Anda di halaman 1dari 14

PERLUNYA MANUSIA TERHADAP

AGAMA
ARTI AGAMA
• Agama dari bahasa Sanskrit, a = tidak, dan gam = pergi,
kacau. Jadi agama = tidak pergi, tetap di tempat,
diwarisi secara turun temurun. Dg agama= agar hidup
tidak kacau
• religion (Inggris) berasal dari religare (latin) berarti
mengikat, karena agama mengandung sifat mengikat
hubungan manusia dengan Tuhan.
• agama disebut din ‫ دين‬mempunyai arti undang-undang
atau hukum. Dalam bahasa Arab, din = menguasai,
menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan
• ‫وضع الهي سائق لذوي العقول باختيارهم اياه الي الصالح في الحال‬
‫والفالح في المال‬
[1] DIN [2] MILLAH
 PEMBALASAN  UNDANG-UNDANG

 ADAT KEBIASAAN  PERATURAN

 PERATURAN
 HARI KIAMAT

[3] SYARI’AH
JLN. YG.HRS DILALUI
 HUKUM

3
Definisi agama (harun nasution)
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
gaib yang harus dipatuhi;
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai
manusia;
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia
yang mempengaruhi perbuatan manusia;
4. Kepercayaan kepada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara
hidup tertentu;
5. Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib;
6. Pengakuan adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada suatu kekuatan gaib;
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan
lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang
terdapat dalam alam sekitar manusia;
8. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang
Rasul.
UNSUR AGAMA
1. Unsur Kepercayaan terhadap kekuatan gaib,
unsur ini merupakan dasar utama dalam paham
keagamaan;
2. Unsur Kepercayaan bahwa kebahagiaan dunia
dan akherat tergantung pada hubungan baik
terhadap kekuatan gaib dimaksud;
3. Unsur Respon yang bersifat emosional dari
manusia, baik dalam bentuk takut, cinta, dan
lain-lain.
4. Unsur Paham adanya yang qudus dan suci.
ASPEK AGAMA
• Dari aspek asal usulnya, agama dibedakan menjadi 2 yaitu:
(1) Agama Samawiyah (agama langit, agama wahyu, agama
profetis, revealed religion) dan (2)Agama Budaya (agama
bumi, agama filsafat, natural religion, cultural religion);
• Dari aspek tujuannya, agama memberi tuntutan hidup
bahagia dunia dan akherat;
• Dari aspek ruang lingkupnya, agama mengandung:
(1)keyakinan adanya kekuatan gaib, (2)keyakinan bahwa
kesejahteraan dunia akherat tergantung hubungan baiknya
kepada yang gaib, (3)adanya respon emosional dan
(4)adanya yang dianggap suci;
• Dari aspek pemasyarakatannya, agama disampaikan &
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi
lain;
• Dari aspek sumbernya, agama mempunyai kitab suci.
SISTEMATIKA AGAMA
• Suatu sistem credo (Creed) (tata keimanan dan tata
keyakinan) atas adanya sesuatu Yang Mutlak di luar
manusia.
• Suatu sistem ritus (Cult) (tata peribadatan) manusia
kepada yang dianggapnya Yang Mutlak itu;
• Suatu sistem norma (Code) (tata kaidah) yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia
dan alam lainnya, sesuai dan sejalan dengan tata
keimanan dan tata peribadatan diatas.
• Community Structure (struktur masyarakat) / ummat
LATAR BELAKANG PERLUNYA AGAMA
1. manusia memiliki fitrah beragama, (QS Al A’raf :172
dan Al Rum : 30. hadits Nabi “setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitri”. Secara historis masyarakat
primitif, sekalipun belum ada informasi agama=
meyakini adanya Tuhan yang diyakininya berada di
alam khayal. secara kejiwaan, orang banyak melakukan
perbuatan yang berada di luar ukuran material.
2. kelemahan dan kekurangan manusia, tidak saja pada
aspek kebutuhan material lahiriyah, tetapi juga aspek
kebutuhan psikis batiniyah. ketidakmampuan manusia
dengan akalnya yang terbatas memerlukan tempat
berlari kepada ajaran yang bersumber dari Tuhan
LATAR BELAKANG PERLUNYA AGAMA
3. tantangan yang dihadapi manusia, baik tantangan dari dalam
maupun dari luar. Dari dalam, yaitu: nafsu. manusia memiliki
potensi baik lebih besar dari pada potensi buruk, tetapi nafsu
(ammarah=potensi buruk) memiliki daya tarik lebih kuat dari
pada daya tarik nafsu Lawwamah (potensi baik) untuk
berbuat kebaikan. Guna mengimbangi kekuatan ammarah
diperlukan agama (nafsu muthmainnah). Tantangan dari luar =
perubahan dan perkembangan zaman seringkali menyulitkan
manusia untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan
masyarakatnya, sehingga agama diharapkan memberi
keyakinan agar tidak terbawa arus perkembangan zaman.
4. keinginan manusia untuk maju dan berkembang. Kebutuhan
ingin maju dan berkembang merupakan kebutuhan manusia,
karena berawal dari kelemahan dan kekurangan serta adanya
tantangan yang semakin berat disamping keinginan untuk
