Ileus Obstruktif
Ileus Obstruktif
Diagnosis Kerja
•Ileus Obstruktif et causa adhesi et causa peritonitis umum et Causa Appendisitis
Perforasi
PENATALAKSANAAN
Terapi Non Bedah
•Pemasangan NGT dialirkan dan DC
•Infus RL 20 tpm
•Pemberian antibiotic dan antiemetic
Terapi Bedah
•Laparotomy eksplorasi
PEMBAHASAN
ANATOMI
ANATOMI INTESTINUM TENUE
• Usus halus merupakan tabung yang membentang dari pilorus sampai katup ileosekal.
Panjang usus halus sekitar 12 kaki. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah abdomen.
Ujung proksimalnya berdiameter sekitar 3,8 cm, tetapi semakin kebawah lambat laun
diameterya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm. Usus halus dibagi menjadi duodenum,
jejenum, dan ileum.
• Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai kepada jejenum.
Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai oleh ligamentum treitz, suatu pita muskulofibrosa
yang berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio pada
perbatasan duodenum dan jejenum. Ligamentum ini berperan sebagai ligamentum
suspensorium (penggantung). Kira-kira 2/5 dari sisa usus halus adalah jejenum, dan 3/5
terminalnya adalah ileum.
• Jejenum terletak di regio abdominalis media sebelah kiri, sedangkan ileum cenderung
terletak di region abdominalis bawah kanan. Jejunum mulai pada juncture denojejunalis dan
ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.
ANATOMI INTESTINUM CRASUM
• Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki
(sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus
besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil.
• Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus semakin kecil.
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat katup
ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati
sekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol
aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens,
transversum, desendens dan sigmoid. Kolon ascendens berjalan ke atas dari sekum
ke permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan.
Setelah mencapai hati, kolon ascendens membelok ke kiri membentuk fleksura koli
dekstra (fleksura hepatik). Kolon transversum menyilang abdomen pada regio
umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli sinistra.
• Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah,
membentuk fleksura kolisinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon
Descendens.
• Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan lanjutan
kolon descendens. Ia tergantung kebawah dalam rongga pelvis dalam bentuk
lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan sakrum.
• Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan oleh
kolon sigmoid dan b erjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan
menembus dasar pelvis. Disini rektum melanjutkan diri sebagai anus dalam
perineum.
FISIOLOGI
• Fungsi usus halus terdiri atas Transportasi, Pencernaan makanan dan Absorpsi
cairan, elektrolit serta unsur makanan
• Isi usus digerakan oleh peristaltic dengan gerakan segmental dan longitudinal.
• Setiap hari beberapa liter cairan dan puluhan gram makanan akan berlalu di
usus halus dan setelah dicerna akan masuk ke aliran darah
• Bersama cairan yang masuk dengan makanan dan minuman, ludah, cairan
lambung, empedu, secret pancreas dan cairan usus halus membentuk cairan cerna
dengan volume 6-8 Liter. Semua cairan akan diserap kembali sebelum isi usus
melewati katup ileosekal sehingga hanya sekitar 0,5 liter cairan yang diteruskan
ke kolon.
• Proses keluar masuknya cairan tersebut dipengaruhi tekanan hidrostatik.
FISIOLOGI
•Fungsi utama kolon untuk absorbsi air, vitamin dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses yang padat dan penyimpanan feses, dan kemudian mendorongnya
keluar.
•Dari 700-100 ml cairan usus halus yang diterima kolon, hanya 150-200ml yang
dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.
•Udara yang didapat saat makan, minum atau menelan ludah. O2 dan CO2 akan
diserap di usus, sedangkan nitrogen bersama gas hasil pencernaan dikeluarkan
sebagai flatus.
•Pada infeksi usus, produksi gas meningkat dan bila obstruksi usus gas akan tertimbun
di saluran cerna dan menimbulkan flatulensi.
DEFINISI
•Ileus adalah gangguan / hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan.
Macam-macam ileus:
•Ileus obstruktif / ileus mekanik Isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal
atau anus karena adanya sumbatan, baik di lumen usus, dinding usus maupun luar usus yang
menekan.
•Ileus paralitik Keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi
peristaltik untuk menyalurkan isinya.
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan
menjadI:
•Ileus obstruktif letak tinggi
obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal).
•Ileus obstruktif letak rendah
obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai rectum).
STADIUM
Obstruksi sebagian (partial Obstruksi sederhana (simple Obstruksi strangulasi
obstruction) obstruction) (strangulated obstruction)
•Pemeriksaan fisik:
Inspeksi : distensi abdomen
Auskultasi : didapatkan high pitch suara usus (metallic sound) hingga suara usus yang minimal dikarenakan
traktus Intestinal menjadi hipotonik.
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : NT (+)
Rectal Touche: Ampula rekti kolaps
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Laboratorium
Dapat ditemukan peningkatan urea-nitrogen darah, peningkatan kreatinin, hemokonsentrasi, hiponatremi, hipokalemi dan
proteinuria.
Leukositosis dengan sebagian shift to the left. Lekosit berjumlah 15.000 – 25.000/mm3 dengan predominan PMN dengan
banyak sel imatur strangulasi.
• Pemeriksaan X-Ray
Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks. Pada foto
abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang
dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ileus obstruktif letak tinggi
• Air fluid level yang pendek - pendek dan banyak (step ladder sign).
• Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocaecal junction) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan.
• Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen.