Anda di halaman 1dari 20

AMNION OBSTETRI

Oleh

Pembimbing
Dr. H. M. Haidir, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU


PENYAKIT SARAF RSU. HAJI MEDAN
2018
AMNION OBSTETRI
PENDAHULUAN
 Amnion memegang peranan yang sangat penting
dalam proses kehamilan dan persalinan. Amnion
pada kehamilan aterm merupakan sebuah
membrane yang kuat dan letur. Selama
kehamilan cairan amnion akan menyediakan
ruangan bagi janin untuk bergerak dan
berkembang, jika amnion atau ketuban ini tidak
ada, rahim akan mengerut dan menekan rahim,
itu terjadi karena terjadinya kebocoran pada
cairan amnion sehingga akan terjadi kelahiran pre
aterm.
CHORION

 Jonjot pada kutub embrional membentuk struktur


korion lebat seperti semak-semak (chorion
frondosum) sementara
 Jonjot pada kutub abembrional mengalami
degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion
laeve.
CAIRAN AMNION

 Rongga yang diliputi selaput janin disebut


sebagai Rongga Amnion.
 Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion
(likuor amnii). Asal cairan amnion : dari disekresi
oleh dinding selaput amnion / plasenta, urinarius
janin.
GAMBAR TRUKTUR AMNION
FUNGSI AMNION

 Awal embryogenesis : Perpanjangan dari matriks


ekstraseluler dan di sana terjadi difusi dua arah
antara janin dan cairan amnion.
 Pelindung di sekitar janin yang memberikan ruang
bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan
tekanan uterus pada partus, dan mencegah
trauma mekanik dan trauma termal.
 Sistem imun
 Biomarker potensial bagi abnormalitas-
abnormalitas dalam kehamilan.
 Pengembangan medikasi stem cell.
VOLUME AMNION
KANDUNGAN AMNION

 Prolaktin
 Alfa Feto Protein (AFP)

 Lesitin – Sfingomielin

 Interleukin -1β

 Prostaglandin.
DISTRIBUSI CAIRAN AMNION

 Urin Janin
 Cairan Paru

 Gerakan menelan

 Absorpsi Intramembran
PATOLOGI AMNION

HIDRAMNION ATAU
POLIHIDRAMNION
OLIGOHIDRAMNION
PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AMNION

Amniosintesis
 Mendeteksi kadar alpha AFP dalam cairan
amnion, jika pada pemeriksaan USG tidak
menunjukkan adanya peningkatan kadar
alpha feto protein serum ibu.
 Untuk mengkonfirmasi kematangan paru
janin,
 dilakukan pada usia kehamilan 15-20
minggu
AMNIOSINTESIS
SHAKE TEST

 Tes ini tergantung kepada kemampuan


surfaktan dalam cairan amnion, ketika
dicampur dengan ethanol, untuk
mendapatkan busa yang stabil pada batas air
dan cairan.
LUMADEX- FSI TES

 Merupakan suatu tes yang didasarkan dari


shake tes untuk mengidentifikasi aktifitas
surfaktan pada cairan amnion.
FLUORESEN POLARISASI (MICROVISCOMETRI)

 Tes mikroviskositas dari lemak yang terdapat


dalam cairan amnion , yang kemudian
dicampur dengan suatu bahan fluorsensi
spesifik yang berikatan dengan hidrokarbon
dari lemak surfaktan.
DIPALMITOYLPHOSPHATIDYLCHOLIN
(DPPC TES)
 Merupakan suatu tes dengan menggunakan
pengukuran kadar Dipalmitoyl phosphatidyl
cholin dalam cairan amnion yang mempunyai
sensitifitas dan spesifisitas 100% dan 96% , yang
digunakan untuk mendeteksi gawat nafas
pada janin.
PEMERIKSAAN UNTUK MENDIAGNOSIS
KETUBAN PECAH DINI

 Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW),


terjadi sekitar 4,5-7,6% pada kehamilan. Jika
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu,
dapat diindikasikan mungkin terjadi amnionitis
, dan ini meningkatkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai