Anda di halaman 1dari 17

DEMOKRASI INDONESIA

KELOMPOK 3
AULIARIZKY PASCASARI (G1B016005)
MIRANI TRIE AMANDA (G1B016013)
DADANG HANDIKA (G1B016021)
WENKY APRIANTO (G1B016027)
YUNIKEN EFTINA DAHRI (G1B016039)
SORAYA REINATE E AP (G1B016047)
MOHAMMAD ADI WICAKSONO (G1B016065)
ORINA GUSTIANI (G1B016087)
DIAN GUSTIPARANI (G1B017029)
PENGERTIAN DEMOKRASI
Secara etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani
“demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan atau berkuasa.
Dengan demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh rakyat,
dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan
langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di
bawah sistem pemilihan bebas.

Dalam ucapan Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16


(periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana diartikan sebagai “the
government from the people, by the people, and for the people”, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan dan
demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah
suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan
politik diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka
dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg
bebas.
Dari beberapa pendapat diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi
sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.

Demokrasi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat


(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.

Negara atau pemerintah dalam menjalankan tata


pemerintahan-nya dikatakan demokratis dapat dilihat dari empat aspek
(Tim ICCE UIN Jakarta,2005:123),yaitu:
1.Masalah pembentukan negara;
2.Dasar kekuasaan negara;
3.Susunan kekuasaan negara;
4.Masalah kontrol rakyat.
PRINSIP DEMOKRASI DI INDONESIA
Salah satu pilar demokrasi adalah trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif,yudikatif,dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen ) dalam berada
dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Ketiga lembaga negara tersebut
adalah lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan
melaksanakan kewenangan eksekutif , lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan rakyat
(DPR,untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasan
legislatif .

Pada dasarnya prinsip demokrasi itu sebagai berikut:


3. Pemerintahan berdasar hukum
1. Kedaulatan di tangan rakyat
(konstitusi)

2. Pengakuan dan perlindungan terhadap 4. Peradilan yang bebas dan


hak asasi manusia tidak memihak
5. Pengambilan keputusan atas 7. Adanya partai plitik dan
musyawarah organisasi sosial politik

6. Pengambilan keputusan atas


musyawarah 8. Pemilu yang demokratis

Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam
bukunya ”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri
demokrasi dari sejumlah nilai yaitu:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
masyarakat.
6) Menjamin tegaknya keadilan.
Pilar Demokrasi di Indonesia
Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sanusi (2006)
mengetengahkan sepuluh pilar demokrasi yang dipesankan oleh para pembentuk
negara (the founding fathers) sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai
berikut:

1.Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan
kenegaraan RI haruslah taat asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan
kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.Demokrasi dengan kecerdasan
Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap rakyat dengan
pengertian-pengertiannya yang jelas, dimana rakyat sendiri turut terlibat
langsung merumuskan substansinya, mengujicobakan disainnya, menilai dan
menguji keabsahannya
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang berkedaulatan rakyat,
yaitu kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyatlah yang
memiliki atau memegang kedaulatan itu. Kedaulatan itu kemudian dilaksanakan
menurut undang-undang dasar.
4. Demokrasi dengan rule of law
Negara adalah organisasi kekuasaan, artinya organisasi yang memiliki
kekuasaan dan dapat menggunakan kekuasaan itu dengan paksa.
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan negara dan diserahkan kepada
badan-badan negara yang bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.
6. Demokrasi dengan hak azasi manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya
bukan saja menghormati hak-hak asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat
dan derajat manusia seutuhnya.
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
Di muka pengadilan, semua pihak mempunyai hak dan kedudukan
yang sama.
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
9. Demokrasi dengan kemakmuran
10. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial diantara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat.
Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Setelah Orde Baru tumbang yang ditandai oleh turunnya Soeharto dari kursi
kepresidenan pada bulan Mei 1998 terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia
untuk kembali menggunakan demokrasi. Demokrasi merupakan pilihan satu-
satunya bagi bangsa Indonesia karena memang tidak ada bentuk pemerintahan atau
sistem politik lainnya yang lebih baik yang dapat dipakai untuk menggantikan
sistem politik Orde Baru yang otoriter. Oleh karena itu ada konsensus nasional
tentang perlunya digunakan demokrasi setelah Orde Baru tumbang.

Dalam perkembangan-nya demokrasi di Indonesia,demokrasi


dibagi dalam beberapa periode berikut:
1.Pelakasanaaan Demokrasi pada Masa Revolusioner (1945-1950)
Tahun 1945-1950,Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia
Untuk menghindari bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolute
,pemerintah mengeluarkan:
a.Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 oktober 1945,KNIP berubah
menjadi lembaga legislatif;
b.Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang Pembentuksn Partai
Politik;
c.Maklumat Pemmerintah tangaal 14 november 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahan presidensial menjadi parlementer .
2.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Lama
a) Masa Demokrasi Liberal 1950-1959
Pada masa demokrasi ini peranan parlemen ,akuntabilitas politik sangat tinggi
dan berkembangnya partai-partai politik.Akan tetapi ,praktik demokrasi pada masa ini
dinilai gagal disebabkan :
1) Dominannya partai politik ;
2) Lanadasan social ekonomi yang masih lemah ;
3) Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1945.
Atas dasar kegagalan itu,Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli 1959 yanag
isinya:
ü Bubarkan konstituante
ü Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
ü Pembentukan MPRS dan DPAS.
b) Masa Demokrasi Terpimpin
Ciri-cirinya adalah:
v Tingginya dominasi presiden
v Terbatasnya peran partai politik
v Berkembangya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antaara lain:


Ø Sistem kepartaian menjadi tidak jelas ,dan para pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan;
Ø Peranan parlemen lemah,bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR ;
Ø Jaminan HAM lemah;
Ø Terbatasnya peran pers;
Ø Kebijakan politik luar negeri memihak ke RRC (blok timur) yang memicu
terjadinya peristiwa pemberontakan G 30 S PKI .
3.Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Orde Baru 1966-1998
Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah 11 maret 1996.Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen .Awal Orde Baru member harapan baru
kepada rakyat pemnbangunan di segala bidang melalui Pelita I,II,III,IV,V dan
masa Orde Baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umun tahun
1971,1977,1782 ,1987,1992,dan 1997.Meskipun demikian pelaksanaan
demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan alsan:
 Tidak adanya rotasi kekuaan eksekutif;
 Rekrutmen politik yang tertutup;
 Pemilu yang jauh dari semangat demokrasi ;
 Pengakuan HAM yang terbatas;
 Tumbuhnya KKN yang merajalela.
4.Pelaksaan Demokrasi Orde Reformasi 1998- Sekarang
Masa reformasi berusaha membangun kehidupan yang demokratis antara lain dengan:

Keluarnya Ketetapan MPR RI No.X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi;


Ketetapan No.VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum;
Tap MPR RI No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN;
Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang ppembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI;
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu
dapat dibagi dalam empat periode, yaitu :
1) Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah
kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam
Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950.
2) Periode 1959-1965 (Orde Lama)Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi
terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin ditandai oleh tindakan yang
menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan
Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi terpimpin terdapat ciri-
ciri yaitu adanya dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan partai
politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan
ABRI sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat
dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari
kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat.
3) Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila
dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada
tataran praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan
pemerintahan,rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI,
birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan
fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan
publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
nonpemerintah.

4) Periode 1998-sekarang ( Reformasi ).


Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J.
Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi
kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi
demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena
dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
KESIMPULAN
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di
Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu. Dari pembahasaan
diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara
demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga
Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat
warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan
kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan
untuk kepentingan rakyat.
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan
masyarakat yang demokratis, yaitu Kesetaraan
sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-
kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi,
menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan
social.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat


macam demokrasi di bidang politik yang pernah
diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan
Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal),
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila Pada
Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada Era
Orde Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai