Anda di halaman 1dari 43

CASE PRESENTATION

PEMBIMBING:
DR. ALOYSIUS SURYAWAN., SP.OG (KFM)

AGISTIA LEMBAYUNG 0710115


NOVARTI ZAHROTUNISA 0710157
AMANDA RACHEL 0710197
Nama : Ny. S

Umur : 43 tahun
2
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Tinggi badan : 153 cm

Berat badan : 53 kg

Nama suami : Tn. A

Pekerjaan suami : Wiraswasta

Alamat : Babakan Tarogong

Pendidikan terakhir : SMA

Tanggal masuk : 3 Desember 2011

Masuk jam : 20.30


Skenario

• Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah saat


haid.

• Anamnesis khusus (autoanamnesis)


Seorang wanita, 43 tahun datang dengan keluhan
nyeri perut kanan bawah terutama saat haid hari
ke-1-3, nyeri sudah dirasakan sejak 2 tahun yang
lalu namun 3 bulan terakhir ini nyeri dirasakan
bertambah sering dan bertambah sakit. Saat haid
pasien juga sering mengeluh darahnya sangat
banyak dan terdapat gumpalan-gumpalan besar.
Saat haid jika nyeri pasien minum ponstan,
namun nyeri tidak berkurang. Nyeri juga
tidak berkurang dengan perubahan posisi.
Mual (+), muntah (-). Pasien menyangkal
adanya gangguan berkemih dan nyeri
panggul.
Anamnesis Riwayat Menstruasi :
tambahan: teratur, 28 hari, @7 hari
Riwayat penyakit Riwayat Menikah : 1x, lama
18 tahun
dahulu : Kista
Riwayat KB : -
ovarium kiri
Riwayat Obstetri : G2P1A1
Riwayat penyakit
keluarga : -
Riwayat Operasi :
Kistektomi kiri.
RIWAYAT OBSTETRIKUS

NO Perka Lama Penolong Persalinan JK BBL Umur Keadaan


winan kehamilan & skrg skrg
komplikasi

1 1 2 bulan Abortus
Komplit

1 1 9 bulan dokter Normal Perem 3200 12 Sehat


puan tahun
Pemeriksaan Fisik
tanggal 3 Desember 2011

Keadaan umum : sakit ringan


Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda Vital :
 Tensi: 110/70 mmHg
 Nadi: 80x/mnt
 Respirasi: 20x/mnt
 Suhu: 36,50C
Status generalis

Kepala : konj.anemis -/-, sklera ikterik


-/-
Thorax :
 cor : BJM, reg, murmur –
 pulmo : VBS ka=ki, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, soepel, NT (-)
Ekstremitas : akral hangat, oedem -/-
Laboratorium

Hematologi Rutin:
 Hb : 10,1 gr/dl
 Ht : 32.9 %
L : 19.920/mm3
 Tc : 288.000/mm3
DIAGNOSIS MASUK

Myoma Uteri
OBSERVASI

3-12-2011
21.30 PB Pro op Myoma Uteri
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5oC
22.00 Konsul dr. HG, Sp.PD
Meminta SIO dan Skrining untuk operasi besok
4-12- 2011
05.00 Memasang infus RL 1500cc/24jam
Memasang Kateter
Memberi Fleet Enema per rektal
Dilakukan pemeriksaan EKG (advice dr HG, Sp.PD)

08.00 Operasi diundur


11.30 Naik ruang operasi
12.00 Operasi dilaksanakan
14.30 Kembali ke Debora
TTV Post Op TD: 100/70 mmHg, N: 86x/mnt, R: 22x/mnt,
T:36◦C
Infus Tutofusin+Tramadol (dari ruang operasi)
Perdarahan (+) sedikit
Pasien merasakan nyeri luka post Op
5-12- 2011
07.00 Mulai Makan (habis ½ porsi)
TD: 100/70
R: 20x/mnt
T: 36.8◦C
N: 80x/mnt
Infus RL 500cc

14.30 TD: 100/70 mmHg,


N: 86x/mnt
R: 22x/mnt,
T:36.5◦C
Pasien merasakan nyeri luka post Op
6-12- 2011
07.00 Makan (habis 1 porsi)
TD: 110/70
R: 20x/mnt
T: 36.5◦C
N: 80x/mnt
Infus RL 500cc
14.30 KU: tenang
TD: 100/70 mmHg,
N: 80x/mnt
R: 20x/mnt,
T:36.5◦C
Aff infus
Tidak ada flebitis
7-12- 2011
07.00 TD: 120/70
R: 20x/mnt
T: 36.7◦C
N: 80x/mnt
Mulai Mobilisasi

11.30 Aff Kateter


Ganti Verban
Pasien pulang
3/12/2011 4/12/2011 5/12/2011 6/12/2011

Intake Oral 200 300 1500 1700

IV 2800+120 1940+120 500

Total 200 3220 3560 2200

Output Urine 600 1500 2500 2200


PENATALAKSANAAN

Infus RL
Infus Tutofusin+Tramadol
Fleet Enema 1x per rectal
Clavamox 1gr tiap 8 jam (IV)
Metronidazol 500 mg tiap 12 jam (IV)
Cefixim 3x1 tab
Ketoprofen tab
Konsul spesialis penyakit dalam
Prognosis

Quo ad vitam : dubia


Quo ad functionam : dubia
PEMBAHASAN
GEJALA KLINIK

TEORI KASUS INI

Perdarahan Abnormal Nyeri perut bag. bawah


Rasa Nyeri pada perut terutama saat haid
Gangguan akibat Darahnya sangat
penekanan banyak+ gumpalan-
Gangguan sulit hamil gumpalan besar
Pembesaran uterus, Mual (+)
konsistensi kenyal padat,
batas jelas, permukaan
berbenjol-benjol.
PENATALAKSANAAN

TEORI KASUS

Tergantung besar Hasil USG didapatkan


tumor, keluhan dan ukuran myoma 7.5 cm,
komplikasi serta umur keluhan sudah
dan paritas pasien mengganggu pasien,
Bila ukuran uterus umur 42 tahun dengan
kurang atau sama dari paritas 1.
kehamilan 12 minggu
lakukan observasi
setiap 6 bulan.
TEORI KASUS

Operatif Histerektomi
- Miomektomi  Fleet Enema 1x per rectal
- Histerektomi (pre op)
 Clavamox 1gr tiap 8 jam
Non Operatif (IV)
- Hormon : GnRHa atau  Metronidazol 500 mg tiap
progesteron sintetik. 12 jam (IV)
- Antibiotik (pasca op)  Cefixim 3x1 tab

- Simptomatik  Ketoprofen tab


Definisi

Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma,


fibroid ataupun leiomioma merupakan neoplasma jinak
yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya.

Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama


pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %.
Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun,
menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan
estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi
sebelum menarche dan menopause. Walaupun jarang
terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi
(<1%).
KLASIFIKASI

Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah


pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis
antara lain:
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
4. Mioma intraligamenter
1. Mioma submukosa

Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.


Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis
lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan,
tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan.

Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma


submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis
mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar
dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau
mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan
infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan
sepsis karena proses di atas.
2. Mioma Intramural

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium.


Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan
terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila
di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus
akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan
konsistensi yang padat.

Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam


pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung
kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
3. Mioma Subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di
antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.

4. Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus
sehingga disebut wondering parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan
satu macam mioma saja dalam satu uterus.

Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot
polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like
pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar
yang terdesak karena pertumbuhan.
Etiologi

Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini


belum diketahui. Karena mioma uteri banyak
ditemukan pada usia reproduktif dan angka
kejadiannya rendah pada usia menopause, belum
pernah terjadi sebelum menarche, maka diduga
penyebabnya timbulnya mioma uteri paling banyak
oleh stimulasi hormon estrogen.
Beberapa ilmuwan menemukan bahwa reseptor
estrogen pada mioma uteri lebih banyak didapatkan
dibandingkan dengan miometrium normal.
Gejala Klinik

Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari lokasi, arah
pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20-50% saja
mioma uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun.
Hipermenore, menometroragia adalah merupakan gejala klasik dari mioma uteri.
Dismenore
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri pinggang.
Tergantung dari lokasi dan arah pertumbuhan mioma, maka kandung kemih,
ureter dan usus dapat terganggu, keluhan disuri (14%), keluhan obstipasi (13%).
Infertilitas hanya dijumpai pada 2-10% kasus. Infertilitas terjadi sebagai akibat
obstruksi mekanis tuba falopi.
Abortus spontan dapat terjadi bila mioma menghalangi pembesaran uterus,
dimana menyebabkan kontraksi uterus yang abnormal, dan mencegah terlepas
atau tertahannya uterus di dalam panggul
Diagnosa

1. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin
uterus.Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur
uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk
memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.

2. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-
kadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus
menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan
penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi
pembentukan eritropoetin ginjal
3. Pemeriksaan penunjang

a. Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya
mioma uteri. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-
fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang
hipoekoik.

b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil
serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang
diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat
dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat
dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif
ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Penatalaksanaan

A. Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma
lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang
cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.

B. Terapi medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan
pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia padasaat ini.
Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi
pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRH dan progesteron sintetik
Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma
uteri yang paling rensponsif terhadap pemberian GnRH ini.

Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan


GnRHa adalah:
 1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.
 2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.

 3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.

 4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan


mioma.
 5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.

 6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi.


C. Embolisasi Arteri Uterina

Suatu tindakan yang menghambat aliran darah ke uterus dengan cara


memasukkan agen emboli ke arteri uterina. Arteri uterina yang mensuplai
aliran darah ke mioma dihambat secara permanen dengan agen emboli
(partikel polivynil alkohol).

Proses embolisasi menggunakan angiografi digital substraksi dan dibantu


fluoroskopi. Hal ini dibutuhkan untuk memetakan pengisian pembuluh darah
atau memperlihatkan ekstrvasasi darah secara tepat. Agen emboli yang
digunakan adalah polivinyl alkohol adalah partikel plastik dengan ukuran yang
bervariasi.

Tingkat keberhasilan penatalaksanaan mioma uteri dengan embolisasi adalah


85-90%.
D. Operatif

1. Miomektomi
adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus.Miomektomi dilakukan dengan pertimbangan
jika penderita masih menginginkan keturunan,
kemungkinan akan terjadinya kehamilan setelah
miomektomi berkisar ± 30% sampai 50%. Selain
alasan tersebut, miomektomi juga dilakukan pada
kasus mioma yang mengganggu proses persalinan.
Metode bedah untuk miomektomi tergantung pada ukuran,lokasi,
dan jumlah fibroid.,meliputi:

* Histeroskopi: yang melibatkan memasukkan instrumen untuk


melihat lebih jelas melalui vagina dan masuk ke rahim. Histeroskopi
dapat digunakan untuk menghilangkan fibroid pada dinding dalam
rahim yang belum tumbuh jauh ke dalam dinding rahim.

* Laparoskopi: yang menggunakan instrumen untuk melihat lebih


jelas dan satu atau lebih potongan kecil (sayatan) di perut.
Laparoskopi biasanya diperuntukkan untuk menghilangkan satu
atau dua fibroid, sampai sekitar 2 inci (5,1 cm) di seluruh, yang
tumbuh di luar rahim.
* Laparotomi: yang menggunakan sayatan yang lebih
besar di perut. Laparotomi digunakan untuk
menghilangkan fibroid yang besar, fibroid banyak,
atau fibroid yang tumbuh jauh ke dalam dinding
rahim.
2. Histerektomi
adalah operasi pengangkatan kandung rahim pada
seorang wanita, sehingga setelah menjalani operasi
ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai anak
Histerektomi total: pengangkatan rahim dan
serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi

Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim saja,


serviks, ovarium dan tuba falopi tetap dibiarkan.

Histerektomi total dan salpingo-oporektomi


bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium
dan tuba falopi.
Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat
bagian atas vagina, jaringan, dan kelenjar limfe
disekitar kandungan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai