Anda di halaman 1dari 12

AMPLITUDE MODULATION

FUNDAMENTALS
Amplitude Modulation(AM) adalah metode modulasi yang
paling awal digunakan untuk mengirim suara melalui radio. AM
dikembangkan selama dua dekade pertama dari awal abad ke20
dengan Roberto Landell De Moura dan Reginald Fessenden’s
Radiotelephone pada tahun 1900. Sampai sekarang AM masih
sering dipakai dalam berbagai bentuk komunikasi, misalnya
digunakan dalam portable radio dua arah, radio pesawat VHF,
Citizen Band Radio, dan dikomputer modem (dalam bentuk
QAM). Penggunaan AM lebih merujuk pada mediumwave AM
radio broadcas
Amplitude Modulation(AM) adalah salah satu bentuk modulasi dimana
sinyal informasi digabungkan dengan sinyal pembawa(carrier) berdasarkan
perubahan amplitudonya. AM merupakan modulasi analog linier, disebut
linier karena frekuensi sinyal pembawanya tetap/konstan. Besarnya
amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya frekuensi sinyal
pembawa. Parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah
amplitudonya, amplitudo sinyal pembawa berubah- ubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz
– 1.600 KHz dan panjang gelombang/amplitudonya adalah 1.600 KHz –
30.000 KHz, jika direntangkan dengan satu meter, maka jangkauan sinyal
AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer
Amplitude Modulation(AM) adalah proses modulasi isyarat frekuensi
rendah pada gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah
amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya.
AM adalah teknik modulasi yang biasa diguanakan dalam komunikasi
elektronik, dan paling sering digunakan untuk transmisi informasi
melalui radio carrier wave. Dalam AM, kekuatan sinyal dari gelombang
pembawa sangat bervariasi secara proporsional dengan bentuk
gelombang yang ditransmisikan. Teknik ini kontras dengan FM, dimana
frekuensi dari pembawa sinyal yang bervariasi, dan PM, dimana PM
memiliki fase yang bervariasi
Cara kerja AM

Cara Kerja AM Modulasi AM mempergunakan amplitudo


sinyal analog untuk membedaka kedua keadaan sinyal digital. Pada
AM, frekuensi dan phase sinyal adalah tetap, dan yang berubah-
ubah adalah amplitudonya. Sehingg keadaan “1”(high) sinyal
digital diwakili dengan tengan yang lebih besar daripada tegangan
yang mewakili keadaan “0”(low) sinyal digital. AM adalah cara
modulasi yang paling mudah tetapi mudah dipengaruhi oleh
keadaan media transmisinya
Teknik Modulasi AM

1. Modulasi Basis
Modulasi Basis adalah metode memodulasi amplitudo dimana
sinyal carier dan sinyal informasi sama-sama dilewatkan melalui sisi
basis modulator AM (modulator AM yang digunakan berkomponen
utama transistor) sehingga sinyal termodulasinya sefasa dengan sinyal
informasinya. Keuntungan dari metode ini adalah pada sisi
demodulator tidak diperlukan adanya rangkaian pembalik fasa selain
indeks modulasi yang relatif lebih baik daripada metode sekawannya.
2. Modulasi Kolektor

Modulasi Kolektor adalah metode memodulasi amplitudo


dimana sinyal carier dilewatkan melalui sisi basis dan sinyal
informasi dilewatkan melalui sisi kolektor dari modulator AM
(modulator AM yang digunakan berkomponen utama transistor)
sehingga sinyal termodulasinya mendahului 180 derajat dari sinyal
informasinya. Kelemahan dari metode ini adalah pada sisi
demodulator diperlukan adanya rangkaian pembalik fasa. Karena
sifat transistor maka indeks modulasinya relatif lebih buruk daripada
metode sekawannya.
Bentuk Sinyal AM

AM merupakan proses modulasi dengan cara mengubah


amplitude gelombang pembawa berfrekuensi tinggi dengan suatu sinyal
frekuensi rendah di pemacar radio dengan teknik AM, amplitudo
gelombang carrier akan diubah dengan perubahan sinyal informasi yang
dimasukkan. Frekuensi gelombang carriernya relatif tetap. Kemudian
sinyal dilewatkan ke RF (Radio Frequency) Amplitudo untuk dikuatkan
agar bisa dikirimkan ke jarak yang jauh selain itu dipancarkan melalui
antena.
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai 𝑒𝑚 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡 dan
sinyal pembawanya dinyatakan sebagai 𝑒𝑐 = 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡, maka sinyal
hasil modulasi disebut sinyal termodulasi atau 𝑒𝑚 . Berikut ini adalah
analisis sinyal termodulasi AM.
𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡
= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
1 1
= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 ω𝑐 − ω𝑚 𝑡 − 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 ω𝑐 + ω𝑚 𝑡
2 2
dengan
𝑒𝐴𝑀 : sinyal termodulasi AM
𝑒𝑚 : sinyal pemodulasi
𝑒𝑐 : sinyal pembawa
𝑉𝑐 : amplitudo maksimum sinyal pembawa
𝑉𝑚 : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m : indeks modulasi AM
ω𝑐 : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
ω𝑚 : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)
Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan
frekuensi sudut dinyatakan sebagai:
ω=2πf
Komponen pertama sinyal termodulasi AM 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡
disebut komponen pembawa, komponen kedua ( yaitu
1
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 ω𝑐 − ω𝑚 𝑡 ) disebut komponen bidang sisi bawah atau
2

LSB (Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu


1
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 ω𝑐 + ω𝑚 𝑡 ) disebut komponen bidang sisi atas atau
2

USB (Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi


sudut sebesar ω𝑐 , komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar
ω𝑐 − ω𝑚 , dan komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar
ω𝑐 + ω𝑚 .
Gambar memperlihatkan sinyal informasi (pemodulasi), sinyal
pembawa, dan sinyal termodulasi AM.

(a) Sinyal pemodulasi


(b) Sinyal pembawa
(c) Sinyal termodulasi AM

Anda mungkin juga menyukai