Anda di halaman 1dari 42

LIPID

KELOMPOK 3 :

CUT MULIYANA (1506103040037)


HILDA YUSMARINA (1506103040054)
NINIS KHAIRUNNISA (1506103040047)
RIZA AFDIANUR(1506103040029)
ULFA USMA (1506103040022)
YUYUN ARYANTI (1506103040008)
ZULHERA APRILIA (1506103040018)
I. Tujuan Percobaan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk


mengidentifikasi sifat-sfat umum berbagai jenis lipid.
II. Tinjauan Pustaka

Lipid adalah segolongan senyawa organik yang terdapat di alam dan


mempunyai sifat-sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
lemak seperti eter, kloroform, alkohol panas dan benzene.
Berhubungan erat dengan asam lemak dan dapat digunakan oleh
organisme hidup (syaifuddin, 2013).

Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam


lemaknya yaitu adanya asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Asam lemak jenuh yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
(Salirawati : 2007)

Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan sumber
energi utama untuk energi cadangan makanan, lipoprotein fosfilipid
berfungsi sebagai pengangkut zat yang melewati membran sel,
kolesterol berperan sebagai pengangkut lemak dalam tubuh (Sutresna :
2009)
Kelarutan suatu lipid ditentukan berdasarkan sifat
kepolarannya, lipid mempunyai sifat nonpolar sehingga
hanya akan larut pada pelarut yang nonpolar (Garjito :
1980)

Reaksi asam basa dilakukan untuk mengukur jumlah


asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak.
Angka asam yang besar menunjukkan terbentuknya
asam lemak yang besar dari hidrolisis minyak. Semakin
tinggi angka asam maka semakin rendah kualitas
minyak (Almunady:2012)
Uji penyabunan digunakan untuk menunjukkan secara
relatif besar kecilnya molekul asam lemak yang
terkandung dalam minyak. Minyak yang disusun oleh
asam lemak berantai C pendek berarti akan mempunyai
berat molekul relatif kecil dan angka penyabunannya
juga kecil (Almunady:2012)

Akrolein mempunyai rumus molekul CH2=CHCHO


adalah termasuk golongan aldehida tak jenuh α, β, dan
sangat elektrofilik yang dapat dijumpai pada berbagai
jenis asap. (Serumpaet : 2016).
III. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini
adalah sebagai berikut :
• Pipet tetes
• Tabung reaksi beserta rak
• Pembakar spiritus
• Kaki tiga
• Kawat kasa
• Cawan penguap
• Erlenmeyer
• Spatula
• Pipet volume
• Gelas kimia
• Penjepit tabung reaksi
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini
adalah sebagai berikut:

• Minyak kelapa
• Mentega
• Margarin
• Minyak tengik
• Gliserol (C3H8O3)
• Kloroform (CHCL3)
• Alkohol panas (C2H5OH)
• Asam encer (HCl)
• Alkali (NaOH)
• Aquades (H2O)
• Kertas lakmus universal
• Kalium hidroksida (KOH)
• Natrium hidroksida (NaOH)
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Uji Kelarutan

1 ml CHCl3

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi


- + pertetes bahan percobaan

- Minyak kelapa - Mentega - Margarin - C3H8O3


- digojok - digojok - digojok - digojok

Larut Larut Larut


Larut
1 ml C2H5OH (panas)

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi


- + pertetes bahan percobaan

- Minyak kelapa - Mentega - Margarin - C3H8O3


- digojok - digojok - digojok - digojok

Tidak larut Tidak larut Tidak larut Larut


1 ml HCl encer

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi


- + pertetes bahan percobaan

- Minyak kelapa - Mentega - Margarin - C3H8O3


- digojok - digojok - digojok - digojok

Membentuk dua Membentuk dua Membentuk dua


larut
lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut
1 ml NaOH encer

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi


- + pertetes bahan percobaan

- Minyak kelapa - Mentega - Margarin - C3H8O3


- digojok - digojok - digojok - digojok

Membentuk dua Membentuk dua Membentuk dua


larut
lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut
1 ml H2O

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi


- + pertetes bahan percobaan

- Minyak kelapa - Mentega - Margarin - C3H8O3


- digojok - digojok - digojo - digojok

Membentuk dua Membentuk dua Membentuk dua


Membentuk dua
lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut lapisan, tidak larut
lapisan, tidak larut
4.2 Reaksi Asam Basa

Lakmus universal

- Dibasahi dengan H2O


- Dimasukkan - Dimasukkan - Dimasukkan - Dimasukkan
kedalam Minyak kedalam Minyak kedalam C3H8O3 kedalam H2O
kelapa tengik - Digoyang tabung - Digoyang
- Digoyang tabung - Digoyang tabung - diamati tabung
- diamati - diamati - diamati

5 4 6
7
4.3 Penyabunan

4 tetes minyak kelapa

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + 3 ml H2O

Tidak larut

- + 1 ml KOH beralkohol - + 1 ml NaOH


beralkohol
berbusa Berbusa
4 tetes mentega

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + 3 ml H2O

Tidak larut

- + 1 ml KOH beralkohol - + 1 ml NaOH


beralkohol
Berbusa Berbusa
4 tetes margarin

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + 3 ml H2O

Tidak larut

- + 1 ml KOH beralkohol - + 1 ml NaOH


beralkohol
Berbusa Berbusa
4 tetes C3H8O3

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


- + 3 ml H2O

Larut (larutan tidak


berwarna)

- + 1 ml KOH beralkohol - + 1 ml NaOH


beralkohol
Tidak Berbusa
Tidak berbusa
4.4 Uji Akrolein

1 ml Minyak kelapa 1 ml C3H8O3

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Dimasukkan ke dalam


- Dipanaskan tabung reaksi
- Diperhatikan baunya seperti - Dipanaskan
- Diperhatikan baunya
Berbau tengik seperti bau belerang

Tidak berbau
4.5 Tabel Pengamatan
4.5.1. Uji Kelarutan

No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Minyak Kelapa
+ Larutan keruh
1 + (larut)
Kloroform

Mentega + Larutan
2. + (larut) berwarna
Kloroform kuning
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Lautan
Bleuband berwarna
+
3 + (larut) kuning
Kloroform

Gliserol
+ Larutan tidak
4 + (larut) berwarna
Kloroform
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Minyak Kelapa
- Larutan tidak
1 + (tidak larut) berwarna
Etanol (panas)

Mentega Etanol dan


-
+ mentega tidak
2 (tidak larut)
bercampur
Etanol (panas)
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Bleuband Etanol dan


-
3 + (tidak larut) blueband tidak
Etanol (panas) bercampur

Gliserol Larutan tidak


+
4 + (larut)
berwarna
Etanol (panas)
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Minyak Kelapa 2 lapisan


- larutan,
1 + (tidak larut) larutan tidak
HCl berwarna

Mentega
- Etanol dan
+ mentega tidak
2 (tidak larut)
HCl bercampur
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

Bleuband Etanol dan


-
3 + (tidak larut)
blueband tidak
HCl bercampur

Gliserol
+ Larutan tidak
4 + (larut) berwarna
HCl
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

2 lapisan
Minyak Kelapa larutan,
-
1 + (tidak larut)
larutan keruh
NaOH

Mentega NaOH dan


- mentega tidak
2 + (tidak larut) bercampur
NaOH
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

NaOH dan
Bleuband blueband tidak
- bercampur
3 + (tidak larut)
NaOH

Gliserol
+
4 + (larut)
Larutan tidak
NaOH berwarna
Nama Sampel Hasil Uji Gambar
No

2 lapisan
Minyak Kelapa larutan,
-
1 + (tidak larut) larutan tidak
H2O berwarna

Mentega H2O dan mentega


-
+ tidak bercampur
2 (tidak larut)
H2O
No Nama Sampel Hasil Uji Gambar

H2O dan
Bleuband blueband tidak
-
3 + (tidak larut) bercampur
H2O

Gliserol
4 + (larut)
H2O Larutan tidak
berwarna
4.5.2 Reaksi Asam Basa

Bahan asam basa netral pH


percobaan
Minyak √ - - 5
kelapa

Minyak √ - - 4
tengik

C3H8O3 √ - - 6
4.5.3 Penyabunan

Bahan percobaan NaOH KOH

Minyak kelapa + ++

C3H8O3 - -

Margarin + ++

Mentega + ++
4.5.4 Uji Akrolein

Bahan percobaan Bau

Akrolein SO2

Minyak kelapa + -

C3H8O3 + -
O

H2 C O C R O

R C O K
O H 2C OH O

HC O C R + 3 KOH HC OH + R C O K
O
H 2C OH
O
R C O K

H2 C O C R

trigliserida basa gliserol sabun


4.6 Reaksi-Reaksi
4.6.1 Reaksi Penyabunan
O

O
H2 C O C R

R C O Na

O H2C OH O

HC O C R + 3 NaOH HC OH + R C O Na
O

H2C OH
O
R C O Na

H 2C O C R

trigliserida basa gliserol sodium stearat


4.6.2 Reaksi Uji Akrolein
O

OH CO2 (g) + H2O (l)

minyak kelapa

H2 C OH O

HC OH C H + 2H2O

H2 C OH CH

CH2
gliserol
akrolein
V. Hasil dan Pembahasan
• Lipid merupakan suatu kelompok bahan-bahan yang
mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut asam lemak seperti eter, benzena,
kloroform dan alkohol panas.
• Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang
mempunyai perbedaan sifat fisik pada suhu kamar
yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak
berbentuk cair.
• Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan
pada asam lemaknya yaitu asam lemak jenuh yang
tidak memiliki ikatan rangkap dan asam lemak tak
jenuh yang memiliki ikatan rangkap (salirawati :
2007)
A. Uji kelarutan

• Percobaan pertama dilakukan uji kelarutan dari setiap bahan


percobaan yaitu minyak kelapa, mentega, margarin, dan gliserol
dalam pereaksi kloroform, alkohol panas, asam encer, alkali, dan
air.
• Uji kelarutan ini dapat diamati secara langsung. Minyak kelapa,
mentega dan margarin larut dalam kloroform, tetapi tidak larut
dalam alkohol panas, asam encer, alkali dan air. Hal ini
disebabkan karena minyak kelapa, mentega, dan margarin
bersifat nonpolar, sehingga hanya dapat larut dalam pelarut
nonpolar, yaitu kloroform (Garjito : 1980).
• Gliserol larut dalam pereaksi kloroform, alkohol panas, asam
encer, alkali, tetapi tidak larut dalam air. Sedangkan gliserol
merupakan trigriserol yang merupakan hasil reaksi lipid dengan
basa, gliserol banyak mengandung gugus hidroksil yang bersifat
hidrofilik sehingga gliserol dapat larut dalam pelarut polar.
B. Reaksi asam basa
• Percobaan kedua dilakukan uji reaksi asam basa, dimana uji ini
bertujuan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terkandung
dalam minyak. Angka asam yang besar menunjukkan terbentuknya
asam lemak yang besar dari hidrolisis minyak. Semakin tinggi angka
asam maka semakin rendah kualitas minyak (Almunady:2012).
• Berdasarkan hasil uji asam basa menggunakan kertas lakmus universal
didapatkan pH masing-masing bahan percobaan yaitu minyak kelapa
dengan pH 5, minyak tengik dengan pH 4 dan gliserol dengan pH 6
yang menunjukan bahwa semua bahan percobaan bersifat asam.
• Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak tengik
bersifat asam. Hal ini disebabkan karena minyak mengalami hidrolisis
dan oksidasi sehingga menghasilkan aldehida, keton, dan asam lemak
bebas.
• Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan lemak atau minyak
karena terdapat sejumlah air didalamnya sehingga hasilnya reaksi
tersebut menimbulkan bau yang tidak enak (tengik) pada minyak atau
lemak.
C. Uji penyabunan
• Percobaan ketiga dilakukan uji penyabunan, dimana setiap bahan percobaan
diamati apakah terbentuk busa atau tidak.
• Bahan percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, gliserol, margarin,
dan mentega dengan menggunakan pereaksi KOH beralkohol dan NaOH
beralkohol. Alkali berupa NaOH dan KOH digunakan untuk menghidrolisis
lipid sedangkan alkohol dalam alkali berfungsi sebagai mempercepat reaksi
hidrolisis.
• Berdasarkan hasil percobaan ketika dipanaskan minyak kelapa, minyak
tengik, margarin, dan mentega menghasilkan busa yang menunjukkan
bahwa bahan percobaan merupakan lemak dan dapat menghasilkan sabun,
sedangkan gliserol ketika dipanaskan tidak menghasilkan busa karena
gugus hidroksil dari gliserol tidak mungkin dapat digantikan oleh K
ataupun Na.
• Busa yang dihasilkan setiap bahan percobaan dengan menggunakan
pereaksi KOH beralkohol lebih banyak dibandingkan dengan pereaksi
NaOH beralkohol.
• Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan reaksi
hidrolisis agar busa yang terbentuk larut semua dan menghasilkan asam
lemak dan gliserol, proses ini yang disebut saponifikasi.
D. Uji akrolein
• Percobaan keempat dilakukan uji akrolein, dimana uji ini
dilakukan untuk mendeteksi keberadaan molekul trigliserida
dengan cara memanaskan bahan percobaan dan mencium
baunya.
• Uji akrolein berfungsi sebagai penguji kualitas lipid. Akrolein
mempunyai rumus molekul CH2=CHCHO adalah termasuk
golongan aldehida tak jenuh α, β, dan sangat elektrofilik yang
dapat dijumpai pada berbagai jenis asap (Serumpaet : 2016).
• Berdasarkan hasil pengujian akrolein terhadap minyak kelapa,
ketika dipanaskan menghasilkan bau tengik sedangkan gliserol
ketika dipanaskan tidak berbau.
• Bau dari minyak kelapa, lebih tengik dari pada gliserol, karena
gliserol merupakan lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan
rangkap dan asam lemak. Sedangkan minyak kelapa termasuk
kedalam lemak tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan rangkap dan
menimbulkan bau tengik.
• Semakin panjang ikatan rangkap maka akan semakin bau.
• Ketika lemak dipanaskan maka bagian gliserol akan terhidrasi
ke dalam bentuk aldehida tidak jenuh yang memiliki bau
seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih (ketaren
: 1986).
• Bau pada minyak kelapa yang tidak enak (tengik) dikarenakan
ikatan rangkapnya agak rumit (kompleks) sehingga asap dan
baunya lama hilangnya. Sedangkan gliserol mempunyai ikatan
rangkap yang lebih sederhana sehingga asap dan baunya cepat
hilang. Maka, itu merupakan penyebab dari tidak terdeteksinya
bau pada gliserol ketika dipanaskan.
VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Minyak kelapa, mentega dan margarin larut dalam kloroform karena bersifat
polar.
2. Gliserol dapat larut dalam pelarut polar karena mengandung gugus hidroksil
yang bersifat hidrofilik.
3. Minyak kelapa memiliki pH 5, minyak tengik memiliki pH 4, dan gliserol
memiliki pH 6 sehingga lemak bersifat asam.
4. Sifat asam pada minyak kelapa, minyak tengik, dan gliserol disebabkan karena
minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi.
5. Sabun dari KOH lebih banyak dihasilkan dari sabun NaOH.
6. Alkohol pada alkali berfungsi untuk mempercepat reaksi hidrolisis.
7. Pemanasan pada uji penyabunan bertujuan untuk menyempurnakan reaksi
hidrolisis agar busa larut semua dan menghasilkan lemak dan gliserol.
8. Minyak kelapa dan gliserol positif pada pengujian akrolein.
9. Minyak kelapa lebih berbau tengik karena merupakan lemak tak jenuh
sedangkan gliserol adalah lemak jenuh.
10. Minyak kelapa berbau tengik ketika dipanaskan karena ikatan rangkap agak
rumit dan asap serta baunya lama hilang.
11. Gliserol sangat cepat hilang bau dan asapnya ketika dipanaskan karena
mempunyai ikatan rangkap yang sederhana.
VIII. Daftar Pustaka
Almunady, T. 2012. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh
Omega-3, Omega-6 Dan Karakterisasi Minyak Ikanpatin (Pangasius
Pangasius). Jurnal Penelitian Sains. 15(3):102-106
Garjito, M. 1980. Minyak Sumber Penanganan Pengolahan dan Pemurnian.
Jogjakarta: Fakultas Teknik Pertanian UGM.
Ketaren. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta.
Universitas indonesia.
Sartika, R. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh Dan Asam
Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 2 (4): 5-9
Serumpaet,R. 2016. Pengaruh Asap Rokok Terhadap Kualitas Hidup Total
Penderita Rinitis Alergi Persisten. Jurnal Skolastik
Keperawatan.2(1):1-5).
Syaifuddin, A. 2013. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai