5/6/09
Masuk RS 6 tahun 2
30/06/15 bulan
An.FIP
Belum ♂ Anak
sekolah kandung
Islam Sunda
Tn. EP
42 tahun
Ny. TN
SMA
42 tahun
Pedagang
SMA
•Batuk
Keluhan
tambahan •Pilek
1 hari SMRS
Napas terasa berat
Bermain sepeda
kecapekan Wajah kebiruan(-)
2 hari SMRS
Pernah mengalami hal Demam(-), Bengkak (-)
BAB cair 3x
yang sama berdebar-debar (-), batuk
Kuning
mengeluarkan suara dan pilek (+)
Ampas +
seperti orang bengek Duduk, berbaring tanpa
Nafsu menurun
atau kucing menangis diganjal bantal (+)
Mata cekung -/-
Membaik ketika diberi cenderung ingin
Minum baik obat hirup berupa gas membungkuk (-)
BB ↓ drastis (-)
Kejadian serupa terakhir berkata “iya”, “tidak”
terjadi dilupakan
Riwayat tersedak (-)
•Pasien memiliki riwayat
RPD asma sejak batita
Tidak mendapat
ASI sejak lahir
Riw. tumbuh kembang
Orangtua pasien berkata sesuai Riw. Obat-obatan
dengan usia anak lainnya karena lupa
tepatnya usia berapa bisa: Alat berisi gas yang dihirup
Berkata “ma..ma..”, “pa..pa..”
jika sesak
Berdiri, berjalan Syrup jika batuk
Mengenal benda, mencorat-coret Alergi terhadap obat cacing
Makan dan minum sendiri
30-08-2015
KU: TSS
Kesadaran: CM
TTV
T: 36oC
RR: 25x/menit Saturasi O2: 93-94%
HR: 90x/menit
49 cm
21 kg
16 cm
120 cm
Gizi baik
BB/TB: 100%
TB/U: 103%
BB/U: 100%
Normosefali, Deviasi septum Bentuk thorax normal,
distribusi rambut nasi -, NCH -, sekret pergerakan dada
merata, tidak bening +/+, tidak ada yang
mudah dicabut mukosa hiperemis, tertinggal pada
konkha edema -/- keadaan statis dan
dinamis, RSI +
Vokal fremitus teraba
Sianosis -, mukosa normal, tidak ada
Pupil bulat isokor,
lembab, lidah kotor bagian yang
mata cekung -/-,
-, T1-T1, faring membesar maupun
ca -/-, si -/-
hiperemis melemah, sonor +/+,
SNV +/+, Rh-/-, Wh +/+
saat ekspirasi
Normotia, KGB tidak
membesar, RSS -, Ictus cordis tidak
serumen -/-, kelenjar tiroid
terlihat, ictus cordis
membran tidak teraba
teraba di ICS V linea
axillaris anterior kiri, BJ
timpani intak membesar I&II murni reguler, m-
,g-
Motorik
Bentuk abdomen datar, +5 +5 Sensorik
BU + normoperistaltik,
supel, hepatomegali -, + +
splenomegali -, ginjal +5 +5
tidak teraba, nyeri ketuk
CVA -/- + +
•BP
•TB paru
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Edukasi
Medikamentosa
Jangan melakukan
O2 3 liter per menit
aktivitas berat secara
Nebulisasi Salbutamol berlebihan
+ Budesonide di IGD
Mengenali gejala
IVFD Dextrose 5%, NS (3 : serangan asma
1) maintenance 1500 Non-medikamentosa
Mengetahui obat-
cc / 24 jam Tirah baring
obatan yang diperlukan
Nebulisasi Ipratropium dan cara
bromida, Salbutamol + penggunaannya
NS 3 cc tiap 4 jam
Mengenali faktor
Dexamethasone iv 3 x 1 pencetus
mg
Kontrol teratur
Uji faal paru
Uji provokasi bronkus
Foto thorax (Rotgen)
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
S O
Sesak (+) Batuk (+) KU: TSS, Kes: CM
Pilek (+) N: 98x/menit, RR: 24x/menit, T: 36,8oC
Demam (-) RSI(+), NTE (-)
belum BAB Wheezing +/+ saat ekspirasi
Akral dingin, CRT < 2 detik
30/08/15
malam
P
A Nebulisasi Ipratropium bromida,
Asma serangan berat Salbutamol + NS 3 cc / 2 jam
Dexamethasone iv 3x1/2 ampul
Salbutamol 1 mg + Cetirizine 1 mg
dalam pulvis, 3x/hari
Terapi lain lanjut
S O
Sesak (-) KU: TSR, Kes: CM
Batuk (+) dahak (-) N: 105x/menit, RR: 23x/menit, T: 36,3oC
Pilek (+) RSI(-)
Demam (-) Wheezing +/+ saat ekspirasi
BAB dan BAK baik Akral dingin, CRT < 2 detik
31/08/15
P
A Nebulisasi Ipratropium bromida,
Asma perbaikan Salbutamol + NS 3 cc / 6 jam
Dexamethasone iv 3x1/2 ampul
Salbutamol 1 mg + Cetirizine 1 mg
dalam pulvis, 3x/hari
Terapi lain lanjut
S O
Sesak (-) KU: TSR, Kes: CM
Batuk (+) N: 81x/menit, RR: 18x/menit, T: 35,9oC
Pilek (-) RSI(-), Wheezing +/+ saat ekspirasi
Demam (-) BU +, abdomen supel, turgor baik
BAB cair 3x, ampas (+), lendir (-) Akral dingin, CRT < 2 detik
1/09/15
P
Nebulisasi Ipratropium bromida,
Salbutamol + NS 3 cc / 6 jam
A
Dexamethasone iv 3x1/2 ampul
Asma perbaikan Salbutamol 1 mg + Cetirizine 1 mg dalam
Diare akut tanpa dehidrasi pulvis, 3x/hari
Oralit 200 cc tiap BAB
Zinc syr 2x1 cth
Besok BPL
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang
berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama
pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik
dengan atau tanpa pengobatan.
Pada kasus ini didapatkan: napas pasien terasa berat sejak 1 hari, sesak
ada, batuk ada, mengi ada jika pasien kecapekan.
•Riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa
•Uji tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm)
•Pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun
•Demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelas
•Batuk kronis (≥ 3 minggu)
•Pembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifik.
TB paru Pembengkakan tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falang
• Demam
• Batuk dengan napas cepat
• Crackles (ronki) pada auskultasi
• Kepala terangguk-angguk
• Pernapasan cuping hidung
Pneumonia • Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Merintih (grunting)
• Sianosis
Berdasarkan data US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Asthma
Surveillance Survey (tahun 2001-2003) prevalensi asma sebesar 6,7% pada
dewasa dan 8,5% pada anak-anak. Sebelum pubertas, prevalens asma lebih
tinggi pada laki-laki daripada perempuan (3:1). Pada anak, asma paling sering
terjadi pada usia 13-14 tahun. Serangan akut umumnya timbul akibat pajanan
terhadap faktor pencetus, seperti infeksi virus atau alergen. Selain itu, asma dapat
pula dicetuskan oleh cuaca dingin, kegiatan jasmani, gastroesofageal refluks,
dan ketidakstabilan emosi (psikis).
Pada kasus ini didapatkan: pasien merupakan anak laki-laki berusia 6 tahun 2
bulan, serangan timbul saat pasien kecapekan bermain sepeda.
Pada kasus ini didapatkan: frekuensi napas 25 kali per menit (skor 1), saturasi
oksigen 93-94% (skor 2), wheezing saat ekspirasi (skor 2), retraksi interkostal
(skor 1), dan hanya dapat mengucapkan kata saat sesak (skor 3). Total skor 9
menunjukkan asma serangan sedang (8-11).
Pada kasus ini: pasien tergolong asma terkontrol sebagian.
Pada kasus ini awalnya diberikan oksigen 3 liter per menit, nebulisasi β-agonis
(salbutamol) + anti inflamasi steroid (budesonide) sebagai tatalaksana awal.
Pada kasus
Kemudian ini:dirawat
pasien pasien tergolong
inap asma
karena klinis terkontrol
belum sebagian.
membaik dalam 12 jam,
oksigen dilanjutkan, IVFD Dextrose 5%, NS (3 : 1) maintenance 1500 cc / 24 jam,
nebulisasi menjadi β-agonis (salbutamol) + antikolinergik (ipratropium bromida)
tiap 2 jam, serta steroid iv (dexamethasone) 3 x 1 mg.
Asma dapat
menyebabkan
kesulitan bernafas
krn:
1. Otot saluan
pernafasan
konstriksi
saluran nafas
sempit
2. Iritasi,inflamasi
saluran nafas
bengkak
3. Mukus yang
banyak
Parameter klinis, Asma episodik Asma episodik Asma persisten
kebutuhan obat dan faal Jarang Sering (Asma berat)
paru (Asma ringan) (Asma sedang)
1. Frekwensi serangan < 1 x /bulan > 1 x /bulan Hampir
sepanjang
tahun
1. Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu Hampir
sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
1. Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
1. Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang
dan malam
1. Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat
terganggu
1. Pemeriksaan fisik Normal (tidak Mungkin Tidak pernah
diluar serangan ditemukan kelainan) terganggu normal
(ditemukan
kelainan)
1. Obat pengendali Tidak perlu Perlu Perlu
(anti inflamasi)
1. Uji faal paru (diluar PEF/FEV 1 > 80% PEF/FEV 1 60-80% PEF/FEV 1 <60%
serangan)
1. Variabilitas faal paru Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas >
(bila ada serangan) 50%
Serangan asma: tahap
awal
Missmatch V/Q
hipoksemia
Hiperventiasi alveolar
CO2 menurun
Alkalosis respiratorik
Inflamasi berlanjut
Obstruksi berat
Hipoventilasi alveolar
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
Reliever Controller
Utk • Utk mengendalikan/mencegah
gejala &/ serangan
mengatasi/meng • jangka panjang
urangi gejala &/ • anti-inflamasi
serangan • Steroid inhalasi, ALTR
• oral, inhalasi
bila perlu
• Utk serangan frekuen dan
Bronkodilator persisten
-agonist,
xanthines, steroid
sistemik
topikal Dosis rendah
reliever controller
DBS 2004
Full-agonist Rapid-onset Long-duration
• Salbutamol - + -
• Terbutaline - + -
• Fenoterol - + -
• Salmeterol - - +
• Formoterol + + +
• Procaterol + + +