Anda di halaman 1dari 55

Hemorrhoid

Disusun oleh :
dr. Rifni amalia

Pembimbing :
dr. Inzta Arbi Sp.B
pendahuluan
Kata hemorrhoid berasal dari kata
haemorrhoides (Yunani) yang berarti
aliran darah (haem = darah, rhoos =
aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah
yang mengalir keluar.
Hemoroid merupakan penyakit di daerah anus
yang cukup banyak ditemukan pada praktek
dokter sehari-hari. Di Amerika Serikat lima ratus
ribu orang didiagnosis menderita hemoroid
setiap harinya
Laporan kasus
 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. Y
 Umur : 47 tahun
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Pekanbaru
 MRS : 15/11/2017
ANAMNESA
 Keluhan utama :
Terdapat benjolan yang keluar dari anus
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli bedah RS Bhayangkara dengan keluhan
terdapat benjolan yang keluar dari anus saat buang air besar,
dan terasa menggaggu. Setiap ingin buang air besar, benjolan
tersebut keluar dari anus. Benjolan tidak dapat masuk sendiri
setelah buang air besar selesai, namun dapat masuk dengan
bantuan jari. Buang air besar kadang disertai darah
Sejak ± 8 tahun yang lalu, saat pasien hamil anak yang ke
empat, pasien sering merasakan sulit buang air besar, feses
terasa keras sehingga pasien harus mengedan sangat kuat, dan
terkadang disertai nyeri saat buang air besar.
Selain itu juga dirasakan seperti ada benjolan yang mau
keluar dari anus saat buang air besar, kadang disertai
darah. Darah tidak bercampur feses, berwarna merah
segar, menetes di akhir setelah feses keluar, banyaknya ± 1
cc.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 DM, Hipertensi, penyaki keganasan, penyakit jantung dan sakit
kuning disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak dijumpai keluarga menderita hal


yg sama

Riwayat pemakaian obat : Tidak dijumpai

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, dan Kebiasaaan


 Makanan : Pasien mengaku jarang mengkonsumi makanan
berserat, suka makanan pedas, dan sedikit minum air putih (<8
Gelas per hari)
 Aktivitas : Pasien menyangkal sering melakukan aktifitas yang
berat, duduk atau berdiri yang lama.
 Pola defekasi : Rutin, 1 kali/hari (BAB posisi jongkok) namun BAB
terasa keras sehingga pasien harus mengedan untuk
mengeluarkan feses
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Baik
 Keadaan Gizi : Baik
 Sensorium : Compos mentis (GCS 15)
 Tekanan Darah : 130 / 80 mmHg
 Nadi : 64 x/menit
 Suhu : 36,7°C
 Pernafasan : 20 x/menit
 Tinggi Badan: 155 cm
 Berat Badan : 55 kg
 Keadaan Gizi : Normoweight (IMT 22,9)
Pemeriksaan Fisik (Status Generalis)
 Kepala dan Leher :
Kepala dan Leher Simetris, TVJ: R + 2 cmH2O, Trakea medial,
Pembesaran KGB (-), Struma (-)
 Mata :
Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Reflek Cahaya (+/+), Pupil
Isokor ka=ki 3mm/3mm
 Telinga, Hidung dan Rongga mulut : Dalam batas normal
 Thoraks :
Inspeksi : Simetris fusiformis, ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Stem Fremitus : kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : SP: Vesikuler +/+ ST: Ronkhi -/-, Wheezing -/-
 Jantung :
Batas Jantung Relatif : Atas : ICS III Sinistra
Kanan : Linea Parasternal Dextra
Kiri : ICS V Sinistra, LMCS
HR: 78x/’ reguler, Bunyi Jantung: S1 dan S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-).
 Abdomen :
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Soepel, Nyeri Tekan (-), Hepar,Lien dan Renal tidak
 teraba.
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal,

 Ekstremitas :
 Superior : Akral teraba hangat dan kering (+) CRT < 2’’, oedem (-) / (-)
 Inferior : Akral teraba hangat dan kering (+) CRT < 2’’, oedem (-) / (-)
Status lokalisata :
Pemeriksaan colok dubur :
Inspeksi : Fisure (-), Abses (-), hematom perianal (-),
skin tag (-), tak tampak benjolan keluar dari anus
Palpasi : Tonus sphincter ani baik; ampulla recti
tidak kolaps; mukosa rektum licin; teraba massa di
jam 7, 9 dan 11; nyeri tekan (+) pada jam 7,9 dan 11;
pada sarung tangan tidak didapatkan darah, lendir
(+), feses (-).
Anoskopi : tidak dilakukan.
Hasil Labotorium tanggal 15/11/2017 Darah Lengkap
Hb 13,3 g/dL
Leukosit 7.900 /mm3
Trombosit 185.000/mm3
Hematokrit 44,1 %
Eritrosit 4,85
MCV 91,0 fl
MCH 27,4 pg
MCHC 30,1 g/dl
RDW 15,4 %
PCT 0,181
Hitung Jenis Leukosit
LYMF 37 %
MID 7%
GRAN 56 %
Hematologi
Masa Pendarahan 2 menit 30 detik
Masa Pembekuan 5 menit 30 detik
Kimia Klinik
SGOT 21 u/l
SGPT 17 u/l
Ureum 21 mg%
Creatinine 0,8 mg%
Glukosa darah sewaktu 102 mg%
Foto thorax

hasil :
Cor : CTR 48%, Aorta dan Mediastinum
superior tidak melebar, Trakea di tengah
Pulmo :
Corakan bronkovaskuler baik
Tidak tampak infiltrat di kedua lapangan
paru
Kedua Hilus tidak menebal
Kedua Hemidiafragma Licin
Kedua sinus costofrenikus lancip
Tulang dan jaringan dinding dada baik
Kesan : Cor dan Pulmo tidak ada kelainan
Diagnosis Banding:
Hemorrhoid interna grade III
Polip anal
devertikel kolon

Diagnosis Kerja:
Hemorrhoid Interna grade III

Rencana Terapi :
Operasi hemoroidektomi pukul 14.00 tanggal 16/11/2017
oleh dr. Inzta Sp.B
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr 1 jam sebelum operasi
Dulcolax tab jam 20.00
Dulcolax sup jam 05.00
Laporan operasi
Tatalaksana pasca operasi :
- awasi vital sign
- inj. Ceftriaxone 1gr/12 j
-inj. Ketorolac 30mg/ 8jam
- Hesroid tab 3x1
-hari ke 2 aff tampon, rendam dengan
larutan PK dua kali sehari.
-laxadine syr 2x5cc
Tanggal S O A P

17 Nyeri pada luka bekas Sens : composmentis Post Hemoroidektomi - IVFD RL 20gtt/i
november 2017 operasi, Flatus (+), mual TD: 110/80 mmHg Hari ke-1 a/i - Ketorolac iv 3x30
(-) Nadi: 64 x/menit hemorrhoid interna mg
Muntah (-) Nafas: 20 x/menit grade III - Ceftriaxon iv 2 x 1g
BAB (-) Suhu: 37 oC - Hesroid 3x1
- Diet MB
Thoraks:
Vesikuler(+/+),
Ronkhi (-/-)
Abdomen:
BU (+) normal
Ekstremitas:
Akral hangat (+),
CRT<2’’
Luka bekas operasi :
Tanda Perdarahan (-)
nyeri (+) VAS 3
18 Nyeri pada Kes: composmentis Post
Novembe luka bekas TD: 120/70 mmHg Hemoroidekto - IVFD RL 20gtt/i
r 2017 operasi , Nadi: 70x/menit mi Hari ke-2a/i - Ketorolac iv 3x30
Flatus (+), Nafas: 20x/menit hemorrhoid mg
mual (-) Suhu: 36,5oC interna grade - Ceftriaxon iv 2 x
Muntah (-) Thoraks: III 1g
BAB (-) Vesikuler(+/+), - Hesroid 3x1
Ronkhi (-/-) - Diet MB
Abdomen: - Aff tampon
BU (+) normal Laxadine syr 2x5cc
Ekstremitas: Rendam larutan pk
Akral hangat (+), 2x1
CRT<2’’

Luka bekas operasi :


Tanda Perdarahan (-)
nyeri (+) VAS 3
19 Nyeri pada Kes: composmentis Post - IVFD RL 20gtt/i
November luka bekas TD: 110/70 mmHg Hemoroidekto - Ketorolac iv 3x30
2017 operasi (+), Nadi: 65x/menit mi Hari ke-3a/i mg
Flatus (+), Nafas: 20x/menit hemorrhoid - Ceftriaxon iv 2 x 1g
BAB (+) Suhu: 36,5oC interna grade - Diet MB
Thoraks: III
Vesikuler(+/+),
Ronkhi (-/-)
Abdomen:
BU (+) normal
Ekstremitas:
Akral hangat (+),
CRT<2’’

Luka bekas operasi :


Tanda Perdarahan (-)
nyeri (+) VAS 2
20
November
=
Nyeri
luka
pada Kes: composmentis
bekas TD: 110/70 mmHg
Post
Hemoroidektomi -
- Aff Infus
Pasien berobat jalan
2017 operasi (-), Nadi: 65x/menit Hari ke-4a/i dan kontrol kembali
Flatus (+), Nafas: 20x/menit hemorrhoid tgl 23/11/2017
BAB (+) Suhu: 36,5oC interna grade III - Obat Pulang
Thoraks: Vesikuler(+/+), Cefadroxil 2x 500 mg
Ronkhi (-/-) - PCT 3x500 mg k/p
Abdomen: - Laxadin syr 2x5cc
BU (+) normal p.o
Ekstremitas:
Akral hangat (+),
CRT<2’’

Luka bekas operasi :


Tanda Perdarahan (-) nyeri
(-)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kata hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides
(Yunani) yang berarti aliran darah (haem = darah,
rhoos = aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang
mengalir keluar.

Pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang


tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila
hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit,
diperlukan tindakan
ANATOMI
Pleksus hemoroidalis interna mengalirkan
darah ke vena hemoroidalis superior
selanjutnya ke vena porta

Pleksus hemoroidalis eksterna mengalir


melalui vena perineum dan lipat paha ke
vena iliaka

pembatas Antara pleksus hemoroidalis


interna dan pleksus hemoroidalis eksterna
disebut juga dengan linea dentate.
Faktor Risiko :

Keturunan
Umur
Endokrin
Mekanis
Fisiologis
Anatomi
Pekerjaan
Klasifikasi :

1. Hemoroid Eksterna
2. Hemoroid Interna, dikelompokkan ke dalam 4
grade :
 Grade I : Bila terjadi pembesaran hemoroid yg tidak prolaps ke luar
kanalis analis (pada anorektoskop), hanya disertai perdarahan saja.
 Grade II : Pembesaran hemoroid yg prolaps disertai perdarahan dan
menghilang / dapat masuk kembali ke dlm anus secara spontan.
 Grade III: Prolaps hemoroid disertai perdarahan dimana benjolan
harus dibantu dengan dorongan jari utk memasukkannya kembali ke
dlm anus.
 Grade IV : Prolaps hemoroid disertai perdarahan yang
permanen/menetap, tidak dapat dimasukkan lagi. Prolaps ini rentan
dan cenderung mengalami trombosis dan infark.
Manifestasi Klinis :

 Perdarahan merupakan tanda pertama


hemoroid interna o/k trauma feses yang keras
 Darah berwarna segar o/k darah berasal dari
pleksus masih merupakan darah arteri,dapat
berupa garis saja atau menetes
 Dapat terjadi anemia
 Dapat muncul tonjolan keluar,bila keluar makin
besar dan tidak dapat masuk kembali
 Iritasi mukosa dapat timbul rasa gatal
 Nyeri dapat timbul bila terjadi trombosis, udem
dan radang
Patogenesis :
Peningkatan tekanan
intraabdomen/intrapelvis

Hambatan venous return

Pelebaran/penonjolan pleksus
venosus

Mukosa terdorong ke distal oleh


feses yang keras

Mengedan

Dinding pelvis terdorong ke bawah


 prolaps mukosa ani
Kriteria Diagnosis :

Anamnesis :
 Nyeri hebat (pd hem. eksterna)
 Benjolan yg prolaps / keluar dari dlm anus
(hem. Interna grd II dan III maupun IV)
 Keluarnya darah segar pd saat defekasi
 Gatal pada anus
Pemeriksaan Fisik :

 Inspeksi
 Hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah
mengandung trombus.
 Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sbg
benjolan yg tertutup mukosa. Untuk membuat
prolaps dapat dgn cara meminta pasien untuk
mengedan.

 RT (Rectal Toucher)
 Hemoroid interna biasanya dapat atau tidak
teraba dan juga kadang tidak nyeri. Dapat diraba
bila sudah ada trombus atau fibrosis.
Pemeriksaan Penunjang :

 Anoskopi
 Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan feses
Diagnosis Banding :

 Ca Kolorektum
 Penyakit Divertikel
 Polip
Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan

Medis/Non-
Terapi Bedah
bedah

Non-
Farmakologis
farmakologis
Classification Treatment Options

1st Degree – No rectal prolapse  Diet


 Local & general drugs
 Sclerotherapy
 Infrared coagulation

2nd Degree – Rectal prolapse is spontaneously  Sclerotherapy


reducible  Infrared coagulation
 Banding [recurring banding may require
Procedure for Prolapse and Hemorrhoids
(PPH)]

3rd Degree – Rectal prolapse is manually  Banding


reducible  Hemorrhoidectomy
 Procedure for Prolapse and Hemorrhoids
(PPH)

4th Degree – Rectal prolapse irreducible  Hemorrhoidectomy


 Procedure for Prolapse and Hemorrhoids
(PPH)
Non-Farmakologis

Perbaikan pola hidup


 Perbaikan pola makan dan
minum
 Perbaiki pola atau cara defekasi
Farmakologis
Obat untuk memperbaiki defekasi

1. Suplemen serat (fiber supplement)


2.Obat laksan/pencahar
- contoh: natrium dioktil sulfosuksinat
sebagai anionic surfactant merangsang sekresi mukosa usus halus 
meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja
Obat Simptomatik

 Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau


kerusakan kulit di daerah anus
 Anestetik topikal untuk mengurangi rasa nyeri, contoh: Lidocaine
ointment 5%
 Analgetik: acetaminophen
Terapi Bedah

Indikasi pembedahan menurut HIST


(Hemorrhoid Institute of South Texas):

a. Hemoroid interna grade II berulang.


b. Hemoroid grade III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid grade I dan II dengan penyakit
penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
Jenis Terapi non Bedah

Schlerotheraphy
Untuk grade I dan II yang tidak sembuh dengan
perubahan diet dan pencegahan mengedan
Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting agent)
submukosa pada pangkalnya, interval 4-6
minggu peradangan steril  reaksi fibrosis 
obliterasi hemoroid  atropi hemoroid
Rubber Band Ligation /
ligasi karet gelang
Pada hemoroid yang besar
atau yang mengalami
prolaps
Dengan Barron’s band
mukosa di atas hemoroid
yang menonjol dijepit dan
ditarik atau dihisap ke
dalam tabung ligator khusus
 Gelang karet didorong
dari ligator  ditempatkan
secara rapat di sekeliling
mukosa pleksus
hemoroidalis  obliterasi
pembuluh darah hemoroid
(nekrosis iskemik)
Cryotherapy / bedah beku
 Teknik ini dilakukan dengan menggunakan
temperatur yang sangat rendah untuk merusak
jaringan  akibat kristal yang terbentuk di dalam
sel, menghancurkan membran sel dan jaringan

