Anda di halaman 1dari 40

MANAGEMEN LAKTASI

Anggereini P. Sari, S.ST.,


M.M.R
Pendahuluan

Proses menyusu yang sering disebut dengan


“Laktasi” merupakan proses alami yang sangat
kompleks yang sesungguhnya sudah disiapkan
secara bertahap pada diri seorang wanita sesuai
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan sejak awal.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup
keturunannya maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena ASI adalah
makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Anatomi Payudara Manusia

Secara vertikal payudara terletak diantara


kosta II dan VI
Secara horisontal terletak mulai dari pinggir
sternum sampai linea aksilaris medialis.
Secara anatomis dari luar payudara manusia
terdiri dari:
-Korpus mammae
- Areola mammae
- Papilla mammae
Korpus mamae terdiri dari jaringan parenkhim
dan stroma.
Jaringan parenkhim terdiri dari: duktus,lobulus
dan alveolus.
Jaringan stroma terdiri dari jaringan ikat,jaringan
lemak,pembuluh darah ,syaraf dan getah
bening.
Payudara manusia tebagi kurang lebih 10-15 lobus yang
melingkar keluar dimulai dari papilla mammae dan
terdiri dari skelompok kelenjar yang memproduksi air
susu.
Masing-masing kelompok mempunyai saluran sendiri (
duktus laktiferus),yang kemudian mengumpul pada
suatu rongga( sinus laktiferus) di dekat papila mammae.
Pada ujung papilla mammae berkumpul sekitar 15-20
duktus kecil yang terbuka
Daerah yang hiperpikmentasi di sekitar papilla mammae
disebut areola mammae.
Papilla mammae terdiri dari jaringan erektil yang akan
terangsang dengan aktivitas menyusu, seksual dan
rangsangan dingin.
Didalam payudara terdapat bangunan yang
disebut alveolus, yang merupakan tempat air
susu diproduksi.
Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran
kecil ( duktulus), beberapa saluran kecil
bergabung membentuk saluran yang lebih
besar( duktus). Di dalam areola, saluran yang
besar ini memusat ke dalam putting susu dan
bermuara keluar.
Didalam dinding alveolus maupun saluran,
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
Ada 4 macam bentuk putting susu yaitu:
- Normal
- Pendek/ datar
- Panjang
- Terbenam/inverted
Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu
berpengaruh pada proses laktasi, yang penting
adalah bahwa puting susu dan areola dapat
ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “ dot
“ke dalam mulut bayi.
Fisiologis Laktasi

Laktasi atau menyusui merupakan proses integral dari daur


reproduksi dan mempunyai dua pengertan yaitu:
produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama
baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka
akan terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur
dan kondisi yaitu terdiri dari proses:
1.Mammogenesis: yaitu pembentukan kelenjar payudara
2.Galaktogenesis: Yaitu proses pembentukan atau produksi
asi
3.Galaktopoesis : Yaitu proses mempertahankan produksi
ASI
1.Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum
pubertas,saat pubertas,masa siklus menstruasi dan
masa kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari
duktulus yang baru,percabangan dan lobulus,yang
dipenaruhi oleh hormon plasenta dan korpus luteum.
Hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen
plasenta,korionik gonadotropin,nsulin,kortisol,hormon
tiroid,hormon paratiroid dan hormon
pertumbuhan.Pada usia 3 bulan kehamilan prolaktin dari
adenohipofise( hipofise anterior) mulai merangsang
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang
disebut kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrom masih
dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi
jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitasnya
dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.
Setelah bayi lahir estrogen dan progesteron akan
menurun dratis dan prolaktin akan meningkat,
oxytosin(hipofise posterior)meningkat bila ada
rangsang isap, sel mioepitelium buah dada
berkontraksi.
2. Pembentukan air susu

Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks


yang masing-masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu
reflek Prolaktin dan refleks oxytosin atau “ let
down refleks “.
KEHAMILAN MERANGSANG PERUBAHAN BUAH DADA

Impuls syaraf dari hisapan

Stimulasi hipofise Stimulasi hipotalmus Stimulasi hipofise


anterior posterior

Sekresi Porolaktin Sekresi Oksitosin

Produksi ASI dalan Let down Reflek Kontraksi sel myoepitel


sel alveolar (Mengalirnya ASI ke sinus laktiferus) sekitar alveoli

LAKTASI
3. Pemeliharaan pengeluaran air susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah.Hormon-hormon ini sangat perlu
untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu
selama menyusui.
Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari
alveoli ke sistem duktus.Bila susu tidak dikeluakan akan mengakibatkan
berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya
proses menyusui.
Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan
kurang ,frekwensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini
berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan
air susu berkurang,karenadiperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk
mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama
kelahiran
Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang
menghambat pengeluaran prolaktin yang belum jelas
bahannya, namun beberapa bahan seperti
dopamin,serotonin,katekolamin, dihubungkan ada
sangkut pautnya dengan pengeluaran prolaktin.
Oksitosin bekerja pada sel-sel moepitelium pada alveoli
kelenjar mammae.Hormon ini berfungsi memacu
kontraksi otot polos yang ada didinding alveolus dan
dinding saluran,sehingga asi dipompa keluar. Makin
sering menyusui ,pengosongan alveolus dan saluran
semakin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan susu semakin kecil dan menyusui akan
semakin lacar.Jadi peranan prolaktin dan oksitosin
mutlak diperlukan dalam laktasi.
Mekanisme Menyusui
Pada bayi yang sehat mempunyai 3 reflek
intrinsik yang diperlukan untuk berhasilnya
menyusui yaitu:
1. Reflek mencari(Rooting refleks)
2. Reflek menghisap( Sucking refeks)
3. Releks menelan ( Swallowing refleks)
Managemen Laktasi
Merupakan pengelolaan kegiatan yang menunjang
keberhasilan menyusui baik pada tahap
antenatal, perinatal dan postnatal
Periode Prenatal
1.Pendidikan pasien dan keluarganya
2. Dukungan keluarga
3. Dukungan dan kemampuan petugas kesehatan
4. Pemeriksaan Payudara
Tujuan pemeriksaan payudara adalah
mengetahui lebih dini adanya kelainan,
sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum
persalinan. Pemeriksaan payudara
dilaksanakan pada kunjungan pertama,
dimulai dengan inspeksi dan palpasi.
-Inspeksi payudara
a. Korpus payudara
- Ukuran dan bentuk
- Kontur/permukaan
- Warna kulit
b. Areola mammae
- Ukuran dan bentuk
-Permukaan
- Warna
c. Papilla mammae
-Ukuran dan bentuk
-Permukaan
-Warna
Palpasi payudara
a. Konsistensi
b. Massa
c. Putting susu
Pemeriksaan putting susu
Untuk menunjang keberhasilan menyusui
maka pada saat kehamilan papilla
mammae perlu diperiksa dulu
kelenturannya dengan cara:
1. Inspeksi keaadaan putting susu kaji bentuknya apakah
normal,datar, panjang atau terbenam.
2. Tarik atau cubit areola mammae di sisi papilla mamae
dengan ibu jari dan telunjuk
3. Dengan perlahan papilla mamae dan areola mammae
ditarik untuk membentuk dot.bila papilla mammae:
- Mudah ditarik berarti lentur
- Tertarik sedikit berarti kurang lentur
- Masuk ke dalam berarti putting susu terbenam
Putting susu yang terbenam dapat dikoreksi dengan;
-Gerakan Hoffman
-Penggunaan pompa puting
5. Persiapan payudara
- Kebersihan putting susu
- Niple conditioning excercises
- Pemakaian BH yang memadai
6.Cara hidup sehat
7. Gizi ibu hamil
Periode Nifas dini
1. Ibu- bayi harus siap menyusui
2. Segera menyusui setelah bayi lahir
3. Tehnik menyusui yang benar
Posisi menyusui adalah bagaimana tubuh
bayi diletakkan pada saat akan dan
sedang disusukan. Posisi ibu dan bayi
dapat sambil duduk atau berbaring.
Ceklis posisi menyusui
*Ibu merasa santai dan nyaman waktu
menyusui
*Tubuh bayi dekat dan menghadap ke
payudara ibu
*Kepala dan badan bayi berada pada garis
lurus
*Dagu bayi menyentuh payudara ibu
*Badan belakang bayi ditopang
Pelekatan pada payudara adalah bagaimana mulut bayi melekat pada areola
mamae dan putting susu ibu pada waktu akan mulai dan pada proses
menyusui selanjutnya termasuk bagaimana proses bayi menghisap.
Ceklis pelekatan dan menghisap
*Mulut bayi membuka lebar
*Bibir bawah bayi membuka keluar
*Pipi bayi membulat
*Lebih banyak areola terlihat dibagian atas mulut bayi daripada dibawahnya
• Bayi menghisap pelan dan dalam diselingi istirahat sebentar
*Dapat melihat atau mendengar bayi menelan
*Ibu tidak merasa sakit pada putting waktu menyusui
4. Menyusui harus sering dan tidak perlu terjadwal
5. Tidak memberikan susu formula
6.Tidak memakai putting susu buatan
7.Menyusui pada kedua payudara
8.Perawatan payudara
9.Pemeliharaan fisik dan psikologis
10 Nutrisi yang bermutu
11. Istirahat yang cukup
Periode nifas lanjut
1.Dalam 5-7 hari ada kunjungan rumah untuk melihat
perkembanan atau dinamika keluarga
2.Adanya sarana pelayanan atau konsultasi bila ibu
mempunyai masalah dalam laktasi
3.Ada keluarga atau teman yang membantu dirumah
4. Berikan asi eksklusif
5.Makanan pendamping asi
6. Truskan pemberian ASI
7.Menyapih secara bertahap
8.Berikan makanan selingan bergizi
Manfaat pemberian ASI atau menyusui
1. Jalinan atau hubungan ibu dan bayi lebih erat dan
mesra
2. Kesempatan bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayang
dan berinteraksi
3. Bayi merasa aman dan nyaman serta tenang, merasa
diperhatikan dan dilindungi oleh ibu
4. ASI mengandung nutrient yang dibutuhkan oleh bayi
5. Mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi
bayi dari penyakit
6. Segar dan suhu sesuia dengan suhu tubuh bayi
7. Ibu merasa puas , bangga dan bahagia
8. Dari hasil riset mengurangi resiko Ca mammae
Sikap positif perawat dalam mengatasi masalah
laktasi
- Keinginan untuk menolong ibu
- Memberikan dorongan untuk iu agar tidak
putus asa
- Mendorong untuk terus menyusui
- Sikap penuh kasih sayang
Tanda- tanda bayi mendapat ASI yang cukup
-BAK sebanyak 6-8 kali/hari
-Peningkatan BB rata-rata 500 gr/bulan
-Bayi menetek kurang lebih 8-12 kali/hari
-Bayi tampak sehat,warnakulit,turgor baik
dan bayi cukup aktif.
i

Keunggulan ASI
-Mudah dicerna
-Mengandung zat gizi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi
-Mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi
dari penyakit atau infeksi
-Aman dan bersih
- Tidak pernah basi, mempunyai suhu yang tetap
dapat diberikan kapan saja dan dimana saja
- Menghindari bayi dari diare
Masalah-masalah yang sering terjadi pada
ibu menyusui
1. Putting susu lecet
Penyebab:
a. Kesalahan dalam tehnik menyusui
b. Terdapat infeksi candida pada mulut bayi
c. Akibat dari pemakaian sabun krim atau
zat iritan lainnya untuk mencuci putting
susu
g

Penatalaksanaan
a. Bayi disusukan terlebih dahulu pada putting
yang normal atau yang lecetnya sedikit.Untuk
putting yang sakit atau lecet dianjurkan untuk
mengurangi frekwensi dan lamanya menyusui
b. Setiap habis menyusui bekas asi tidak perlu
dibersihkan cukup dianginkan sebentar agar
kering dengan sendirinya
c. Jangan menggunakan sabun, alkohol atau zat
iritan yang lain untuk membersikan putting
susu
d. Pada putting susu bisa dibubuhkan minyak
kelapa yang telah disterilkan dahulu.
e.Menyusui lebih sering 8-12 kali dalam 24 jam
sehingga payudara tidak terlalu penuh dan
bayi tidak terlalu lapar
f.Periksa apakah bayi menderita moniliasis yang
dapat menyebabkan lecet pada putting susu
ibu.
2. Payudara bengkak( engorgement )
Penyebab:
a. ASI tidak disusukan dengan adekuat
b. Terlambat menyusukan dini
c. Perlekatan yang kurang baik
d. Pembatasan waktu menyusui
Gejala: Payudara edema,sakit,putting susu
kencang , kulit mengkilat ,ibu merasa demam ,
nyeri pada payudara
Penatalaksanaan
a. Masase payudara dan ASI diperas dengan
tangan sebelum menyusui
b. Bisa dilakukan kompres hangat untuk
memperlancar aliran darah payudara
c. Menyusui lebih sering untuk memperlancar
aliran asi dan menurunkan tegangan payudara
d. Lakukan perawatan payudara post partum
secara teratur
e. Susukan bayi tanpa jadwal
3. Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara
Penyebab:
a. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara
adekuat akhirnya menjadi mastitis
b. Putting lecet akanmemudahkan kuman masuk
dan terjadinya payudara bengkak
c. BH yang terlalu ketat yang menyebabkan
segmental engorgement, bila tidak disusukan
dengan adekuat dapat menyebabkan mastitis
Gejala:
a.Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri
lokal
b.Kemerahan pada seluruh payudara atau lokal
c.Payudara keras dan berbenjol-benjol
d.Badan terasa panas
Penatalaksanaan
a. Menyusui tetap diteruskan
b. Pakai baju atau bh yang tidak terlalu
ketat
c. Istirahat yang cukup dan makan
makanan bergizi
d. Banyak minum air urang lebih 2 liter
perhari
4. Ibu bekerja
Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya
a. Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui.
Selanjutnya ASI diperas dan disimpan untuk diberikan
pada bayi selama ibu bekerja,disamping susu formula
kalau dperlukan
b. Bila mungkin ibu pulang untuk menyusui ditengah hari
c. Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja
d. Tidak menggunakan susu formula pada hari libur
e. Tidak bekerja terlalu cepat setelah melahirkan ,
tunggu 1-2 bulan untuk meyakinkan lancarnya asi dan
masalah awal menyusui telah teratasi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai