Nim: 15620032 Akuisisi Kecepatan Menggunakan Sensor Accelerometer Sensor Accelerometer Sensor accelerometer mengukur percepatan dynamic dan static. Pengukuran dynamic adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran static adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi. Sensor accelerometer merupakan sensor percepatan berbasis capacitive micromachined accelerometer. Sensor ini dapat “mengindra” percepatan yang dialami sensor pada 3 sumbu (sumbu XYZ). Keluaran modul sensor ini adalah tegangan analog sehingga untuk mengolah tegangan keluaran secara digital diperlukan peranti ADC (Analog Digital Converter). Salah satu yang dapat digunakan adalah ADC dalam mikrokontroller. Kecepatan & Percepatan Kecepatan adalah jarak yang di tempuh oleh suatu benda dalam suatu waktu. Artinya apabila ada seseorang yang menempuh jarak sejauh 100 meter dalam waktu 10 detik, maka kecepatan adalah 10 m/s. Kecepatan sendiri bermacam – macam, tetapi yang sering digunakan adalah Km/h. Sedangkan percepatan merupakan perubahan kecepatan pada suatu waktu tertentu. Seseorang mengendarai mobil yang sedang melaju dengan kecepatan 40 m/s lalu karena dikejar polisi dia langsung menginjak gas dalam 10 detik kecepatan mobil itu menjadi 60 m/s maka percepatan mobil tersebut adalah 2 m/s. Pada penelitian oleh (Abu Ismail Pribadi) melakukan penelitian data keluaran sensor berupa tegangan analog yang akan disambungkan dengan ADC (Analog to Digital Converter) pada mikrokontroller ATMega32. Metode konversi dari nilai percepatan menjadi kecepatan menggunakan integral dengan metode Rungge-Kutta dengan pendekatan trapezoid. Pengujian sensor untuk menghitung kecepatan didapatkan hasil pengujian error rata-rata sebesar 1,17% dengan error terbesar pada kecepatan 20 km/h sebesar 1,92%. Pengujian sensor menghitung jarak didapatkan error rata – rata sebesar 3,70% dengan error terbesar pada jarak 50cm sebesar 6,20%. Pengujian keseluruhan system didapatkan error rata – rata sebesar 3,21% untuk pengujian kecepatan dan system mampu memberikan informasi tepat 1 km dari jarak yang terukur sebelum mencapai tujuan. ( Abu Ismail Pribadi 2014) Metode Runge-Kutta Metode Runge-Kutta merupakan salah satu dari satu perangkat metode yang penting untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan syarat awal
𝑦 ′ = 𝑓 𝑥, 𝑦 𝑦(𝑥0 ) diberikan
Untuk memecahkan persoalan ini, pada sumbu waktu 𝑥 dipilih
simpul-simpul waktu diskret 𝑥0 , 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑟 , 𝑥𝑟+1 , … , 𝑥𝑛 dan seterusnya dengan 𝑥𝑟+1 = 𝑥𝑟 + ℎ𝑟 , dengan ℎ𝑟 merupakan “step length” dari saat ke-r ke saat ke-(r+1). Pada umumnya “step length” tergantung pada r, tetapi untuk mudahnya diperlakukan konstan, yaitu h. Bentuk umum metode Runge-Kutta orde-𝑛 adalah: 𝒚𝒓+𝟏 = 𝒚𝒓 + 𝒂𝟏 𝒌𝟏 + 𝒂𝟐 𝒌𝟐 + … + 𝒂𝒏 𝒌𝒏 dengan 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 adalah tetapan dan 𝑘1 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 ) 𝑘2 = ℎ𝑓 𝑥𝑟 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞11 𝑘1 𝑘3 = ℎ𝑓 𝑥𝑟 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞21 𝑘1 + 𝑞22 𝑘2 ... 𝑘𝑛 = ℎ𝑓(𝑥𝑟 + 𝑝𝑛−1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞𝑛−1,1 𝑘1 + 𝑞𝑛−1,2 𝑘2 + . . . +𝑞𝑛−1,𝑛−1 𝑘𝑛−1
Nilai 𝑎𝑖 , 𝑝𝑖 𝑞𝑖𝑗 dipilih sedemikian rupa sehingga meminimumkan
galat per langkah, dan persamaan entuk umum metode Runge-Kutta orde-n akan sama dengan metode deret Taylor dari orde setinggi mungkin.
Galat per langkah metode Runge-Kutta orde-n 𝑂 ℎ𝑛+1
Galat longgokan metode Runge-Kutta orde-n 𝑂 ℎ𝑛 Orde metode = 𝑛