OTAK
X-FACTOR
TTIK
SALIN
HIPERTONIS VS MANITOL
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Darah (10%)
Release
Breaks Cerebral Autoregulation
-Ca Contusion
Astrocyte BBB disturbance
-Glutamate edema
-Free Radikal
-Cytokines Vasogenik Tissue Hematoma
-K edema Hyperosmolarity
CBF
Edema Cytotoxic
Excototoxicity
Increase ICP
Apoptosis
Necrosis
PATOFISIOLOGI..2
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri Kepala
Muntah
Golongan
benzodiazepin,
barbiturat,
neuroleptik, dan
opioid.
PENATALAKSANAAN-TERAPI TTIK
Hiperventilasi Sedatif
Terjadi vasokonstriksi - Morfin 2 – 5 mg/iv/jam
PD otak sehingga CBF - Pentanil 25 – 100 mg iv
turun. dilanjutkan dengan 4
Barbiturat mg/25cc NaCl 0,9%
Phenobarbital - Propofol iv 10 mg/cc.
- Loading dose 10-20 dosis pemeliharaan 5-50
mg/KgBB lalu diulangi mg/kg/menit
5 mg/kg bolus Steroid
- Maintenance: 1-4 - Efektif untuk mengatasi
mg/kg/jam edema vasogenik karena
- Pertahankan selama 24- tumor
48 jam Osmoterapi
LEVEL THERAPY TTIK
MONITORING TIK
Kriteria:
1. GCS </= 8
2. CT Scan: Massa lesi
3. Gejala TTIK
Tipe Monitor
1. intraventricular
catheter (IVC)
2. Subarachnoid bolt
(Richmond screw)
3. Epidural fiber optic
catheter
4. Lumbar drain
MANITOL
Manitol (D-mannitol
(C6H14O6)),
merupakan bubuk
kristal putih yang
mudah larut air
Bekerja pada komposisi
cairan tubuler serta
filtrasi glomerulus
Menghambat reabsorpsi
natrium dan klorida
terutama pada tubulus
proksimal dan
ascending loop of Henle
MEKANISME KERJA
Melintasi sawar darah Pemberian manitol
otak menyebabkan
Pergerakan air dari perubahan volume
jaringan otak ke darah otak dan
intravaskuler meningkatkan
kecepatan reabsorbsi
Meningkatkan
cairan serebrospinalis
osmolaritas serum
Mengurangi
viskositas darah
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan mana
yang lebih efektif antara manitol dengan salin hipertonis
PERBANDINGAN PENURUNAN TIK ANTARA
MANITOL – SALIN HIPERTONIS
I
C
P
(cmH2O)
P‹ 0,05
15’ 1h 2h 3h 4h 5h 6h 7h 8h
Time
DESAIN KONSEP PENGGUNAAN MANITOL –
SALIN HIPERTONIS
BAB III. KESIMPULAN
Tekanan intrakranial dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu jaringan
otak (sekitar 80% dari volume total), cairan serebrospinal (sekitar
10%) dan darah (sekitar 10%). Menurut doktrin dari Monro-Kellie
disebutkan bahwa peningkatan volume salah satu faktor harus
diikuti kompensasi dengan penurunan faktor lainnya supaya volume
tetap konstan..Tekanan intrakranial bervariasi sesuai dengan usia
dan nilai normal dari anak-anak tidak diketahui dengan baik. Pada
dewasa dan anak-anak yang lebih tua memiliki nilai normal kurang
dari 10-15 mmHg, anak-anak muda TIK adalah sekitar 3-7 mmHg
dan TIK normal pada infant adalah sekitar 1,5 sampai 6 mmHg.
Dikatakan tekanan tinggi intrakranial jika > 20 mmHg, sedangkan
tindakan aktif dilakukan jika tekanan intrakranial > 25 mmHg. Nilai
TIK lebih besar dari 20-25 mmHg membutuhkan pengobatan pada
banyak keadaan. Nilai TIK yang lebih besar dari 40 mmHg
mengindikasikan hal yang parah dan mengancam hidup.
Tekanan tinggi intrakranial (TTIK) merupakan
kegawatdaruratan di bidang neurologi. Oleh
karena itu, harus dilakukan tindakan segera
untuk mencegah herniasi otak. Tujuan utama
manajemen TTIK adalah menghindari iskemia
sekunder dengan jalan menjaga perfusi otak.
Manajemen TTIK ada 2 yaitu manajemen umum
dan manajemen khusus.
Manitol merupakan suatu diuretik osmotik yang
sering digunakan untuk menurunkan tekanan
intrakranial melalui efek dehidrasi serebral.
Manitol 20% dengan dosis 0,5 – 1 gr/kgBB setiap
4-6 jam diberikan cepat dalam 10 menit. Efek
terhadap tekanan intrakranial berlangsung 10-
20 menit dan mencapai puncak 20-60 menit,
berakhir 3-6 jam.
Hipertonik salin adalah cairan resusitasi untuk
memperbaiki volume sirkulasi atau
hemodinamik dengan volume kecil dan dalam
waktu singkat, mencegah dan koreksi
hiponatremia, mengurangi tekanan intrakranial
pada cedera otak traumatik. Secara umum dosis
HSL adalah:1 mL/kgBB/jam infus IV. Pada
cedera otak traumatik, diberikan 1,5 – 2
ml/KgBB/dlm 15 menit iv.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang
benar-benar membuktikan mana yang lebih
efektif antara manitol dengan salin hipertonis,
beberapa isu diantaranya mengenai ke-
ekuimolaritas-an dari kedua cairan hiperosmora
yang dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan Cedera Kepala Akut. Medan: FK USU
Little, R.D. 2008. Increased Intracranial Pressure. Clin Ped Emerg Med 9:83-87.
Sunardi. 2008. Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial, Valsava Maneuver & Pengikatan.
Wahyuhadi, J. & Faris, M. 2010. Simposium preceeding - Post Traumatic Brain Edema: The Role
of Mannitol and Hypertonic Saline. Surabaya: Division of Neurotrauma-Neuroemergency
Department of Neurosurgery Faculty of Medicine Airlangga University - Dr. Soetomo Hospital
Turner, John M. 2000. Textbook of Neuroanesthesia and Intensive Care: Intracranial Pressure.
http://assets.cambridge.org/190015/1731/sample/1900151731ws.pdf
Tonam, et.al. 2004. Neurona Vol. 21 No. 2: Penggunaan Manitol pada Tekanan Tinggi
Intrakranial. Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ibsen, Laura.1998. Cerebral Resusitation and Increased Intracranial Pressure.
http://pedsccm.org/FILE-CABINET/Practical/Akron_pdfs/9INTRACR.PDF
Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan Cedera Kepala Akut. Medan: FK USU
Bahrudin. Posisi Kepala dalam Stabilisasi Tekanan Intrakranial.
Sharma, Anil. 1999. Raised Int r a c r ani a l Pr e s sur e and its Management. Unit of
Neurosurgery, Depa r tment of Surgery, Govt. Medical College, J ammu ( J&K) .
Huang, S. J., et al. 2005. Efficacy and safety of hypertonic saline solutions in the treatment of
severe head injury. Surgical Neurology 65 (2006) 539 – 546
Craen, R. A. 2007. Comparison of Equiosmolar Doses of Mannitol 20% Versus Hypertonic Saline
7.5% Infusion in the Reduction of Brain Bulk During Elective Craniotomies for Supratentorial
Brain Tumor Resection. Kanada: Lawson Health Research Institute
DAFTAR PUSTAKA..2
Turner, John M. 2000. Textbook of
Neuroanesthesia and Intensive Care:
Intracranial Pressure.
http://assets.cambridge.org/190015/1731/sample/
1900151731ws.pdf
Tonam, et.al. 2004. Neurona Vol. 21 No. 2:
Penggunaan Manitol pada Tekanan Tinggi
Intrakranial. Jakarta: Bagian Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ibsen, Laura.1998. Cerebral Resusitation and
Increased Intracranial Pressure.
http://pedsccm.org/FILE-
CABINET/Practical/Akron_pdfs/9INTRACR.PDF
Japardi, iskandar. 2002. Penatalaksanaan
TERIMA KASIH..