Anda di halaman 1dari 47

DISUSUN OLEH:

ASWIN ANUGERAH
111 2016 2116

PEMBIMBING:
dr. Halimah Sa’diyah, Sp.PD.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Tanggal Lahir : 01 Juli 1965
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Panrannuanta Takalar
Agama : Islam
No. RM : 237543
Tanggal Masuk : 11-11-2017, 22:25
Tanggal Keluar : 14-11- 2017
Nama RS : RSUD Kota Makassar
Rg Perawatan : Perawatan Interna, Kamar 3B
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sakit Perut
Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk dengan keluhan sakit perut sejak ± 8 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sakit perut dirasakan sejak pagi memberat 8 jam terakhir. Sakit perut
dirasakan saat BAB. BAB terus menerus kadang-kadang nyeri. BAB terus menerus
kurang lebih 8x. BAB awalnya ada ampas, lama kelamaan menjadi cair (+), darah
(+) , lender (+). Demam (+) naik turun sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala (+),
pusing (+), batuk (-), sakit dada (-), sesak (-), mual (+) muntah (+) >3x isi: sisa
makanan (+), air (+). Benjolan di pantat di sangkal. Riw. Penyakit sebelumnya (-).

STATUS PASIEN Tanda vital :


Sakit Sedang / Gizi Baik / Composmentis Tekanan Darah : 110/60 mmHg
 BB : 55 kg, Nadi : 83 x/menit
 TB : 160 cm, Pernapasan : 20 x/menit
 IMT : 21,4g/m2 (normal) Suhu : 37,9⁰C
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Ekspresi : Biasa
Simetris muka : Simetris kiri = kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam lurus, alopesia (-)

Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kelopak Mata : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor 2,5mm/2,5mm

Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)

Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut
Bibir : Pucat (-), kering (+)
Lidah : Kotor (+), tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1 , hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Gusi : Dalam batas normal

Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal
Paru
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor
Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior,
Batas paru belakang kanan : CV Th. IX dekstra
Batas paru belakang kiri : CV Th. X sinistra
Auskultasi
Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal (batas jantung kanan linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistrra ICS V,
batas atas jantung ICS II)
Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigastrium, Hepar tidak teraba, Lien tidak
teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
PEMERIKSAAN FISIK

Alat Kelamin

Tidak dilakukan pemeriksaan

Anus dan Rektum

RT : Darah (+), Lendir (+), Ampula kosong


Ekstremitas

Edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 November 17

MAKROSKOPIK FAECES FAECES RUTIN


WBC 0 /lpb Warna Kuning
RBC 0/lpb Konsistensi +4
Telur Cacing Tidak ditemukan Lendir -
Cacing Negatif Darah -
Amuba Tidak ditemukan
KIMIA DARAH
Kreatinin 1,5 mg/dl
Ureum 37 mg/dl
GDS 87 mg/dl
SGPT 12 U/l
ELEKTROLIT
Natrium Darah 133 mmol/L
Klorida Darah 101 mmol/L
Kalium Darah 3,7 mmol/L
RESUME
Pasien laki laki, Tn. S umur 52 tahun masuk dengan keluhan sakit perut
sejak ± 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Sakit perut dirasakan sejak pagi
memberat 8 jam terakhir. Sakit perut dirasakan saat BAB. BAB terus
menerus kadang-kadang nyeri. BAB terus menerus kurang lebih 8x. BAB
awalnya ada ampas, lama kelamaan menjadi cair (+), darah (+) , lender (+).
Demam (+) naik turun sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala (+), pusing (+),
mual (+) muntah (+) >3x isi: sisa makanan (+), air (+).

Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan TD: 110/60 mmHg,


Nadi: 83 x/menit, Pernapasan: 20 x/menit, Suhu: 37,9⁰C. Mulut tampak
kering, palpasi abdomen ditemukan nyeri tekan + regio epigastrium, dan
pada auskultasi terdengar bunyi peristaltik kesan menigkat. Pada
pemeriksaan rectal touche terdapat darah dan lendir pada feses.
Dari hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan terdapat warna feses
kuning, konsistensi lembek, dan terdapat lendir.

Jadi, dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan


penunjang dapat disimpulkan diagnosa pasien adalah hematokezia DD/
Disentri basiler, disentri amoeba.
ASSESSMENT

- Hematokesia DD/Disentri Basiler


Disentri Amuba
PLANNING
- O2 3-4 lpm
- IVFD RL guyur 1-2 kolf /28 tpm
- Drips Chrome 1gr/TGC
- Metronidazole 500mg/12jam/iv
- Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
- As.Traneksamat 1gr/TGC
- Sanmol drips (bila suhu>38,5o C)
- PCT tab 3x1 (bila suhu<38o C)
- New Diatab 3xII
- Ranitidin 1amp/12jam/iv
- Ondancetron 1amp/8jam/iv
FOLLOW UP
TGL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER
03/10/201 T : 110/80 mmHg S: P:
7 N : 80 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+). - IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
P : 20 x/mnt  Demam (-) Sakit kepala (-) - Metronidazole 500mg/12jam/iv
S : 36,8⁰C  Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-) - Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), kembung - Levofloxacin 500mg/24jam
(-) - Cilostazol 50mg 2x1 tab
 BAB : biasa, BAK : lancar - Novorapid 10-10-10 IU SC
O: - Levemir 0-0-12 IU SC
 SS / GC / CM - Rawat luka pagi dan sore
 Anemis -/-, ikterus -/-,
 BP : vesikuler, Anjuran :
BT : Rh -/-, Wh -/-  Cek GDP
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah, edema +.
 GDP : 230mg/dl

A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
FOLLOW UP
11/11/2017 TD: 110/70mmHg S :Ku : lemah A:
Nadi: 80x/mnt Demam (+) Muntah (+) • Hematokesia DD/disentri basiler
Napas: 20x/mnt DD/disentri amuba
BAB encer (+) Ampas (+) Lendir (+) darah (+)
Suhu: 39,60C
P:
O:Anemis (-), ikterus (-) • Pemasangan O2 via Nasal kanul 3-4 lpm
Nyeri tekan epigastrium (+) • IVFD RL guyur 1-2 kolf / lanjut 28 tpm
Peristaltik usus (+) kesan • Drips Chrome 1gr/TGC
meningkat
• Metronidazole 500mg/12jam/iv

• Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
A:Hematokesia
• As.Traneksamat 1gr/TGC
DD/disentri basiler
• Sanmol drips (bila suhu>38,5o C)
DD/disentri amuba
• PCT tab 3x1 (bila suhu<38o C)

• Ranitidin 1amp/12jam/iv

• Ondancetron 1amp/8jam/iv

• New Diatab 3xII


FOLLOW UP
12/11/2017 TD: 110/70mmHg S :Ku : lemah A:
Nadi: 80x/mnt Demam (-) Muntah (-) • Hematokesia DD/disentri basiler
Napas: 20x/mnt DD/disentri amuba
BAB encer (+) Ampas (+) Lendir (-) darah (-)
Suhu: 39,60C
P:
O:Anemis (-), ikterus (-) • Pemasangan O2 via Nasal kanul 3-4 lpm
Nyeri tekan epigastrium (+) • IVFD RL:Futrolit =1:1 28 tpm
Peristaltik usus (+) kesan • Drips Chrome 1gr/TGC
meningkat
• Metronidazole 500mg/12jam/iv

• Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
A:Hematokesia
• As.Traneksamat 1gr/TGC
DD/disentri basiler
• Sanmol drips (bila suhu>38,5o C)
DD/disentri amuba
• PCT tab 3x1 (bila suhu<38o C)

• Ranitidin 1amp/12jam/iv

• Ondancetron 1amp/8jam/iv

• New Diatab 3xII


FOLLOW UP
09/10/201 T:120/80 mmHg S: P:
7 N: 80 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+) - IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
P : 20 x/mnt  Demam (-), Sakit kepala (-), pusing (-) - Metronidazole 500mg/12jam/iv
S : 36,5 ⁰C  Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-) - Meropenem 1gr/12jam/iv
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), - Cilostazol 100mg 2x1 tab
 BAB : biasa, BAK : lancar - Novorapid 20-20-20 IU SC
O: - Lantus 0-0-24 IU SC
 SS / GC / CM - Rawat luka pagi dan sore
 Anemis -/-, ikterus -/-,
 BP : vesikuler, Anjuran :
BT : Rh -/-, Wh -/-  GDP dan GD2PP
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah, edema +.
 GDP : 171
 GD2PP : 184
A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
FOLLOW UP
10/10/20 T:130/80 mmHg S: P:
17 N: 80 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+) - IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
P : 20 x/mnt  Sakit kepala (-),demam (-), pusing (-) - Metronidazole 500mg/12jam/iv
S : 36,5 ⁰C  Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-) - Meropenem 1gr/12jam/iv
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), - Cilostazol 100mg 2x1 tab
 BAB : biasa, BAK : lancar - Novorapid 20-20-20 IU SC
O: - Lantus 0-0-24 IU SC
 SS / GC / CM - Rawat luka pagi dan sore
 Anemis -/-, ikterus -/-,
 BP : vesikuler, Anjuran :
BT : Rh -/-, Wh -/-  GDP dan GD2PP
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah, edema +.
 GDP : 171
 GD2PP : 184
A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
FOLLOW UP
11/11/201 T : 120/80 mmHg S: P:
7 N : 88 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+) berkurang - IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
P : 20 x/mnt  Sakit kepala (-),demam (-), pusing (-) - Metronidazole 500mg/12jam/iv
S : 36,6 ⁰C  Batuk (-), sesak(-), nyeri dada (-) - Meropenem 1gr/12jam/iv
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), - Cilostazol 100mg 2x1 tab
 BAB : biasa, BAK : lancar - Novorapid 22-22-22 IU SC
O: - Lantus 0-0-26 IU SC
 SS / GC / CM - Rawat luka pagi dan sore
 Anemis -/-, ikterus -/-,
 BP : vesikuler, Anjuran :
BT : Rh -/-, Wh -/- - GDP
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah dan ada yang
tampak kering, edema -
GDP : 171 mg/dl
GD2PP : 194 mg/dl
A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
FOLLOW UP
12/11/20 T : 120/80 mmHg S: P:
17 N : 88 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+) berkurang. - IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
P : 20 x/mnt  Sakit kepala (-),demam (-), pusing (-) - Metronidazole 500mg/12jam/iv
S : 36,6 ⁰C  Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-) - Meropenem 1gr/12jam/iv
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), - Cilostazol 100mg 2x1 tab
 BAB : biasa, BAK : lancar - Novorapid 22-22-22 IU SC
O: - Lantus 0-0-26 IU SC
 SS / GC / CM - Rawat luka pagi dan sore
 Anemis -/-, ikterus -/-,
 BP : vesikuler, Anjuran :
BT : Rh -/-, Wh -/- - GDP
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah dan ada yang
tampak kering, edema -
GDP : 169 mg/dl
A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
FOLLOW UP
13/11/201 T : 120/80 mmHg S: P:
7 N : 88 x/mnt  Luka pada kaki kanan (+), nyeri (+) berkurang. - Aff Infus
P : 20 x/mnt  Sakit kepala (-),demam (-), pusing (-) - Cilostazol 100mg 2x1 tab
S : 36,6 ⁰C  Batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-) - Novorapid 20-20-20 IU SC
 Nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), - Lantus 0-0-24 IU SC
 BAB : biasa, BAK : lancar - Rawat luka di rumah pagi dan sore
O: - Kontrol poli hari Kamis, 19 Oktober 2017
 SS / GC / CM
 Anemis -/-, ikterus -/-, Anjuran :
 BP : vesikuler, - Boleh pulang
BT : Rh -/-, Wh -/-
 Peristaltik (+), kesan N,
Hepatomegali (-)
Splenomegali (-)
 Ext : Edema -/-, peteki -/-
Status Lokalis : Regio Pedis Digiti I dextra, tepi luka
tidak teratur, warna dasar luka kemerahan, pus (+),
bau (+), kulit sekitar luka basah dan ada yang
tampak kering, edema -
GDP : 169 mg/dl
A:
 Ulkus diabetik
 DM Tipe 2
PROGNOSIS

Quad ad functionam : Dubia


Quad ad sanationam : Dubia
Quad et vitam : Dubia
DEFINISI
DIABETES MELITUS ….
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang
berlangsung kronik progesif, dengan manifestasi
gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai komplikasi
kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh. Diabetes
melitus tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi dan
dikontrol kadar gula darahnya.

KAKI DIABETIK….

Kaki diabetik yang merupakan komplikasi dari diabetes


mellitus disebabkan oleh penyakit vaskuler perifer atau
oleh neuropati namun seringkali disebabkan oleh
keduanya.
ETIOLOGI
DIABETES MELITUS ….
ETIOLOGI
KAKI DIABETIK….
Infeksi kaki diabetes biasanya muncul baik dalam ulserasi kulit yang terjadi
sebagai konsekuensi perifer (sensorik dan motorik) neuropati atau luka
disebabkan oleh beberapa bentuk trauma. Berbagai mikroorganisme
menyebabkan kerusakan jaringan yaitu, infeksi klinis. Infeksi ini dapat
kemudian menyebar, termasuk ke dalam jaringan yang lebih dalam, sering
mencapai tulang.
Faktor-faktor risiko terjadinya kaki diabetik:
• Umur ≥ 60 tahun • Kolesterol total, HDL, trigliserida tidak terkendali
• Lama DM ≥ 10 tahun • Kebiasaan merokok
• Neuropati • Ketidakpatuhan Diet DM
• Obesitas • Kurangnya aktivitas fisik
• Hipertensi • Perawatan kaki tidak teratur
• Glikolisasi hemoglobin (HbA1c) dan kadar glukosa darah tidak • Penggunaan alas kaki tidak tepat
terkendali • Infeksi mikroba
PATOFISIOLOGI
DIABETES MELITUS ….
PATOFISIOLOGI
KAKI DIABETIK….
FAKTOR RESIKO
Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan 2 faktor
risiko,yaitu:

Faktor resiko yang tidak dapat diubah : Faktor risiko yang dapat diubah meliputi :
1. Riwayat keluarga dengan DM (first degree 1. Obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar
relative) perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-
2. Umur ≥45 tahun laki
3. Etnik 2. Kurangnya aktivitas fisik
4. Riwayat melahirkan bayi dengan berat 3. Hipertensi
badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat 4. Dislipidemia
pernah menderita DM gestasional dan 5. Diet tidak sehat.
riwayat lahir dengan beratbadan rendah
(<2,5 kg).
GEJALA KLINIS

PERKENI membagi menjadi dua bagian besar ada tidaknya


gejala khas DM.

Gejala khas DM terdiri dari : Poliphagia


(banyak makan), polidipsia (banyak minum),
Poliuria (banyak kencing/sering kencing di
malam hari), Berat badan turun dengan cepat
(5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu).
Gejala TIDAK khas pada DM terdiri dari
Kriteria Diagnosis DM:

 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam.
 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75gram.
 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik.
 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
KELUHAN KLASIK

 Poliuria (banyak berkemih)


 Polidipsia (rasa haus sehingga
jadi banyak minum)
 Polifagia (banyak makan karena
perasaan lapar terus-menerus)
 Penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya
PENATALAKSANAAN

DIABETES MELITUS
Terapi insulin dibagi menjadi 60% preprandial dan 40% basal. Dosis insulin
basal berdasarkan GDP:
• <70 mg/dL: turunkan dosis 2 unit
• 70 – 130 mg/dL: pertahankan dosis
• >130 mg/dL: naikkan dosis 2 unit setiap 3 hari
• >180 mg/dL: naikkan dosis 4 unit tiap 3 hari
KLASIFIKASI
Tabel Klasifikasi Wagner

0 Kulit intak atau utuh


1 Tukak Superfisial
2 Tukak dalam (sampai tendon,tulang)
3 Tukak dalam dengan infeksi
4 Tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki
5 Tukak dengan gangren luas pada seluruh kaki
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
Komplikasi akut yang dapat terjadi diantaranya :
1. Ketoasidosis Diabetik
2. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik

Komplikasi kronis yang dapat terjadi akibat diabetes yang tidak terkendali adalah:
1. Kerusakan saraf (Neuropati)
2. Kerusakan ginjal (Nefropati)
3. Kerusakan mata (Retinopati)
4. Penyakit jantung koroner (PJK)
5. Stroke
6. Hipertensi
7. Penyakit pembuluh darah perifer
8. Gangguan pada hati
9. Penyakit paru
10. Gangguan saluran cerna
11. Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sudoyo. 2009. Editor. Buku Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Jakarta: Interna Publishing
2. Waspadji, Sarwono, Kartini Sukardji, Meida Oktarina. 2004. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.Garber AJ, Duncan TG, Goodman AM, Mills DJ, Rohlf JL. 1997. Efficacy of metformin in type
II diabetes: results of a double-blind, placebo-controlled, dose-response trial. Am J Med.
3. Rojas LBA, Gomes MB. 2013. Metformin: an old but still the best treatment fortype 2 diabetes. Diabetology &
Metabolik Syndrome.
4. Suryono, Slamet. 2014. Diabetes Melitus di Indonesia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II.
Jakarta: Interna Publishing
5. Batis, Krisnawati. 2004. Epidemiologi Penyakit Diabetes Mellitus. Depok: FKM UI
6. Rudijanto, Achmad dkk. 2015. Konsensus dan Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB
Endokrinologi Indonesia
7. Lauralee sherwood. 2009. Editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta; EGC.
8. Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus (Disarikan Dari Konsensus
Pengelolaan Diabetes Melitus Di Indonesia: Perkeni 2006).Sub bagian Endokrinologi Metabolik, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam, Fk Unsri/ Rsmh Palembang, Palembang.
9. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus,
PB. PERKENI. Jakarta.
10. Ben Greenstein dan Diana Wood. 2010. Editor. At Glance Sistem Endokrin, Edisi Ke dua. Jakarta: Erlangga.
11. Hastuti. 2008. Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus. Undip.
12. Yuanita A. Langi . 2011. Penatalaksanaan Ulkus Kaki Diabetes Secara Terpadu. Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
13. Ronald W. 2017. Pengelolaan Gangren Kaki Diabetik. Kartika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana, Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai