yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. • Uji fungsi paru dengan spirometri merupakan salah satu pemeriksaan yang direkomendasikan pada serangan asma. Jika alat tersedia dan kondisi pasien memungkinkan PEV atau FEV dinilai sebelum diberikan terapi. Selanjutnya spirometri dilakukan satu jam setelah pemberian terapi awal dan diperiksa berkala sampai respons terhadap terapi komplit. • Uji skin prick test • Jika terindikasi dan fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan untuk mencari kemungkinan diagnosis banding, misalnya uji tuberkulin, foto sinus paranasalis, foto thoraks, uji refluks gastroesofagus. • Jika tersedia periksa saturasi oksigen dengan pulse oximetry. Saturasi oksigen <92% merupakan tanda serangan berat yang memerlukan tindakan yang agresif • Analisis gas darah. Pemeriksaan ini tidak rutin diperlukan dan hanya dipertimbangkan jika FEV <50% prediksi atau pada pasien dengan serangan asma berat atau pasien yang menetap atau memburuk dengan terapi awal. • Asma terkendali penuh (well contolled) • Tanpa obat pengendali : pada asma intermiten • Dengan obat pengendali : pada asma persisten (ringan/sedang/berat) • Asma terkendali sebagian (party controlled) • Asma tidak terkendali (uncontrolled) • Kriteria asma terkontrol pada anak yaitu : • Tidak ada gejala atau minimal • Tidak ada serangan asma pada malam hari • Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk exercise • Tidak ada pemakaian obat-obat pelega atau minimal • Variasi harian APE (Arus Puncak Ekspirasi) kurang dari 20% • Nilai APE normal ata mendekati normal • Efek samping obat minimal (tidak ada) • Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat • Beberapa langkah penanganan asma pada anak adalah sebagai berikut : • Pemberian edukasi pada pasien dan keluarganya tentan asma • Penilaian dan pemantauan derajat asma • Penghindaraan terhadap faktor risiko • Pembuatan rencana tatalaksana jangka panjang • Menatalaksana serangan • Follow up secara teratur Pada umumnya bila segera ditangani dengan adekuat prognosa adalah baik. Asma karen faktor imunologi (faktor ekstrinsik) yang muncul semasa kecil prognosanya lebih baik dari pada yang muncul sesudah dewasa. Angka kematian meningkat bila tidak ada fasilitas kesehatan yang memadai. • Non Medikamentosa • Istirahat • Monitoring keadaan klinis • Menjaga kebersihan diri dan sekitar • • Edukasi • Memberi edukaki ke keluarga pasien tentang penyebab asma antaranya cuaca dingin, alergi debu, asap rokok, dan yang lain. • Menjaga kebersihan di rumah, sekitarnya, supaya bebas dari debu, dan apa jua alergen yang lain. •