maju ke depan, maka modal dasarnya adalah kekuatan usaha
/ ikhtiar, mutlak perlu didukung mental yang prima dapat
diperoleh dari ajaran agama
PENDEKATAN MEMAHAMI AGAMA
1. Pendekatan teologis normatif = menekankan bentuk forma atau
simbol keagamaan yang mengklaim pengikutnya yang paling
benar sedangkan yang lainnya salah. Paham ini tidak terbuka
dialog atau saling menghargai, yang ada hanya ketertutupan
(eksklusifisme). pemikiran ini lebih menonjolkan pada segi
perbedaan dan menutup dari segi persamaannya. Padahal
apabila mereka mengambil segi persamaan antar paham, akan
membawa kesejukan antar dan intern umat beragama.
2. Pendekatan Antropologis = memahami agama dengan melihat
wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. pendekatan ini agama nampak akrab dengan masalah
yang dihadapi manusia dan berupaya untuk memberikan jawaban
dan solusinya. Dengan pendekatan ini, agama mempunyai korelasi
dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi di masyarakat.
Dalam hubungan ini bila kita hendak merubah pandangan dan
etos kerja seseorang, maka dapat dilakukan dengan cara merubah
pandangan keagamaannya.
PENDEKATAN MEMAHAMI AGAMA
3. Pendekatan Sosiologis = memahami agama dari keadaan
masyarakat dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial
lainnya, karena banyak ajaran agama yang berkaitan dengan
masalah sosial. pendekatan ini agama akan mudah dipahami
karena agama diturunkan untuk kepentingan sosial.
4. Pendekatan Filosofis = Filsafat adalah berfikir secara mendalam,
sistematik, radikal dan universal dalam mencari kebenaran, inti,
hikmah atau hakekat mengenai segala sesuatu yang ada.
Mendalam artinya dilakukan sedemikian rupa hingga dicari sampai
ke batas dimana akal tidak sanggup lagi. Sistematik artinya
dilakukan secara teratur dengan menggunakan metode berfikir
tertentu. Radikal artinya sampai ke akar-akarnya hingga tidak ada
lagi yang tersisa. Universal artinya tidak dibatasi oleh kepentingan
tertentu, melainkan menyeluruh. Berfikir filosofis untuk
memahami agama agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran
agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama, agar tidak
terjebak pada pengamalan agama yang bersifat formalistik .
PENDEKATAN MEMAHAMI AGAMA
5. Pendekatan Historis = membahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang dan
pelaku dari peristiwa tersebut. segala peristiwa agama dapat dilacak
dengan melihat kapan peristiwa ini terjadi, dimana, apa sebabnya
dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. pendekatan ini,
seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat
empirik dan mendunia, sehingga dia akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang ada di alam idealis
dengan yang ada di alam empiris dan historis. karena agama
diturunkan dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan
kondisi sosial kemasyarakatan.
6. Pendekatan Kebudayaan = membahas hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, adat istiadat, dan berarti pula kegiatan (usaha) batin, akal
dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu. Pendekatan ini
didasarkan pengamalan agama yang terdapat di masyarakat
diproses oleh pemeluknya dari sumber ajarannya yaitu wahyu
melalui penalaran, sehingga agama menjadi membudaya atau
membumi di tengah masyarakat.
PENDEKATAN MEMAHAMI AGAMA
7. Pendekatan Psikologis = mempelajari jiwa
manusia melalui gejala perilaku yang dapat
diamatinya, perilaku seseorang yang nampak
secara lahiriyah terjadi karena dipengaruhi oleh
keyakinan agama yang dianutnya. pendekatan
ilmu jiwa ini seseorang akan diketahui tingkat
keagamaan yang dihayati, dipahami dan
diamalkannya, juga dapat digunakan sebagai alat
untuk memasukkan agama (melalui
pembelajaran, latihan, dan bimbingan) ke dalam
jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usia dan
kemampuannya.
AGAMA SEBAGAI HIDAYAH
• Hidayah ilhami = hidayah yang diberikan Allah berupa
instink (gharizah) merupakan gerak hati yang mendorong
manusia / hewan untuk melakukan sesuatu tanpa melalui
pikiran.
• Hidayah hawasyi yaitu hidayah yang diberikan Allah berupa
indra / alat badani yang peka terhadap rangsangan luar,
baik pada diri hewan maupun manusia.
• Hidayah aqli yaitu hidayah yang dianugerahkan Allah
kepada manusia (tidak kepada hewan) berupa akal untuk
berbuat sesuatu.
• Hidayah adyani yaitu hidayah dari Allah berupa agama
sehingga manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan
mencapai kebahagiaan sejati,
• hidayah taufiqi atau hidayah al-ma’unah yaitu hidayah
yang dianugerahkan Allah kepada siapa yang dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai