Anda di halaman 1dari 70

MIRA TRIHARINI

TUJUAN
Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti pembelajaran,
mahasiswa mampu menjelaskan
tentang pelayanan Keluarga
Berencana
• Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti proses


pembelajaran, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang konsep KB
2. Menjelaskan tentang metode KB
3. Menjelaskan tentang konseling KB
Review
Apa tujuan KB?
Apa saja jenis kontrasepsi alami?
Apa saja jenis kontrasepsi hormonal?
Pendahuluan

 Banyak wanita harus menentukan pilihan


kontrasepsi yang sulit
 Pendapat suami mengenai KB cukup kuat
pengaruhnya untuk menentukan
penggunaan metode KB oleh istri.
 Faktor budaya, agama
Data demografi
• SDKI 2012 AKI 359 per 100 ribu kelahiran,
SDKI 2007 AKI 228 per 100 ribu kelahiran

• Target MDGs 2015 AKI 108 per 100 ribu


kelahiran

• Penyebab langsung AKI: pendarahan, eklampsia,


infeksi,
• Penyebab tak langsung kematian ibu adalah “Empat
Terlambat” dan “Empat Terlalu”
Empat terlambat adalah

Keterlambatan keluarga dalam


mengetahui tanda-tanda bahaya bumil,

keterlambatan keluarga dalam


mengambil keputusan untuk merujuk,

keterlambatan mencapai sarana


pelayanan

keterlambatan memperoleh pelayanan


kesehatan
Empat Terlalu
terlalu muda (16 th),

terlalu tua (> 35 TH)

terlalu sering melahirkan

terlalu dekat jarak kehamilan/persalinan.


Proporsi penggunaan KB (Riskesdas,2013)
DEFINISI KONTRASEPSI
 pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur
yang telah dibuahi ke dinding rahim.
 tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh.
Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih
efektif dibandingkan metode lainnya.
 Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan
bergantung pada kesesuaian pengguna dengan
instruksi.
3 tujuan penggunaan kontrasepsi
 menunda/ mencegah kehamilan
- Usia muda < 20 th
- prioritas penggunaan pil KB & IUD
 menjarangkan
- usia pertengahan ( 20-35 th)

 menghentikan/mengakhiri
- > 35 th
- prioritas kontrasepsi mantap
macam-macam metode kontrasepsi
I. metode sederhana
1. tanpa alat:
a.KB alamiah :
- metode kalender
- metode suhu badan basal
- metode lendir serviks
b.coitus interruptus
2. Dengan alat
a. mekanis (barier)
- kondom ( pria )
- barier intra vaginal :
* diafragma
* kap cerviks

b.Kimiawi
- spermisid
* vaginal cream/jelly
II. metode modern
1.Kontrasepsi hormonal
a.oral : - pil oral kombinasi
- mini pil
b.injeksi
c.Implan

2. IUD (intra uterine devices )


3. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi hormonal
Macam-macam kontrasepsi hormonal :
1. Pil Oral Kombinasi (POK)  (estr + Progesteron)
isi 21 tablet isi hormon aktif, 7 tablet tanpa hormon
 Monofasik (dosis sama)
 Bifasik ( 2 dosis berbeda)
 Trifasik (3 dosis berbeda )
2. Pil yang mengandung progestin saja
- mini pill
3. Pil kontrasepsi post coital
- morning after pill
Kontrasepsi sederhana
 Kontrasepsi tanpa alat
dilakukan dengan LAM, senggama terputus dan
pantang berkala.
 Kontrasepsi dengan alat/obat.
dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma
atau cup, cream, jelly, atau vaginal tablet.
METODE LAM
(Lactational Amenorrhoe Methode ) /
PEMBERIAN ASI

 Cara KB melalui menyusui eksklusif


 Efektivitas tinggi (98%) pada 6 bulan pasca
persalinan
 Seorang wanita menyusui dikatakan
menggunakan metoda LAM, bila:
Menyusui secara penuh
Belum mendapat haid
Bayinya belum berumur 6 bulan.
Pantang Berkala (Sistem Kalender)
 Tidak melakukan senggama pada saat istri
dalam masa subur.
 Cara ini kurang dianjurkan karena sukar
dilaksanakan dan membutuhkan waktu
lama untuk ‘puasa’.
 istri kurang terampil dalam menghitung
siklus haidnya setiap bulan.
Dasar pertimbangan
-Ovulasi terjadi satu kali setiap bulan,
beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke
14 siklus haid
-Kemampuan hidup sel telur 6-24 jam
-Kemampuan hidup sel sperma 48-72 jam
Konsepsi bisa terjadi pada 2 hari sebelum
ovulasi
Bila haid teratur (28 hari)
 Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari
ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-
16 dalam siklus haid.
 Contoh:
Seorang wanita atau istri mendapat haid mulai tanggal
9 Maret. Maka H1: 9 Maret, H16 :24 Maret
Jadi masa subur 20- 24 Maret. Sehingga pada masa ini
merupakan masa pantang untuk melakukan
senggama. Apabila ingin melakukan hubungan
seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Bila haid tidak teratur
 Dihitung 6 kali siklus haid
 Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari
terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
 Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus
terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari
ke-19
Metode kalender
Metode lendir serviks
Metode barier
 Jenis: Kondom, Diafragma, Spermisida
 Salah satu cara perlindungan terhadap IMS
 Efektivitas rendah (3-21 kehamilan per 100 perempuan)
 dimasukkan ke dalam liang vagina 10 menit
sebelum melakukan senggama untuk menghambat
geraknya sel sperma
 Kurang populer di masyarakat dan biasanya
mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan
terlalu banyak cairan
Kontrasepsi Modern
 Kontrasepsi tidak permanen
dilakukan dengan pil, AKDR , suntikan, dan
norplant.
 Kontrasepsi permanen
tubektomi atau vasektomi
metode hormonal
Metode hormonal mencegah kehamilan dengan
cara :
 Menekan ovulasi
 Mencegah implantasi
 mengentalkan mukus/ lendir serviks sehingga
sperma tidak dapat melewati serviks ke rahim.
 mencegah sel telur dibuahi oleh sperma
Pil Kombinasi
 Mengandung estrogen dan progestin.
 Memiliki efektifitas yng tinggi bila digunakan
teratur setiap hari
 Dapat digunakan jangka panjang
 Efek samping: mual, perdarahan bercak, menekan
produksi ASI, meningkatkan tekanan darah
 Diminum hari 1-7 siklus haid
 Jika diminum hari ke 8, 7 hari berikutnya harus
menggunakan tambahan metode kontrasepsi lain
Suntikan kombinasi
 Efektivitas tinggi 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan
 Diberikan sebulan sekali
 Diberikan pada siklus haid 1-7 atau sewaktu-waktu
dengan dipastikan tidak hamil dan menggunakan
kontrasepsi tambahan selama 7 hari pertama
 Efek samping: mual, sakit kepala, perdarahan
 Obat TB dapat mengganggu efektivitas
Mini Pil
 Mengandung progestin sintetis
 Sangat efektif untuk masa laktasi
 Efek samping: 60% mengalami gangguan haid,
mual, pusing,
 Dapat digunakan pada tekanan darah tinggi
(selama < 180/100 mmHg)
 Dimulai pada hari 1-5 siklus haid
Suntikan progestin
 Cocok bagi ibu menyusui
 Disuntikkan setiap 3 bulan
 Memiliki efektivitas tinggi : 0,3 kehamilan per 100
kehamilan
 Efek samping: gangguan haid, peningkatan berat
badan, sulit mengembalikan kesuburan setelah
dihentikan,
IUD/AKDR
Cara kerja utama :
1. Respon peradangan lokal memicu aktivitas lisosom
dan peradangan yang bersifat spermisidal
2. Jika terjadi pembuahan---peradangan ditujukan
pada blastokista
3. Percepatan motilitas tuba sebagai respon
peradangan di uterus.
4. AKDR dengan progestin--- mengganggu penetrasi
sperma melewati mukus serviks yang mengental
Efek menguntungkan
1. Mengurangi perdarahan saat menstruasi , mengatasi
menoragia dan dismenorea
2. Efektif biaya karena pemakaian jangka panjang
3. Dapat digunakan oleh wanita kontraindikasi
kontrasepsi oral kombinasi dan noorplant karena
mengeluarkan hormon dalam jumlah sangat kecil
secara lokal
4. Setelah penghentian, kesuburan tidak terganggu
Efek merugikan
1. Perforasi uterus dan abortus
2. Kram dan perdarahan uterus
3. Menoragia
4. Infeksi
5. Kehamilan dengan AKDR
6. Kehamilan Ektopik
Efek Samping
 setelah pemasangan, kram dapat terjadi dalam
beberapa hari
 perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan
pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
 haid lebih lama dan lebih banyak
 perdarahan di antara haid (spotting)
 saat haid akan terasa nyeri
Kontra indikasi
 kemungkinan hamil
 baru saja melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan),
pemasangan IUD hanya boleh dilakukan sebelum 48 jam
dan setelah 4 minggu pasca persalinan
 memiliki risiko IMS (termasuk HIV), yang berisiko
terinfeksi IMS/HIV
 perdarahan vagina yang tidak diketahui
 sedang menderita infeksi alat genital
 tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita Penyakit Radang Panggul atau Infeksi setelah
keguguran
Kapan bisa dipasang IUD / AKDR ?

 kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak hamil


 pemasangan setelah persalinan :
 boleh dipasang dalam waktu 48 jam setelah persalinan
 dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan,
dengan dipastikan tidak hamil
 antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan, tunda
pemasangan, gunakan metode kontrasepsi yang lain
 setelah keguguran atau aborsi :
 jika mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir, boleh
dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari
7 hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak
hamil
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur
dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan
batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut :
IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan
tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak
melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada
pada batang IUD. Gambar IUD Nova T :
IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang
dikelilingi oleh silinder pelepas hormon
Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD
ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak
menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :
Norplant
jangka waktu 5 tahun,

terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet
silastik.

Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis. Hormon ini


lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul

Efektivitas cukup tinggi. tingkat kehamilan yang mungkin ditimbulkan 3,9 persen.

Kontraindikasi :diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi,


benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal
Norplant lanjutan…
 Pemasangan dilakukan di bagian atas (bawah
kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi
yang kidal),
 Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter
seminggu setelah pemasangan. Setelah itu,
setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5
tahun norplant harus diambil/dilepas.
 Kelebihan : masa pakainya cukup lama, tidak
terpengaruh faktor lupa, dan tidak mengganggu
ASI
 efek samping, misalnya spotting atau menstruasi
yang tidak teratur. berat badan bertambah.
Kontrasepsi darurat
 Perkosaan
 Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak
konsisten:
 Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
 Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
 Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi
terjadi di vagina atau genitalia eksterna
 Salah hitung masa subur
 AKDR ekspulsi (terlepas)
 Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
 Terlambat suntik progesti lebih dari 2 minggu atau
terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari
Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

 Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi


adalah kesukarelaan dari akseptor.
 Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, dan pasangan yang masih ragu
menerima sterilisasi.
 Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia
istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak
yang hidup harus 3 atau lebih.
Vasektomi
 Vasektomi adalah operasi kecil (bedah minor) yang
dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada
testikel
 Dalam kondisi normal, sperma diproduksi dalam testis.
Pada saat ejakulasi, sperma mengalir melalui 2 buah
saluran berbentuk pipa (vas deferens), bercampur dengan
cairan semen (cairan pembawa sperma), dan keluar
melalui penis. Bila sperma masuk dan bergabung dengan
sel telur wanita, maka terjadilah kehamilan,
 Pada vasektomi , saluran (vas deferens) tersebut dipotong
dan kedua ujung saluran diikat, sehingga sperma tidak
dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen.
Vasektomi
 Kekurangan vasektomi adalah sterilisasinya tidak
bersifat segera. Ekspulsi total sperma yang
tersimpan disaluran reproduktif setelah bagian
vasdeferens diputus memerlukan waktu 3 bulan
atau 20 kali ejakulasi . Selama masa ini, harus
digunakan metode kontrasepsi lain.
Health Promotion

 Dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat,


sebaiknya calon akseptor diberi penjelasan
tentang keuntungan dan kerugian masing-
masing alat kontrasepsi, sehingga diharapkan
dapat memperkecil terjadi kehamilan serta
mengurangi efek samping dari alat kontrasepsi
tersebut.
KONSELING KB
 Membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan
pilihannya
 Langkah konseling KB : SATU TUJU
SA: Sapa dan Salam klien secara terbuka
T: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beri
tahu jenis apa pilihan reproduksi yang paling mungkin
TU: Ban TU lah klien menentukan pilihannya
J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan
kontrasepsi pilihannya
U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai