ASWIN ANUGERAH
111 2016 2116
PEMBIMBING:
dr. Halimah Sa’diyah, Sp.PD.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Tanggal Lahir : 01 Juli 1965
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Panrannuanta Takalar
Agama : Islam
No. RM : 237543
Tanggal Masuk : 11-11-2017, 22:25
Tanggal Keluar : 14-11- 2017
Nama RS : RSUD Kota Makassar
Rg Perawatan : Perawatan Interna, Kamar 3B
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sakit Perut
Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk dengan keluhan sakit perut sejak ± 8 jam sebelum masuk rumah
sakit. Sakit perut dirasakan sejak pagi memberat 8 jam terakhir. Sakit perut
dirasakan saat BAB. BAB terus menerus kadang-kadang nyeri. BAB terus menerus
kurang lebih 8x. BAB awalnya ada ampas, lama kelamaan menjadi cair (+), darah
(+) , lender (+). Demam (+) naik turun sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala (+),
pusing (+), batuk (-), sakit dada (-), sesak (-), mual (+) muntah (+) >3x isi: sisa
makanan (+), air (+). Benjolan di pantat di sangkal. Riw. Penyakit sebelumnya (-).
Mata
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-/-)
Gerakan : Ke segala arah
Kelopak Mata : Edema (-/-)
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterus (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor 2,5mm/2,5mm
Telinga
Pendengaran : Keduanya dalam batas normal
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-/-)
Hidung
Perdarahan : (-/-)
Sekret : (-/-)
Kongesti : (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Mulut
Bibir : Pucat (-), kering (+)
Lidah : Kotor (+), tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1 , hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Gigi geligi : Dalam batas normal
Gusi : Dalam batas normal
Leher
Kelenjar getah bening : Tidak terdapat pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak terdapat pembesaran
Pembuluh darah : Tidak terdapat kelainan
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Inspeksi
Bentuk : Normochest, simetris kiri = kanan
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Buah dada : Dalam batas normal
Sela iga : Dalam batas normal
Paru
Palpasi
Fremitus raba : Dalam batas normal, kiri = kanan
Nyeri tekan : (-)
Perkusi
Paru kiri : Sonor
Paru kanan : Sonor
Batas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior,
Batas paru belakang kanan : CV Th. IX dekstra
Batas paru belakang kiri : CV Th. X sinistra
Auskultasi
Bunyi pernapasan : Vesikuler
Bunyi tambahan : Rh -/-, Wh -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas normal (batas jantung kanan linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri linea midclavicularis sinistrra ICS V,
batas atas jantung ICS II)
Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Perut
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigastrium, Hepar tidak teraba, Lien tidak
teraba.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
Alat Kelamin
Edema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 November 17
A:
Ulkus diabetik
DM Tipe 2
FOLLOW UP
11/11/2017 TD: 110/70mmHg S :Ku : lemah A:
Nadi: 80x/mnt Demam (+) Muntah (+) • Hematokesia DD/disentri basiler
Napas: 20x/mnt DD/disentri amuba
BAB encer (+) Ampas (+) Lendir (+) darah (+)
Suhu: 39,60C
P:
O:Anemis (-), ikterus (-) • Pemasangan O2 via Nasal kanul 3-4 lpm
Nyeri tekan epigastrium (+) • IVFD RL guyur 1-2 kolf / lanjut 28 tpm
Peristaltik usus (+) kesan • Drips Chrome 1gr/TGC
meningkat
• Metronidazole 500mg/12jam/iv
• Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
A:Hematokesia
• As.Traneksamat 1gr/TGC
DD/disentri basiler
• Sanmol drips (bila suhu>38,5o C)
DD/disentri amuba
• PCT tab 3x1 (bila suhu<38o C)
• Ranitidin 1amp/12jam/iv
• Ondancetron 1amp/8jam/iv
• Ceftriaxone 1gr/12jam/iv
A:Hematokesia
• As.Traneksamat 1gr/TGC
DD/disentri basiler
• Sanmol drips (bila suhu>38,5o C)
DD/disentri amuba
• PCT tab 3x1 (bila suhu<38o C)
• Ranitidin 1amp/12jam/iv
• Ondancetron 1amp/8jam/iv
KAKI DIABETIK….
Faktor resiko yang tidak dapat diubah : Faktor risiko yang dapat diubah meliputi :
1. Riwayat keluarga dengan DM (first degree 1. Obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar
relative) perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-
2. Umur ≥45 tahun laki
3. Etnik 2. Kurangnya aktivitas fisik
4. Riwayat melahirkan bayi dengan berat 3. Hipertensi
badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat 4. Dislipidemia
pernah menderita DM gestasional dan 5. Diet tidak sehat.
riwayat lahir dengan beratbadan rendah
(<2,5 kg).
GEJALA KLINIS
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam.
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75gram.
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik.
Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
KELUHAN KLASIK
DIABETES MELITUS
Terapi insulin dibagi menjadi 60% preprandial dan 40% basal. Dosis insulin
basal berdasarkan GDP:
• <70 mg/dL: turunkan dosis 2 unit
• 70 – 130 mg/dL: pertahankan dosis
• >130 mg/dL: naikkan dosis 2 unit setiap 3 hari
• >180 mg/dL: naikkan dosis 4 unit tiap 3 hari
KLASIFIKASI
Tabel Klasifikasi Wagner
Komplikasi kronis yang dapat terjadi akibat diabetes yang tidak terkendali adalah:
1. Kerusakan saraf (Neuropati)
2. Kerusakan ginjal (Nefropati)
3. Kerusakan mata (Retinopati)
4. Penyakit jantung koroner (PJK)
5. Stroke
6. Hipertensi
7. Penyakit pembuluh darah perifer
8. Gangguan pada hati
9. Penyakit paru
10. Gangguan saluran cerna
11. Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Aru W. Sudoyo. 2009. Editor. Buku Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi V. Jakarta: Interna Publishing
2. Waspadji, Sarwono, Kartini Sukardji, Meida Oktarina. 2004. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.Garber AJ, Duncan TG, Goodman AM, Mills DJ, Rohlf JL. 1997. Efficacy of metformin in type
II diabetes: results of a double-blind, placebo-controlled, dose-response trial. Am J Med.
3. Rojas LBA, Gomes MB. 2013. Metformin: an old but still the best treatment fortype 2 diabetes. Diabetology &
Metabolik Syndrome.
4. Suryono, Slamet. 2014. Diabetes Melitus di Indonesia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid II.
Jakarta: Interna Publishing
5. Batis, Krisnawati. 2004. Epidemiologi Penyakit Diabetes Mellitus. Depok: FKM UI
6. Rudijanto, Achmad dkk. 2015. Konsensus dan Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB
Endokrinologi Indonesia
7. Lauralee sherwood. 2009. Editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta; EGC.
8. Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus (Disarikan Dari Konsensus
Pengelolaan Diabetes Melitus Di Indonesia: Perkeni 2006).Sub bagian Endokrinologi Metabolik, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam, Fk Unsri/ Rsmh Palembang, Palembang.
9. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus,
PB. PERKENI. Jakarta.
10. Ben Greenstein dan Diana Wood. 2010. Editor. At Glance Sistem Endokrin, Edisi Ke dua. Jakarta: Erlangga.
11. Hastuti. 2008. Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus. Undip.
12. Yuanita A. Langi . 2011. Penatalaksanaan Ulkus Kaki Diabetes Secara Terpadu. Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
13. Ronald W. 2017. Pengelolaan Gangren Kaki Diabetik. Kartika Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana, Jakarta, Indonesia.