NB: Tidak digunakan secara luas karena mukosa yang


nekrotik sukar ditentukan luasnya
Hemorroidal Arteri Ligation ( HAL )
•arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid
tidak mendapat aliran darah mengakibatkan jaringan
hemoroid mengempis dan akhirnya nekrosis

Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra


Merah
 Dengan sinar infra merah photocoagulation
 tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi nekrosis
pada jaringan dan akhirnya fibrosis.
 Cara ini baik digunakan pada hemoroid yang sedang
mengalami perdarahan
Generator Galvanis
 Arus listrik searah yang berasal dari baterai kimia

Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar


 Radiasi elektromagnetik frekuensi tinggi
• Selaput mukosa sekitar hemoroid dipanasi dengan
radiasi elektromagnetik berfrekuensi tinggi sampai
akhirnya timbul kerusakan jaringan.
• Menimbulkan nekrosis jaringan dan akhirnya fibrosis
• Cara ini efektif untuk hemoroid interna yang
mengalami perdarahan
Hemoroidektomi
Indikasi :
- Hemoroid derajat III dan IV
- Derajat IV dengan trombosis
- Perdarahan berulang dan anemia
- Terapi biasa gagal

Prinsip :
- Eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit yang normal
dengan tidak mengganggu sfingter anus
- Eksisi hemoroid dan mukosa di dasarnya dan sedikit kulit 
defek kulit dan mukosa  penutupan luka sekunder

Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu :


• Bedah Konvensional (menggunakan pisau dan gunting),
• Bedah Laser (sinar laser sebagai alat pemotong)
• Bedah Stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler)
Bedah Stapler

 Bentuk alat seperti senter, terdiri dari lingkaran di


depan dan pendorong di belakang
 Keuntungan :
- Mengembalikan ke posisi anatomis
- Tidak mengganggu fungsi anus
- Anal discharge (-)
- Nyeri minimal karena tindakan dilakukan di luar
bagian sensitif
- Tindakan berlangsung cepat (20-45 menit)
- Pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di
rumah sakit semakin singkat
(1) (2) (3)

(4) (5) (6)


Tindakan pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis

• Benjolan di bawah kulit kanalis analis


• Nyeri sekali
• Tegang dan berwarna kebiru-biruan
• Berukuran dari beberapa milimeter sampai satu atau dua
sentimeter garis tengahnya
• Benjolan itu dapat unilobular, dan dapat pula multilokuler atau
Beberapa benjolan
• Ruptur dapat terjadi pada dinding vena

Rendam duduk menggunakan air hangat + antiseptic (mis:


larutan PK)
Rendam selama seperempat jam (10 hingga 15 menit) pada
waktu pagi dan sore, sebaiknya dilakukan sehabis mandi
Salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau
gesekan pada waktu berjalan, dan sedasi
Istirahat di tempat tidur dapat membantu mempercepat
berkurangnya pembengkakan
Prognosis :
- Dengan terapi yang sesuai, semua
hemorrhoid yg simptomatis dapat dibuat
menjadi asimptomatis.
- Pada umumnya jika ditangani segera, maka
prognosisnya baik.
Kasus Teori

Anamnesis dan Pemeriksaan Pasien wanita 47th datang ke poli Pada hemorrhoid gejala yang ditimbulkan

bedah RS Bhayangkara dengan dapat menunjukkan gejala keliru sehingga


Fisik
keluhan terdapat benjolan yang keluar sulit mendiagnosa dengan kasus anorectal
lain. Gejala yang ditimbulkan adalah
dari anus saat buang air besar, dan
perdarahan, nyeri dan gatal. Thrombosis
terasa menggaggu. Setiap ingin buang
atau prolapse akut disertai edema atau
air besar, benjolan tersebut keluar dari
ulserasi luar biasa nyerinya. Hemoroid
anus. Benjolan tidak dapat masuk interna biasanya bersifat asimtomatik
sendiri setelah buang air besar selesai, kecuali bila prolapse.tanda satu-satunya
namun dapat masuk dengan bantuan yang disebabkan oleh hemorrhoid interna
jari. Buang air besar kadang disertai adalah perdarahan segar tanpa nyeri
darah, berwarna merah segar, menetes perrektum selama atau setelah defekasi
saat feses keluar, darah tidak
bercampur dengan feses.
Pemeriksaan Fisik
kasus teori

Rectal touche - Pemeriksaan colok dubur : Inspeksi : dilihat kulit disekitar perineum dan

- Inspeksi : Fisure (-), Abses (-), dilihat secara teliti adakah jaringan/tonjolan yg
muncul
hematom perianal (-), skin tag (+), tak
Palpasi : diraba akan memberikan gambaran
tampak benjolan keluar dari anus
yang berat dan lokasi nyeri. Juga dinilai tonus
- Palpasi : Tonus sphincter ani baik;
dari spingter ani. Biasanya hemoroid pada
ampulla recti tidak kolaps; mukosa grade awal sulit ditentukan karena tekanan
rektum licin; teraba massa di jam 7, 9 vena tidak terlalu tinggi. Hemoroid dapat
dan 11; nyeri tekan (+) pada jam 7,9 diraba jika berukuran besar. Apabila
dan 11; pada sarung tangan tidak hemorrhoid sering prolapse, selaput lender
didapatkan darah, lendir (+), feses (-). akan menebal. Thrombosis dan fibrosis padda
perabaab terasa berat dengan dasar yang lebar.
Rectal touche biasanya dilakukan untuk
meningkirkan diagnose karsinoma rectum
kasus teori

Pemeriksaan Penunjang  Darah rutin dalam batas normal. Anoskopi dilakukan untuk mencari
bentuk dan lokasi hemorrhoid.
Proktosigmoidoskopi untuk
memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan proses radang atau
keganasan di tingkat yang lebih
tinggi.
Pemeriksaan fese untuk melihat
adanya darah samar
teori kasus

Pada pasien ini ditegakkan diagnose


Diagnosa Banding dan 1.Hemorrhoid interna grade III
hemorrhoid interna grade III karena
2. penyakit divertikel kolon
diagnosis utama berdasarkan klasifikasi hemorrhoid
3.Polip
Grade III : terdapat benjolan dan
4.karsinoma kolorectum dapat masuk dengan bantuan tangan

Pada polip dijadikan diagnose


banding dikarenakan sama ada
benjolan yang keluar dari anus,
namun pada rectal touche polip
ditemukan bentukan tangkai
teori kasus

Pada penyakit divertikel kolon pada


rectal touche ditemukan masa
padat/keras, disertai keluhan diare,
serangan akut, dan nyeri tekan rola

Pada karsinoma kolorectum pada


pemeriksaan rectal touche ditemukan
masa padat dan berbenjol-benjol, dan
pada anamnesa ditemukan darah
bercamour kotoran, feses seperti
kotoran kambing, terjadi penurunan
berat badan.
teori kasus
penatalaksanaan IVFD RL 20 gtt/i Penatalaksanaan hemorrhoid dapat
Inj. Ceftriaxone 1gr 1 jam sebelum dilakukan dengan terapi non-bedah da
operasi bedah. Dan menurut grade nya
Dulcolax tab jam 20.00 Grade I :
Dulcolax sup jam 05.00 -diet
hemoroidektomi -local&general drugs
-sclerotherapy
-infrared coagulation

Grade II :
-skleroterapy
-infraredcoagulation
-banding

Grade III :
-banding hemoroidectomy
Produce for rolapse hemorrhoids
(PPH)

Grade IV :
-hemoroidectomy
Terima kasih`

Anda mungkin juga menyukai