleral,
sehingga obat ini efektif digunakan baik pada siang hari maupun
malam hari.
Bimatoprost menurunkan TIO dengan meningkatkan aliran air melalui mekanisme tekanan
sensitif. Hal ini membuktikan bahwa bimatoprost lebih baik dalam menurunkan TIO dibanding
latanoprost dan travoprost.

Keamanan dari obat dalam penelitian ini juga dianalisis. Pada kelompok timolol terjadi
penurunan denyut nadi yang signifikan pada minggu ke-12 karena efek dari 𝜷-blocker yang
bekerja melalui penyerapan sistemik. Meskipun terjadi penurunan yang signifikan pada
denyut nadi, penurunan ini mungkin secara klinis tidak berarti, karena tidak terjadi perubahan
yang berarti pada tekanan darah dan gejala yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, Konjungtiva Hiperemis
pasien yang diobati paling banyak terdapat
dengan Bimatoprost pada kelompok
secara signifikan Bimatoprost (24,3%)
memiliki persentase bila dibandingkan
yang lebih tinggi dalam dengan kelompok obat
hal efek samping lainnya.
dibandingkan dengan
pasien yang diobati
dengan latanoprost (p <
0,05%).
• Analog prostaglandin • Bimatoprost
(latanoprost, menunjukkan hasil
Bimatoprost dan terbaik dalam
travoprost) memiliki menurunkan TIO
hasil yang lebih baik dibandingkan Analog
dalam menurunkan Prostaglandin lainnya.
TIO pada pasien
dengan primary open
angle glaucoma
dibandingkan timolol.

Anda mungkin juga menyukai