Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH,KONSEP PENDIDIKAN

KESEHATAN DAN KONSEP


PERILAKU

Cut linar, S.SiT


JAMAN PURBA
 Pengalaman manusia dengan penyakit disimpulkan
dan disusun teori-teori mengenai berbagai macam
penyakit , sebab sebab, gejala dan pengobatannya.
 Bersamaan dengan kegiatan pendidikan kesehatan
untuk mencegah timbulnya penyakit meskipun
sederhana dilihat dari sejarah dan gambaran relief
bersejarah di berbagai tempat sejak zaman 3000-
5000 th sebelum masehi. Contoh : zaman mesir
kuno perkembangan dunia kesehatan semakin maju
hingga zaman Nabi Muhammad SAW diajarkan
berbagai macam pendidikan kesehatan seperti
anjuran bersiwak, dll.
JAMAN MODERN
 Lamuel Shuttuck (amerika) menyusun pelajaran
pendidikan kesehatan ke sekolah-sekolah sejalan
dengan perkembangan ilmu kesehatan
masyarakat.
 Tahun 1951 di Paris didirikan lembaga
internasional untuk mendukung terlaksanannya
pendidikan kesehatan yaitu The International
Union For Health Education.
 Tahun 1960 berdirinya sekolah kesehatan
pertama kali di Amerika Serikat yaitu The School
Health Education Study.
 C. DI INDONESIA
 Pada Tahun 1950, pemerintah mulai mencanangkan
pentingnya menggerakkan masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal ( UU Pokok Kesehatan No.9
pasal 3 ayat 2).
 Dicanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan
Kesehatan yang dilandasi paradigma baru di bidang
kesehatan yaitu paradigma sehat (Indonesia Sehat 2010).
 Untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan kini Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat berkoordinasi dengan
Direktorat Promosi Kesehatan.
BATASAN
 Pendidikan kesehatan :
 1.Sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara
menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan
pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat dan bangsa. (Azwar, 1983).
 2.Proses perubahan pada diri manusia yg ada hubungannya
dgn tercapainnya tujuan kesehatan kesehatan perorangan
dan masyarakat (Nyswander, 1947).
 3.Upaya menerjemahkan apa yg telah diketahui tentang
kesehatan ke dlm perilaku yg diinginkan dari perorangan
ataupun masyarakat melalui proses pendidikan .
 Batasan-batasan tersebut pada dasarnya semua upaya
pendidikan dgn tujuan mengubah perilaku yg tidak sehat
atau belum sehat menjadi perilaku sehat.
TUJUAN
 Untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari
perilaku tdk sehat menjadi perilaku sehat (WHO,
1954).
 Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yg
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (UU No. 23 thn 1992).

3 kategori perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan


kesehatan, yaitu:
1. Perilaku yg menjadikan kesehatan sebagai suatu yg
bernilai di masyarakat
2. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat
bagi dirinya dan kelompoknya.
3. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yg ada secara tepat.
SASARAN
1. Masyarakat umum dgn berorientasi pada
masyarakat pedesaan.
2. Masyarakat dlm kelompok tertentu
3. Sasaran individu dgn teknik pendidikan
kesehatan individu.
• Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang
bernilai dimasyarakat
A
• Menolong individu agar mampu secara mandiri
atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk
B mencapai tujuan hidup sehat

• Mendorong pengembangan dan penggunaan


secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
C ada
Pendidikan kesehatan suatu proses
perubahan pada diri seseorang
yang dihubungkan dengan
pencapaian tujuan kesehatan
individu, dan masyarakat.
PRINSIP P
ENDIDIKAN KESEHATAN

2. BELAJAR MENGAJAR BERSIFAT HOLISTIK


DALAM MEMBERIKAN PEND.KES HARUS
DIPERTIMBANGKAN KLIEN SCR KESELURUHAN,
TDK HANYA BERFOKUS PADA SPESIFIK SAJA.
PETUGAS KESEHATAN DAN KLIEN SALING
BERBAGI PENGALAMAN, PERASAAN, KEYAKINAN
DAN FILOSOFI PERSONAL.
3. BELAJAR MENGAJAR NEGOSIASI
PETUGAS KESEHATAN DAN KLIEN BERSAMA-SAMA
MENENTUKAN APA YANG TELAH DIKETAHUI DAN APA
YANG PENTING UTK DIKETAHUI. JIKA SUDAH
DITENTUKAN KEMUDIAN DIBUAT PERENCANAAN YG
DIKEMBANGKAN BERDASARKAN MASUKAN DARI
KLIEN DAN PETUGAS KESEHATAN

4. BELAJAR MENGAJAR YANG INTERAKTIF


PEND. KES ADALAH SUATU PROSES YG DINAMIS
DAN INTERAKTIF YG MELIBATKAN PARTISIPASI
DARI PETUGAS KESEHATAN DAN KLIEN
DAPAT DILIHAT DARI BERBAGAI DIMENSI, ANTARA LAIN :
DIMENSI SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN, TEMPAT
PELAKSANAAN DAN TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN.

1. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


A. PENDIDIKAN KESEHATAN INDIVIDUAL
B. PENDIDIKAN KESEHATAN KELOMPOK
C. PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

2. TEMPAT PELAKSANAAN PENDIDIKAN


KESEHATAN
A. PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH
B. PENDIDIKAN KESEHATAN DI PELAYANAN
KESEHATAN
C. PENDIDIKAN KESEHATAN DI TEMPAT-TEMPAT
KERJA
3. TINGKAT PELAYANAN PENDIDIKAN KESEHATAN
BERDASARKAN FIVE LEVELS OF PREVENTION (LEAVEL & CLARK), YAITU:

A. PROMOSI KESEHATAN (HEALTH PROMOTION), MISAL: PENINGKATAN GIZI


B.PERLINDUNGAN KHUSUS (SPECIFIC PROTECTION), MISAL : IMMUNISASI,
PERLINDUNGAN KECELAKAAN TEMPAT KERJA
C.DIAGNOSA DINI DAN PENGOBATAN SEGERA (EARLY DIAGNOSIS AND
PROMPT TREATMENT), MISAL : PENCARIAN KASUS, SURVEILLANCE,
PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR
D.PEMBATASAN KECACATAN (DISABILITY LIMITATION) MISAL : PERAWATAN
UTK MENGHENTIKAN PENYAKIT, PENCEGAHAN KOMPLIKASI LBH LANJUT
E.PEMULIHAN (REHABILITATION), MISAL : LATIHAN PENDERITA PATAH
TULANG, PENDIDIKAN MASYARAKAT UTK MENGGUNAKAN TENAGA CACAT
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalam membina dan memelihara
perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal

Terbentuknya perilaku sehat pada individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian

WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk


merubah perilaku perseorangan dan atau
masyarakat dalam bidang kesehatan
 WHO (1954) : Mengubah Prilaku
orang/masyarakat dari prilaku tidak sehat
menjadi prilaku sehat
 Sehat menurut UU No.23/1992 : Keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, & sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial & ekonomis.
Keluarga
Individu Masyarakat
• Keluarga binaan yang
• Individu yang mempunyai masalah • Masyarakat binaan
mempunyai keperawatan & kes yg Puskesmas
masalah tergolong dalam • Masyarakat nelayan
keperawatan dan keluarga Resiko tinggi, • Masyarakat
kesehatan, yang diantaranya adalah :
pedesaan
dapat dilakukan di • Angt keluarga yg
menderita PM • Masyarakat yang
RS, klinik, datang ke institusi
puskesmas, rumah • Keluarga dgn sosial
ekonomi dan pelayanan
bersalin, posyandu, kesehatan seperti
keluarga binaan dan pendidikan yg rendah
• Keluarga dgmasalah Puskesmas,
masyarakat binaan Posyandu yang
sanitasi lingkungan
yang buruk diberikan
• Keluarga dengan pendidikan
masalah gizi buruk kesehatan secara
• Keluarga dengan massal
jumlah anggota • Masyarakat luas
keluarga yang banyak yang terkena
di luar kemampuan
kapasitas keluarga
masalah kesehatan
seperti wabah
DHFdan Muntaber
 Penyimpangan dari status sehat
 PS adalah cara pandang masyarakat yang menitik
beratkan pada upaya kuratif & rehabilitatif
 Bauman :
1. Adanya gejala
2. Persepsi tentang bagaimana masyarakat/orang
merasakan
3. Kemampuan utk melaksanaan aktifitas sehari-
hari
 D. TAHAP-TAHAP KEGIATAN
1. Tahap Sensitisasi, dilakukan guna
memberikan informasi dan kesadaran pada
masyarakat terhadap adanya hal-hal penting
berkaitan dengan kesehatan.
2. Tahap Publisitas, lanjutan dari tahap
Sansitisasi bentuk kegiatannya Press Release.
3. Tahap Edukasi , lanjutan dari tahap
publisitas bertujuan utk meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap serta
mengarahakan kepada perilaku yg
diinginkan.
4. Tahap Motivasi
1. Penerangan Kesehatan, upaya memberikan penjelasan atau
menyebar luaskan pesan kepada perorangan, kelompok atau
masyarakat untuk menumbuhkan perhatian.
2. Penyuluhan Kesehatan, upaya menyebarkan pesan dan
menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran kesehatan (Azwar, 1983).
3. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
4. Promosi Kesehatan, untuk menjelaskan dimensi tingkat
pelayanan kesehatan di masyarakat yg dikenal dgn istilah
five level of prevention yaitu pencegahan dilakukan pada
masa sebelum sakit dan pada masa sakit (Leavel and Clark).

Anda mungkin juga menyukai