Anda di halaman 1dari 47

KEPANITRAAN KLINIK STASE RADOLOGI

PERIODE 06 NOVEMBER – 09 DESEMBER TAHUN 2017

SHILVIA ADITA PUTRI, S.Ked


NPM. 17360073

Pembimbing : dr.SILMAN HADORI, Sp. RAD.


MH.Kes
LAPORAN KASUS

“ Benign Prostat
Hiperplasia (BPH) ”
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 09.91.25

Nama lengkap : Tn. Z

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : 12-08-1945

Umur : 72 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SD

Alamat : Sidomulyo Lampung Selatan


ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesa dan


Alloanamnesa
MRS : 20 November 2017
Jam : 16:40 WIB
Keluhan utama : Nyeri perut dan sulit
buang air kecil sejak
± 5 hari SMRS
Keluhan tambahan : badan terasa lemas
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Os mengeluh nyeri perut bawah sejak ±


1 bulan yang lalu dan dirasakan
semakin memberat sejak 5 hari yang
lalu. Selama satu bulan Os merasakan
nyeri yang hilang timbul, akan tetapi
sejak 5 hari yang lalu sebelum Os
masuk RS, Os mengaku nyeri memberat
dan dirasakan terus-menerus.
Selain itu Os juga mengeluh sulit BAK
sejak 6 bulan yang lalu. Untuk memulai
BAK Os membutuhkan waktu sekitar 3-5
menit. Os juga harus mengedan agar air
kencing keluar. Os mengatakan pancaran
air kencing Os mulai melemah, terputus-
putus dan lalu menetes. Pasien juga
mengeluhkan buang air kecil merasa tidak
lampias dan merasa masih ada sisa air
kencing di kandung kencing pasien.
Sebelumnya Os sudah pernah berobat ke
dokter umum namun tidak ada perubahan.
Riwayat kencing berdarah disangkal, kencing
berpasir atau batu disangkal, kencing
bernanah disangkal, riwayat trauma pada
saluran kencing disangkal, nyeri pinggang
disangkal, demam disangkal, penurunan
berat badan yang drastis disangkal. Susah
buang air besar (BAB) dan BAB berdarah
juga disangkal oleh Os. Riwayat merokok (+)
RIWAYAT PENYAKIT DULU
√ Cacar - Malaria - Batu ginjal/saluran kemih

- Cacar air - Disentri - Burut (hernia)


- Difteri - Hepatitis - Penyakit prostat
- Batuk rejan - Tifus abdomen - Wasir
√ Campak - Hipotensi - Diabetes
√ Influenza - Sifilis - Alergi
- Tonsilitis - Gonore - Tumor
- Kholera √ Hipertensi - Penyakit Jantung
Demam rematik
- - Ulkus ventrikulus - Asma Bronkhial
akut
- Pneumonia - Ulkus duodeni - Gagal Ginjal Kronik
- Pleuritis - Gastritis - Sirosis Hepatis
- Tuberkulosis - Batu empedu
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keadaan
Hubungan Diagnosa Penyebab Meninggal
Kesehatan

Kakek - - -

Nenek - - -

Ayah - - -

Ibu - - -

Saudara - - -

Anak-anak - - -
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,7⁰C
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala dan Leher
• Mata : dalam batas normal
• Hidung : dalam batas normal
• Mulut : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
Pemeriksaan Toraks
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak iktus
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi :
Batas pinggang jantung : ICS II garis parasternal
sinsitra
Batas bawah kiri : ICS IV garis midklavikula
sinistra
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal
dekstra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur
(-), gallop (-)
Paru

Depan Belakang
Inspeksi Kanan
Kiri Simetris dalam statis dan
dinamis
Palpasi Kanan
Kiri Vocal fremitus normal kanan dan
kiri

Perkusi Kanan Sonor Sonor


Kiri Sonor Sonor
Auskultasi Kanan
Kiri Rh (-/-)
Wh(-/-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi
abnormal (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang
abdomen
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan simpisis
pubis (+), nyeri ketok CVA (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dextra dan sinistra: DBN
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: DBN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL


Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 12,8
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 9.300 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 0 1-3%
 Batang 1 2-6 %
 Segmen 70 50-70 %
 Limposit 20 20-40 %
 Monosit 9 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,6
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Hematokrit 36
Wn: 38-47 %
Trombosit 327.000 159-400 ul
MCV 90 80-96
MCH 27 27-31 pg
MCHC 30 32-36 g/dl
USG Ginjal kanan :
Besar dan bentuk
normal, kontur normal,
parenkim normal, intensitas
gema normal, batas tekstur
parenkim dengan central echo-
complex normal, tampak
bayangan hiperechoic dengan
acustic shadow, soliter,
diameter ± 0,55 cm, tidak
tampak massa, sistem
pelvokalises melebar.

Ginjal kiri :
Besar dan bentuk
normal, kontur normal,
parenkim normal, intensitas
gema normal, batas tekstur
parenkim dengan central echo-
complex normal, tampak
bayangan hiperechoic dengan
acustic shadow, tidak tampak
massa, sistem pelvokalises
melebar.
Ginjal kanan :
Besar dan bentuk normal, kontur normal,
parenkim normal, intensitas gema normal, batas
tekstur parenkim dengan central echo-complex
normal, tampak bayangan hiperechoic dengan
acustic shadow, soliter, diameter ± 0,55 cm, tidak
tampak massa, sistem pelvokalises melebar.
Ginjal kiri :
Besar dan bentuk normal, kontur normal,
parenkim normal, intensitas gema normal, batas
tekstur parenkim dengan central echo-complex
normal, tampak bayangan hiperechoic dengan
acustic shadow, tidak tampak massa, sistem
pelvokalises melebar.
Vesika Urinaria :
Besar dan bentuk normal, dinding tidak melebar, tidak tampak bayangan
hiperechoic dengan acustic shadow, tidak tampak massa, tampak balon
kateter di intra luminal.
Prostat :
Tampak membesar, ukuran ±4,76 x 3,99 x 3,89 cm, Vol: ±38,3 ml, tidak tampak massa/kalsifikasi.
Kesan :
• Pelvokaliektasis disertai nephrolithiasis
ginjal kanan
• Pelvokaliektasis ginjal kiri
• Pembesaran prostate ec. BPH
• USG vesika urinaria saat ini masih dalam
batas normal
RESUME
Laki-laki 72 tahun mengeluh nyeri perut bawah
sejak ± 1 bulan yang lalu dan dirasakan semakin
memberat sejak 5 hari yang lalu. Selama satu
bulan Os merasakan nyeri yang hilang timbul. Os
juga mengeluh sulit BAK sejak 6 bulan yang lalu.
Os juga harus mengedan agar air kencing keluar.
Os mengatakan pancaran air kencing Os mulai
melemah, terputus-putus dan lalu menetes. Os
juga mengeluhkan buang air kecil merasa tidak
lampias dan merasa masih ada sisa air kencing
di kandung kencing pasien.
Riwayat kencing berdarah disangkal,
kencing berpasir atau batu disangkal,
kencing bernanah disangkal, riwayat
trauma pada saluran kencing disangkal,
nyeri pinggang disangkal, demam
disangkal, penurunan berat badan yang
drastis disangkal. Susah buang air besar
(BAB) dan BAB berdarah juga disangkal
oleh Os. Riwayat merokok(+).
Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah: 160/90 mmHg, nadi: 100 x/menit,
suhu : 36,7⁰C, pernapasan : 20 x/menit.
DIAGNOSIS KERJA
• Benign prostat hyperplasia (BPH)

DIAGNOSIS BANDING
• Nefrolithiasis
• Hidronefrosis
PENATALAKSANAAN PROGNOSIS
Non Farmakologis Quo ad vitam : dubia ad
bonam
Istirahat
Quo ad functionam :
Farmakologis dubia ad bonam
Keterolac 1 amp (drip) Quo ad Sanactionam :
Ceftriaxone 1gr/12jam dubia ad bonam

Harnal tab 1 x 1
Captopril 2 x 25mg
ANALISA KASUS
ANAMNESA :

 Sulit BAK sejak 6 bulan yang lalu


 Os juga harus mengedan agar air
kencing keluar
 Os mengatakan pancaran air kencing
melemah, terputus-putus dan lalu
menetes
 Os juga mengeluhkan buang air kecil
merasa tidak lampias dan merasa masih
ada sisa air kencing.
Gambaran klinis
Obstruksi Iritasi
 Hesitansi  Frekuensi
 Pancaran miksi lemah  Nokturi
 Intermitensi  Urgensi
 Miksi tidak puas  Disuria
 Menetes setelah
miksi
Pada kasus pasien berusia 72 tahun
dengan bertambahnya usia dapat menurunkan
kemampuan buli-buli dalam mempertahankan
aliran urin pada proses adaptasi oleh adanya
obstruksi karena pembesaran prostat. Testis
menghasilkan beberapa hormon seks pria,
yang secara keseluruhan dinamakan
androgen. Hormon tersebut mencakup
testosteron, dihidrotestosteron dan
androstenesdion. Kadar testosteron mulai
menurun secara perlahan pada usia 30 tahun
dan turun lebih cepat pada usia 60 tahun
keatas. Os mempunyai riwayat merokok.
Pada pemeriksaan penunjang :
USG didapatkan :
Prostat tampak membesar, ukuran ±4,76 x
3,99 x 3,89 cm, Vol: ±38,3 ml, tidak
tampak massa/kalsifikasi.
Pelvokaliektasis disertai nephrolithiasis
ginjal kanan
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PROSTAT
Kelenjar prostat adalah salah satu
organ genitalia pria yang terletak
disebelah inferior buli-buli dan
melingkari uretra posterior. Bila
mengalami pembesaran, organ ini
dapat menyumbat uretra pars
prostatika dan menyebabkan
terhambatnya aliran urin keluar
dari buli-buli. Bentuknya sebesar
buah kenari dengan berat normal
pada orang dewasa 20 gram,
volume prostat normalnya sekitar
20 mL.
DEFINISI BPH
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat
yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-
laki yang biasanya pada usia pertengahan atau
lanjut
EPIDEMIOLOGI

BPH menjadi masalah global pada pria usia


lanjut. Di dunia, hampir 30 juta pria menderita
BPH. Pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-
70 tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih
dari 70 tahun mencapai 90%. Diperkirakan
sebanyak 60% pria usia lebih dari 80 tahun
memberikan gejala Lower Urinary Tract
Symptoms (LUTS).
Etiologi

Hingga sekarang masih belum diketahui


secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia
prostat; tetapi beberapa hipotesis menyebutkan
bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan
proses aging (menjadi tua).
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai
penyebab timbulnya hiperplasia prostat jinak
adalah:
1. Teori Dihidrotestosteron
2. Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-
testosteron
3. Interaksi antara sel stroma dan sel epitel
prostat
4. Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
5. Teori Stem sel
Gambaran klinis
Obstruksi Iritasi
 Hesitansi  Frekuensi
 Pancaran miksi lemah  Nokturi
 Intermitensi  Urgensi
 Miksi tidak puas  Disuria
 Menetes setelah
miksi
FAKTOR RISIKO BPH
1. Kadar hormon
2. Usia
3. Ras
4. Riwayat keluarga
5. Obesitas
6. Aktvivitas seksual
7. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
Hiperplasia Prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesika meningkat

Buli-buli: Ginjal dan ureter:


•Hipertrofi otot •Refluks
detrusor vesicoureter
•Trabekulasi •Hidroureter
•Selula •Hidronefrosis
•Divertikel buli-buli •Pionefrosis
•Gagal ginjal
PEMERIKSAAN FISIK
• Buli-buli yang terisi penuh dan teraba
massa kistus di daerah supra simfisis
akibat retensi urine. Kadang-kadang
didapatkan urine yang selalu
menetes yang merupakan pertanda
dari inkontinensia paradoksa.
• Pada colok dubur BPH menunjukan
konsistensi prostat kenyal, seperti
meraba ujung hidung, lobus kanan
dan kiri simetris dan tidak didapatkan
nodul.
PENATALAKSANAAN
Derajat Colok Dubur

I Penonjolan Prostat, batas <50 mL

atas mudah diraba

II Penonjolan prostat jelas, 50-100 mL

batas atas dapat dicapai

III Batas atas prostat tidak >100 mL

dapat diraba

IV Retensi urin total


• Penderita derajat satu biasanya belum memerlukan
tindakan bedah diberikan pengobatan konservatif,
misalnya dengan penghambat adrenoreseptor alfa
seperti alfazosin, prazosin, terazosin, dan tamsulosin.
Keuntungan obat adrenoreseptor alfa ialah efek positif
segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi
proses hiperplasia prostat sedikitpun. Kekurangannya
ialah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama.

• Derajat dua merupakan indikasi untuk melakukan


pembedahan. Biasanya dianjurkan reseksi endoskopik
melalui uretra (trans urethral resection, TUR). Mortalitas
TUR sekitar 1% dan morbiditas sekitar 8%. Kadang derajat
dua dapat dicoba dengan pengobatan konservatif.
• Pada derajat tiga, reseksi endoskopik dapat
dikerjakan oleh pembedah yang cukup
berpengalaman. Apabila diperkirakan prostat
sudah cukup berat sehingga reseksi tidak akan
sesuai dalam satu jam, sebaiknya dilakukan
pembedahan terbuka.
• Pada hipertrofi derajat empat, tindakan pertama
yang harus segera dikerjakan ialah membebaskan
penderita dari retensi urin total dengan memasang
kateter atau sistomi. Setelah itu, dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi
diagnosis, kemudian terapi definitif dengan TUR
atau pembedahan terbuka.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium
• Foto polos : Foto polos abdomen
digunakan untuk mencari adanya batu
opak di saluran kemih, adanya batu atau
kalkulosa prostat, dan kadang dapat
menunjukkan bayangan kandung kemih
yang penuh terisi urin yang merupakan
tanda dari suatu retensi urin
• Intravenous Pyelography(IVP)
untuk melihat kemungkinan adanya
hidroureter atau hidronefrosis,
memperkirakan besarnya kelenjar
prostat yang ditunjukkan oleh adanya
indentasi prostat (pendesakan
kandung kemih oleh kelenjar prostat),
dan penyulit-penyulit yang lain.
Pemeriksaan IVP sekarang tidak
direkomendasikan pada BPH
• Transrectal Ultrasound (TRUS)
TRUS digunakan untuk mengetahui
volume kelenjar prostat, adanya
kemungkinan pembesaran prostat
maligna, sebagai petunjuk untuk
melakukan biopsi aspirasi prostat,
menentukan jumlah residu urin, dan
mencari kelainan lain yang mungkin ada
di dalam kandung kemih
• Ultrasonografi transabdominal
digunakan untuk mendeteksi adanya
hidronefrosis ataupun kerusakan
ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.

Tampak ukuran prostat membesar,tampak indentasi caudal ke buli-buli.


• Sistografi
digunakan bila terdapat hematuria atau
pada pemeriksaan urin ditemukan
mikrohematuria. Sistografi dapat
memberikan gambaran kemungkinan
tumor di dalam vesica urinaria. Selain itu
juga memberi keterangan mengenai
besar prostat dengan mengukur panjang
urethra pars prostatika
• CT-scan / MRI
digunakan untuk melihat
pembesaran prostat dan dengan
bermacam-macam potongan

Tampak ukuran prostat membesar di atas ramus superior


simfisis pubis.
REFERAT

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai