Anda di halaman 1dari 57

+

CRS I - Stroke
Dwi Putri Permatasari
+
Identitas Pasien

Nama : Wibisono Suroso

Umur : 57 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Komplek KPAD Jl. Abadi Raya no. 135A

Pekerjaan : Satpam komplek

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Tanggal Periksa : 16-8-2015


+
ANAMNESIS

 Keluhan utama : Lemah anggota gerak sebelah kiri

 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluhkan lemah anggota gerak sebelah kiri secara


mendadak 6 hari yang lalu ketika hendak menyalakan motornya ditengah
aktivitas harianya. Lengan pasien tidak dapat digerakan sama sekali dan kaki
hanya dapat diseret. Keluhan tersebut disertai dengan sakit kepala, mulut
mencong, berbicara rero, dan kaku di bagian leher belakang. Tidak ada diplopia,
disfagia, telinga berdenging, penurunan kesadaran, muntah, kejang dan vertigo.
Tidak ada riwayat terjatuh. Selama seminggu ini pasien mengeluhkan sesak
nafas yang hilang timbul namun sering muncul pada pagi hari. Pasien mengaku
lebih mudah lelah dan mengantuk dalam seminggu ini.

Pasien tinggal dirumah yang cukup besar bersama dengan 2 orang yaitu
anak dan adik laki-lakinya. Anggota rumah lainnya tidak ada yang pernah dan
sedang mengeluhkan hal yang sama. Pasien mengaku sedang sering jaga
komplek setiap hari dan banyak pikiran akhir-akhir ini karena ada permasalahan
sengketa tanah di kompleknya. Sehingga pasien sering melewatkan jam makan.
+
ANAMNESIS
Pada hari kejadian tersebut (6 hari yang lalu), pasien
langsung diantar dengan anaknya berobat ke Puskesmas sukarasa
dan diberikan obat amlodipine, B1, B12, dan paracetamol. Selain itu
pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan gula darah keesokan
harinya. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan gula darah tersebut,
GDP=308-GD2PP=413 pasien dirujuk oleh dokter di puskesmas ke
RSHS untuk mendapatkan insulin. Proses rujukan masih belum selesai
karna pasien baru membuat BPJS. Selama itu pasien meminum obat-
obatannya dengan teratur dan mengaku keluhan lemah anggota
gerak bagian kiri sudah membaik. Kini pasien sudah dapat
mengangkat tangannya walaupun jatuh lagi dan sudah dapat sedikit
menjalankan kaki kirinya.
+
ANAMNESIS
 Riwayat penyakit dan pengobatan terdahulu

Keluhan ini dirasakan sudah kedua kalinya. Kejadian yang


pertama berlangsung 11 tahun yang lalu (tahun 2005) ketika beliau
sedang melakukan aktivitas kerja dilapangan. Keluhan lemah anggota
gerak bagian kiri dirasakan secara tiba-tiba lalu mulai hilang dalam 15
menit dan sudah dapat digerakan seperti biasa kuranglebih dalam 1 jam
kemudian. Kejadian itu tidak diikuti dengan mulut mencong dan bicara
rero.

Sejak tahun 2000 hingga 2008 pasien merupakan pekerja


lapangan di irian jaya, beliau mengaku merupakan seorang pemabuk
berat (>3 kaleng bir perhari), perokok (3-4 bungkus per hari), peminum
kopi, dan peminum minuman manis (tidak suka minum air mineral) serta
memiliki pola makan yang sangat buruk (makanan cepat saji dengan
porsi besar). Semasa periode itu berat pasien sempat mencapai 80 kg.
Kemudian pada tahun 2004 pasien didiagnosis memiliki penyakit diabetes
melitus dengan gula darah sewaktu tertinggi 800 mg/dl. Pasien mengaku
memiliki gejala buang air kecil yang sangat sering hingga mengganggu
aktivitas, kesemutan dan sering haus. Pada tahun 2008 pasien mengaku
mengalami penurunan berat badan yang drastis yaitu 30 kg dalam 3 bulan
sedangkan nafsu makan tidak berubah/menurun. Pasien tidak meminum
obat penurun gula darah.

Kini pasien tidak lagi minum alkohol. Pasien gemar meminum


kopi dan merokok.
+
Perjalanan penyakit Tn. W

Tahun 2008 Tahun 2016


mengalami terkena Stroke,
penurunan Hipertensi,
Tahun 2005 berat badan dan Diabetes
terjadi keluhan yang drastis melitus
lemah anggota tanpa ada
gerak sebelah penurunan
Tahun 2004 kiri secara nafsu makan
Terdiagnosis mendadak
memiliki selama kurang
Diabetes lebih 15 menit
Tahun 2000 melitus
Peminum Dengan gula
berat, peroko, darah
peminum kopi tertinggi 800
dan mg/dl
penggemar
minuman
manis
+ GENOGRAM :
Keluarga Tn. WIBISONO, Agustus 2016
DM DM

Srivitno
38 thn
Tn.Wibisono DM
57 tahun
Ida
Mrs. W
Lia 48thn
56 thn
53 thn Widha
X Vini 22 thn
28 thn
Agus Perempuan

33 thn Laki-Laki LakiLaki dgn


Hipertensi
Meninggal

Rifki Jen Jon DM Diabetes melitus

5 thn 3 thn 1 thn


Cerai dan berpisah

Stroke
+ Bentuk Keluarga : Keluarga besar
Tahapan Siklus Hidup Keluarga : Masa Tua

Family Map :

Tn. W tinggal bersama adik laki-laki dan anak perempuannya. Tn.W


sudah menikah 3 kali dan cerai sebanyak 3 kali. Saat ini beliau tinggal
dengan anak dari istri ke-3nya. Walaupun ke-3 anak dari istri-istrinya
terpisah, namun mereka akan tetap berkumpul minimal 1 tahun sekali dan
memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Berbeda dengan hubungan
dengan mantan istri-istrinya yang kurang baik cenderung tiak pernah
berhubungan lagi. Kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh Tn. W dan adik laki-
lakinya, dengan bekerja sebagai satpam komplek dan adiknya sebagai
pegawai swasta. Setiap hari pasien bekerja tidak tentu namun akhir-akhir ini
pasien sering jaga karena sedang ada permasalahan di kompleknya.

Sehari-hari beliau mengurus diri sendiri dan anak perempuanya.


Beliau dekat dengan anak perempuannya sehingga ketika beliau sakit
anaknya mengurus beliau dengan baik dan penuh perhatian. Namun, karena
anak perempuan ini sedang bekerja sehingga jika beliau sampai tahap
stroke yang harus mendapatkan perawatan di rumah dan tidak dapat
melakukan aktivitas mandiri dapat mengganggu atau menyusahkan anak
perempuannya.
+
No. Pertanyaan APGAR Selalu/ Kadang-
sering kadang/
Jarang
/tidak
pernah

1. Saya puas karena saya dapat kembali pada 1


keluarga saya jika saya menghadapi
masalah
2. Saya puas dengan cara keluarga saya 0
membahas serta membagi masalah dengan
saya
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima 0
dan mendukung keinginan saya
melaksanakan kegiatan dan ataupun arah
hidup yang baru
4. Saya puas dengan cara-cara keluarga saya 2
menyatakan rasa kasih sayang dan
menanggapi emosi

5. Saya puas dengan cara-cara keluarga saya 1


membagi waktu bersama

APGAR SCORE: 4  moderately dysfunctional family


SCREEM
+ 1. Interaksi sosial Pasien sering berinteraksi dengan tetangga
dan orangtua. Pasien mempunyai beberapa
teman dan sering berkumpul di sekitar rumah.
2. Dukungan budaya Keluarga pasien bersuku batak.
3. Agama Keluarga pasien beragama Islam namun belum
taat menjalankan ibadah. Ayah pasien
merupakan pemabuk berat di semasa
hidupnya.
4. Stabilitas ekonomi Kebutuhan ekonomi tercukupi untuk biaya
sehari-hari. Pasien mampu untuk berobat jalan
di puskesmas. Namun untuk perawatan
kesehatan seperti menginap dan perawatan
yang membutuhkan biaya lebih, belum mampu.
5. Pendidikan Pendidikan pasien cukup sehingga
pemahaman untuk masalah kesehatan cukup
baik.
6. Pelayanan medis Pelayanan kesehatan dekat dari rumah pasien
yaitu puskesmas dan dirasakan kualitas
pelayanan dirasakan memuaskan.
+
FAKTOR RISIKO
- Klien:
- Usia tua (57 tahun)
- Duda
- Makan tidak teratur
- Riwayat penyakit Diabetes melitus dan Hipertensi
- Riwayat peminum berat, perokok, meminum kopi, dan pola makan yang tidak
terkontrol
- Riwayat mengalami keluhan yang sama (lemah anggota gerak sebelah kiri)
pada 11 tahun yang lalu
- Merokok dan meminum kopi

- Keluarga:
- Riwayat penyakit: Diabetes melitus dari kedua orangtuanya
- Riwayat penyakit : hipertensi dari ayahnya
- Keluarga yang tidak utuh (telah bercerai)
- Stabilitas ekonomi yang belum cukup untuk membayar pelayanan kesehatan
selain berobat jalan ke puskesmas

- Lingkungan:
- ada konflik di lingkungan rumahnya
+
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :

Kompos mentis, tampak sakit ringan Leher


Tanda Vital : - KGB tidak teraba membesar

- Tekanan Darah : 150/90 mmHg


Thorax : bentuk dan gerak simetris
- Nadi = 88x/menit;
- Pulmo :VBS ki=ka
- Respirasi = 20x/menit;
ronchi -/-, wheezing -/-
- Suhu = 36.1°C
- Cor : S1, S2 normal, murmur(-)
Anthropometri :
- BB: 59 kg, TB: 175 cm, BMI: 19,26 kg/m2 Abdomen : BU (+) normal

Kepala hepar dan lien tidak teraba

- Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik - Ekstremitas :


/-
akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
- Mulut: mukosa tenang, ulkus (-)
+ STATUS NEUROLOGIK

• Penampilan:
• Kepala : Normocephal
• Collumna Vertebra : Tidak dilakukan
• Rangsang Meningen/Iritasi Radiks:
• Kaku kuduk : (+)
• Tes Brudzinski I : (-)
• Tes Brudzinski II : (-)
• Tes Brudzinski III : (-)
• Tes Laseque : (-)
• Tes Kernig : (-)
+
Saraf otak
CN I : Penciuman = DBN CN VII: Angkat alis mata :DBN
CN II : Ketajaman pengelihatan = DBN Memejamkan mata :DBN
Refleks pupil = DBN Plika naso-labialis :DBN
Campus = DBN Gerakan wajah : mulut mencong ke
arah kanan
CN III/ IV/VI :Ptosis :DBN
Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah
Pupil :DBN
tidak dilakukan
Refleks Cahaya (D/I) : DBN
CN VIII: Pendengaran: DBN
Refleks Convergensi : DBN
Keseimbangan :DBN
Posisi mata : -
CN IX/X: Suara /bicara :DBN
Gerakan Nystagmus: -
Menelan :DBN
CN V: Sensorik:
Kontraksi palatum :tidak dilakukan
- Oftalmikus : DBN
Refleks farinks : tidak dilakukan
- Maksiaris : DBN
Refleks kecap 1/3 : tidak dilakukan
- Mandibularis :DBN
CN XI: Angkat bahu :DBN
Motorik:
Menengok ke kanan-kiri: DBN
- otot Temporalis
CN XII: Gerakan lidah :DBN
- otot Masseter
Atrofi :-
- otot Pterygoid
Tremor/ Fsikulasi :-
+ MOTORIK
Kekuatan Tonus Fasikulasi Atrofi
Tangan 5/3 DBN Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Batang tubuh Tidak Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Kaki 5/3 DBN Tidak Tidak
dilakukan dilakukan
Gerakan Involunter Tidak Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Cara berjalan/gait Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan

SENSORIK
Exteroception : Raba : DBN
Sakit : DBN
Suhu : DBN
Tekanan : DBN
Propioception : DBN
+
REFLEKS FISIOLOGIS
Bisep : N/
Trisep : N/
Brachioradialis : N/
Patela : N/
Achiles : N/N

REFLEKS PATOLOGIS
Babinski : -/-
Chadock : -/-
Openheim : -/-
Gordon : -/-
Gonda : -/-
Schaeffer :-/-
Hoffman : -/-
+
Pemeriksaan penunjang

 GDP = 308 mg/dL

 GD2PP = 413 mg/dL


+
DIAGNOSIS BANDING

 Stroke Infark + HT stage I + DM type II

 Stroke pendarahan + HT stage I + DM type II


+
DIAGNOSIS HOLISTIK

 Aspek Personal
Alasan kedatangan : lemah anggota gerak sebelah kiri

Harapan : anggota gerak sebelah kiri dapat normal dan dapat


digerakan kembali

Kekhawatiran : takut keluhan bertambah parah/ lumpuh total

 Aspek Klinis

Stroke Infark + HT stage I + DM type II


+
DIAGNOSIS HOLISTIK
 Aspek Risiko Internal
- Usia tua (57 tahun)
- Duda
- Pola makan tidak teratur dan tidak terkontrol
- Merokok dan meminum kopi
- Riwayat penyakit Diabetes melitus dan Hipertensi
- Riwayat peminum berat, perokok, meminum kopi, dan pola makan yang tidak
terkontrol
- Riwayat mengalami keluhan yang sama (lemah anggota gerak sebelah kiri) pada
11 tahun yang lalu

 Aspek Risiko Eksternal


- Stress  karena konflik lingkungan rumah dan keluarga
- Riwayat penyakit: Diabetes melitus dari kedua orangtuanya dan hipertensi dari
ayahnya
- Stabilitas ekonomi yang belum cukup untuk membayar pelayanan kesehatan
selain berobat jalan ke puskesmas
- Anak bekerja
+
PENATALAKSANAAN
Rujuk Ke Spesialis Syaraf dan Penyakit Dalam

Farmakologis :

- Amlodipine 5 mg S1dd tab I pc

- Metformin 500 mg S3dd 1/2hac

- Gibenclamide 5 mg S2dd 1/2hac

Non-farmakologis :

- Istirahat yang cukup

- Mengurangi beban pikiran yang membuat stress

- Menjaga pola makan dan asupan makan

- Berhenti merokok dan tidak minum minuman keras

- Anjuran untuk mengikuti PROLANIS, agar dapat mengkontrol mendapat hipertensi dan
diabetesnya.
+
RENCANA PEMELIHARAAN KESEHATAN

N Nama Status Skrining Konseling Imunisa Kemoprofila


o Kesehata si ksis
n
1. Wibisono Stroke BMI, profil lipid, Nutrisi, aktivitas
57 tahun Hipertensi cholesterol, asam fisik, pencegahan
Diabetes urat, kecelakaan
melitus
2. Sri vitno Sehat Hipertensi, BMI, Nutrisi, aktivitas
38 tahun profil lipid, gula fisik, pencegahan
darah, penglihatan kecelakaan

3. Widha Sehat Hipertensi, BMI, Nutrisi, aktivitas


22 tahun profil lipid, gula fisik, pencegahan
darah, SADARI, Pap kecelakaan,
smear kesehatan
reproduksi
+
HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Alasan Dilakukan Kunjungan Rumah


 Membangun hubungan dengan pasien dan keluarga

 Mengumpulkan data tentang latar belakang keluarga dan juga


kesehatan keluarga serta psikodinamika keluarga

 Mengenal lingkungan hidup keluarga

 Melihat apakah ada resiko yang dapat mempengaruhi progresivitas


penyakit
+ DATA DEMOGRAFI KELUARGA
N Nama Kedudukan Jenis Umu Pekerjaan Pendidika Masalah medis
o dalam Kel. r n &biopsikososial
keluarga
1. Tn.W Kepala L 57 Penjanga SMA Stroke, HT, DM
keluarga thn komplek
2. Tn. S Adik L 38 Pegawai SMA
thn swasta

3. W Anak P 22 Pegawai SMK


thn
+

Lingkungan Tempat Tinggal


 Kepemilikan rumah : milik sendiri

 Daerah perumahan : komplek perumahan sederhana

Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal


Karakteristik
Lantai rumah : Semen
Atap rumah : Genteng
Dinding rumah : Batu bata
Cat dinding rumah : Cat
Luas tanah : 120 m2
Luas bangunan : 80 m2
+ Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal

Karakteristik

Jumlah kamar 4

Dapur Ada

Cerobong asap Ada

Jendela terbuka Ada

Jml jendela-ventilasi Ada, ± 4 buah

Jml jendela-pencahayaan Ada, 10 buah

Sumber air bersih Ada, dari air tanah (Bor)

Sumber pencemaran di dekat (<10m) Tidak


sumber air

Kemudahan mendapatkan air untuk Tidak sulit di musim kemarau


keperluan harian
+
Karakteristik
Kualitas fisik air minum Baik (air galon)
Pengolahan air minum sebelum diminum Air galon

Tempat penampungan air minum sebelum Wadah tertutup


dimasak
Tempat penampungan air limbah dari kamar Langsung ke got
mandi/tempat cuci/dapur

Saluran pembuangan air limbah Saluran tertutup

Tempat pembuangan sampah di luar rumah Ada, tempat sampah terbuka


Bahan bakar apa untuk memasak sehari-hari Gas/LPG

Memelihara hewan di rumah? Tidak ada


+

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Karakteristik
Sarana pelayanan kesehatan yang Puskesmas
digunakan
Jarak dan waktu yang ditempuh ± 2 kilometer

Angkutan umum ke fasilitas? Ya, angkot

Tarif pelayanan kesehatan Murah

Pelayanan Cukup
+
Lingkungan Pekerjaan
 Anggota keluarga yang bekerja:
 Adik pasien (pegawai swasta)
 Anek pasien (pegawai)

 Risiko kesehatan dalam pekerjaannya :

Faktor Risiko Kesimpulan


Faktor Fisik Kecelakaan, kelelahan.
Faktor Kimia Polusi gas kendaraan.
Faktor Biologis Tertular penyakit infeksi dari rekan kerja.
Tertular penyakit dari makanan yang dibeli
diluar.
Ergonomis Terlalu lama duduk/berdiri.
Faktor Psikologis Stress.
+
INTERPRETASI KUNJUNGAN RUMAH

 Rumah berada di lingkungan kompleks sederhana.

 Kondisi rumah kotor, cukup luas untuk 3 orang yang


menempatinya

 Ventilasi kurang baik.

 Air bersih mudah diperoleh.

 Pengelolaan limbah baik.

 Pengelolaan sampah kurang baik.

 Akses terhadap sarana kesehatan baik.


+
PENATALAKSANAAN KASUS GIZI
BB: 59 kg
TB: 175 cm
BMI: 19,26 kg/m2

Assesment

1. Riwayat penyakit sebelumnya yg berhubungan masalah gizi :


diabetes melitus

2. Obat-obatan yg biasa dikonsumsi: -

3. Riwayat penyakit di keluarga: diabetes melitus

4. Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir: tidak ada

5. Perubahan berat badan dalam 2 minggu terakhir: tidak ada


+
PENATALAKSANAAN KASUS GIZI

6. Keluhan pencernaan yang menetap selama lebih dari 2 minggu :


tidak ada

7. Kapasitas fungsional : tidak ada disfungsi

8. Jenis aktivitas : ringan

9. Asupan makanan:

 Perubahan asupan makanan : Tidak

 Konsistensi makanan sekarang : Biasa (padat)

 Puasa/tidak masuk makanan sama sekali: Tidak


+
FOOD RECALL (24-HOUR)
Waktu Jenis Makanan Jumlah URT Kalori
13.00 pm Nasi ¾ gelas 175
Telur 1 butir 75
Sayur sop
• Wortel 1 gelas 50
• Kentang 2 biji sedang 175
• Kol 100 gram 25
• Buncis 1 gelas 50
Buah Mangga 1 buah 46

16.00 pm Buah salak 2 buah 154

18.00 pm Kopi susu dengan gula 1 gelas 130

20.00 pm Nasi ¾ gelas 175


Tempe goreng 1 potong sedang 75
Tahu goreng 1 potong sedang 75

07.00 am Kopi susu dengan gula 1 gelas 130

Total kalori 1335


+
Intervensi Gizi
 Diagnosis status gizi pasien : Gizi cukup

 BB: 59 kg TB: 175 cm BMI: 19,26 kg/m2

 BB ideal = 67,5 kg

 Kalori basal =2025 kkal

 Koreksi:
- Umur (40-59) : -5% x 2025 = -101,25 kkal
- BB kurus : +20% x 2025 = +405 kkal
- Stres+infeksi : +10% x 2025 = +202,5 kkal
- Aktivitas ringan : +20% x 2025 = +405 kkal
 Total Kebutuhan
= 2936,25 kkal
+
Jenis makanan yang dianjurkan
 Nutrien yang dianjurkan :
 Karbohidrat (nasi merah),
 Protein Hewani (ayam, ikan, putih telur),
 Protein Nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan),
 Sayuran
 Buah
 Susu rendah lemak

 Makanan yg hrs dihindari:

- makanan yg berkadar lemak tinggi

- makanan yg banyak mengandung garam natrium

- makanan dan minuma yg diawetkan

- banyak menggunakan bumbu penyedap

Komposisi energi:
 KH 55-60%
 Prot 15-20%
 Lemak 20-25%

Konsistensi yang dianjurkan : Biasa (padat)


Pengolahan yang dianjurkan : Digoreng/ direbus /dikukus
Cara pemberian : Oral
Frekuensi yang dianjurkan : 3x makan berat serta 3x cemilan
+
PENJABARAN POLA MAKAN
Jadwal Jenis Makanan Jumlah Kalori

Pagi 07.00 Perkedel kentang 3 buah 439


Putih Telur goreng 1 btr 75
Tempe goreng 2 potong 150
Bayam 2 gls 100
09.00 Pepaya 2 potong 80
Siang 12.00 Nasi 1 gelas 200
Sayur sop
• Wortel 1 gelas 50
• Kol 100 gram 25
• Buncis 1 gelas 50
Ayam goreng 1 potong 595
Tahu goreng 2 potong 150
15.00 Semangka 2 potong 80
+PENJABARAN POLA MAKAN
Jadwal Jenis Makanan Jumlah Kalori

17.00 Jagung kuning rebus 1 potong 366

Malam 19.00 Nasi putih ¾ gelas 175


Tahu goreng 2 buah 150
Telur rebus 1 butir 154
Bayam 2 gls 100
Total Kalori 2939
+
AKTIVITAS DAN OLAHRAGA

 Frekuensi: minimal 3x/ minggu

 Intensitas: ringan

 Waktu: 30 menit/x

 Tipe: jalan santai


+
CSS
STROKE

Definisi (WHO)

Stroke adalah gangguan fungsi cerebral fokal atau


global yang terjadinya mendadak dan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal,
akibat gangguan peredaran darah otak.
+ FAKTOR RISIKO STROKE
UNMODIFIABLE MODIFIABLE

 Umur :  Hipertensi

50 tahun : 2 x resiko stroke  Penyakit jantung

• Sex terutama ♂  Diabetes mellitus

• Bangsa  Hiperlipidemia

 Hematokrit > 45%


 Stroke infark : black > white > asia
 Rokok
 Stroke perdarahan : black > asia >
white  Pil kontrasepsi

• Riwayat stroke / TIA  Alkohol

• Riwayat keluarga dengan stroke  Obesitas


KLASIFIKASI (Whisnant JP, 1990) yaitu :

A. Gambaran Klinik

1. Improving Stroke (RIND : Reversible Neurological Ischemic Deficite)

2. Worsening Stroke (SIE : Stroke in Evolution)

3. Stable Stroke (Completed Stroke)

B. Gambaran patologis

1. Infark otak :infark aterotrombotik, kardioemboli dan infark lakuner

2. Perdarahan intraserebral (PIS)

3. Perdarahan subarachnoidal (PSA)


+ Lokalisasi lesi

1. Sistem karotis

2. Sistem vertebrobasiler

STROKE

STROKE INFARK STROKE PERDARAHAN

PERDARAHAN
ATHERO INTRASEREBRAL
THROMBOTIK
(80%)

PERDARAHAN
KARDIOEMBOLI SUBARAKNOID
LAKUNER
GEJALA KLINIK

A. Luasnya lesi

1. Gejala klinik fokal

 Gangguan motorik :Hemiparesis, paraparesis, quadriparesis, disfagia,


ataksia

 Gangguan berbahasa/berbicara : Disfasia, disgrafia, diskalkuli, disartria

 Gangguan sensibilitas :Somatosensorik (hemisensoris)

 Visual ( hemianopsia, quadrantanopsia, bilateral blindness, diplopia,


amaurosis fugax pada TIA)

 Gangguan vestibuler : vertigo

 Gangguan tingkah laku/kognitif : disfungsi visuospasial, amnesia


+
2. Gejala klinik non fokal (global)

 Paralisis dan/atau hipestesi bilateral

 Light-headedness

 Faintness

 Black-out (dengan gangguan kesadaran, dengan/tanpa gangguan


penglihatan)

 Inkontinensio urine et alvi

 Bingung (confuse)

 Gejala lainnya : vertigo, tinitus, disfagia, disartria, diplopia, ataksia.


Berdasarkan letak Lesi
+ 1. Gejala klinik sistem karotis :
 Disfungsi  Gangguan

 motorik : hemiparese  visual : hemianopsia homonim


kontralateral, umumnya parese kontralateral (pada TIA dapat
motorik saraf otak berupa amaurosis fugax).
sejajar/ipsilateral dengan
parese ekstremitas, lainnya  fungsi luhur: afasia (gangguan
disartria. berbahasa, bila lesi pada
hemisfer dominan, umunya
 sensorik : hemihipestesi hemisfer kiri), agnosia (lesi
kontralateral, hipestesi saraf pada hemisfer non dominan)
otak sejajar dengan hipestesi
ekstremitas, dapat juga berupa
parestesia.
2. Gejala klinik sistem vertebrobasiler:

 Disfungsi motorik berupa hemiparese alternans yaitu parese


motorik saraf otak tidak sejajar/kontralateral dengan parese
ekstremitas, lainnya disartria.

 Disfungsi sensorik berupa hemihipestesi alternans yaitu hipestesi


saraf otak tidak sejajar dengan hipestesi ekstremitas.

 Gangguan visual berupa hemianopsia homonim, satu atau dua sisi


lapang pandang, buta kortikal (terkenanya pusat penglihatan di
lobus oksipitalis)

 Gangguan lainnya berupa gangguan keseimbangan, vertigo dan


diplopia.
Perbandingan perdarahan intraserebri dan subarachnoid

Perdarahan Intraserebri Perdarahan Subarachnoid

 Onset Usia pertengahan - usia tua Usia muda

Jenis Kelamin >> ♂ >> ♀


Etiologi Hipertensi Ruptur aneurisma
Lokasi Ganglia basalis, pons, Rongga subarachnoid
thalamus, serebelum
Gambaran klinik Penurunan kesadaran, nyeri Penurunan kesadaran, nyeri kepala,
kepala, muntah muntah
Defisit neurologis (+) Deficit neurologist (-)/ ringan
Rangsang meningen (+)
Pemeriksaan Penunjang -CSS seperti air cucian -Perdarahan subhialoid
daging/ xantochrome (Pungsi (Funduskopi)
lumbal) -CSS gross hemorrhagic (Pungsi
-Area hiperdens pada CT lumbal)
Scan -Perdarahan dalam rongga
subarachnoid (CT Scan)
DIAGNOSA BANDING BERBAGAI TIPE
STROKE
1. Diagnosa banding berdasarkan anamnesa :

Anamnesa Trombosis Emboli PIS PSA

Umur 50-70 tahun Semua umur 40-60 tahun 20-30 tahun

Awitan Bangun tidur Aktivitas Aktivitas Aktivitas

Gejala Bertahap Cepat Cepat Cepat

Peringatan + + - -

Sakit kepala - - ++ ++++

Muntah - - ++ ++++

Kejang - - ++ ++++

Vertigo +/- - - -
2. Diagnosa banding berdasarkan gambaran klinis

Anamnesa Trombosis Emboli PIS PSA

Kesadaran Normal Normal Menurun Menurun


GCS ≥7 ≥7 ≤6 ≤6
Kaku kuduk - - +/- ++++
Kelumpuhan Hemiparese Hemiparese Hemiplegia Hemiparese
+/-
Afasia ++/- ++/- - -
Deviasi Conj - - + +/-
Parese - - + +/-
N.III,IV, VI
LP - - +/- ++++
Angiografi Oklusi/stenosis Oklusi/stenosis Midline shift AVM
CT scan Hipodens stlh Hipodens stlh Hiperdens N/hiperdens
4-7 hari 4-7 hari
3. Diagnosa banding antara stroke, infark, PIS dan PSA

Kriteria Infark PIS PSA

Anamnesa

TIA + - -
Istirahat + - -
Aktivitas - + +
Nyeri kepala - + ++
Pemeriksaan fisik

Def.Neurologi + + ±
Penurunan kesadaran - + ±
Kaku kuduk - ± +
Tekanan darah Sedang Variasi Sedang
Pem.tambahan

LP Jernih Berdarah Darah segar


+ PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan
Baku emas untuk membedakan stroke infark dengan stroke perdarahan.
Infark  gambaran hipodense
stroke perdarahan gambaran
CThiperdens
scan

2. MRI
Pemeriksaan ini sangat baik untuk menentukan adanya lesi di batang
otak (sangat sensitif)
+
3. Angiografi

 apakah lokasi pada sistem karotis atau vertebrobasiler

 menentukan ada tidaknya penyempitan, oklusi atau aneurisma pada


pembuluh darah

Angiogram: arrow
indicates a blockage
in a coronary artery
+
4. Pemeriksaan USG

menilai pembuluh darah intra dan ekstra kranial, menentukan ada


tidaknya stenosis arteri karotis

5. Pungsi lumbal
 digunakan bila tidak ada CT scan atau MRI
 PIS seperti cucian daging atau berwarna kekuningan
 PSA LCS yang gross hemorragik
 stroke infark tidak didapatkan perdarahan (jernih)
+
PENCEGAHAN STROKE

1. Mengatur Pola Makan Yang Sehat

Makan yang membantu menurunkan kadar kolesterol

2. Menghentikan Rokok

3. Menghindari Minum Alkohol dan Penyalahgunaan Obat

4. Melakukan Olahraga Yang Teratur

5. Menghindari Stres dan Beristirahat Yang Cukup


+ PROGNOSIS STROKE
1. Infark Otak
Pulihnya fungsi neural  2 minggu pasca infark
Pemulihan maksimum  minggu ke-8 akan dicapai
Kematian meliputi 20 %, dalam satu bulan pertama
Kemungkinan untuk hidup > PSA, tetapi kecacatan > PSA
karena infark merusak neuron-neuro yang terkena

2. Emboli otak
Sebagian besar pulih kembali, beberapa diantaranya pulih
sempurna, sebagian lagi tetap defisit neurologi yang besar
Kematian disebabkan edema otak
Kejadian emboli serebral ulang 30-65 %
+
3. PSA
10 % meninggal sebelum tiba dirumah sakit
40 % meninggal tanpa sempat membaik sejak awitan
Tingkat mortalitas pada tahun pertama 60 %
Bila tidak ada intervensi bedah  30% meninggal dalam
dalam 2 hari pertama
50% dalam 2 minggu pertama
 60% dalam 2 bulan pertama

Tingkat kematian pada perdarahan ulang 67%


+
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai