Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM

Oktaryan Eko Arrianto


I. Identitas

 Tanggal : 25 Agustus 2017


 No. RM : 06.27.01
 Nama : an. KSA
 Umur : 4 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Petir Srimartani
KELUHAN UTAMA

KEJANG
RPS
 Pasien datang dengan kejang pada seluruh
tubuh ± 15 menit SMRS lamanya ± 5 menit.
Kejang terjadi satu kali selama 24 jam
terakhir. Saat kejang pasien tidak sadar.
Tangan kaki kaku dan mata mendelik keatas.
Pasien demam sejak 6 Jam SMRS, demam
langsung tinggi. oleh keluarga. batuk (+) pilek
(+) bab cair (–) makan (+) minum (+)
 RPD : Riwayat kejang sebelumnya -
 RPK : Riwayat sakit serupa disangkal
Diagnosis Banding

KEJANG

INFEKSI INFEKSI GANGGUAN


EKSTRAKRANIAL INTRAKRANIAL ELEKTROLIT
PEMERIKSAAN FISIK
KU : CM, lemas.
BB 13,7 kg

VS : N 140x/menit, irama teratur,


R 28 x/menit, irama teratur,
T° 40,2 °C, suhu aksila

Kepala : Insp. : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), Hiperemis faring (-),
Leher : JVP tidak meningkat
Thorax : Pulmo : Insp. : simetris, retraksi (-)
Palp. : frem kanan = frem kiri, KG (-)
Perk. : sonor,
Ausk : vesikuler (+/+) ka = ki, Ronki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : Insp. : IC tak terlihat
Palp. : IC teraba di SIC V LMCS
Perk. : kardiomegali (-), kesan konfigurasi dbn
Ausk. : S1-2 murni , reguler, bising (-)
Abdomen : Insp. : flat
Ausk. : Peristaltik (+) N
Perk. : Timpani
Palp. : NT(-), hepar /lien ttb

Extremitas : Insp : edema, clubbing finger (-)


Palp : akral hangat, perfusi jaringan baik, nadi teraba kuat

G B B K 5 5 RF +2 +2 RP - -
B B 5 5 +2 +2 - -

Rangsang meningeal:
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinsky (-)
- Kernig (-)
Pemeriksaan penunjang
 AL: 13,500
 AE: 4,32
 HB: 12,8
 HMT: 38,5
 AT: 285

 GDS:100
DIAGNOSIS KERJA

KDS
Tx :
• Infus D5 ½ 1 cc/kgBB/jam
• Inj. Cefotaxim 3x 380 mg
• Inj. Diazepam 4 mg (jika kejang)
• Diazepam oral 3x2 mg
• Inj. Paracetamol 3x140 mg bila suhu >38,5
• Paracetamol Syr 3x1,5cth
• Salbutamol syr 3x3/4cth

Plan :
• Monitor KU/VS
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh dengan cepat
(>38˚C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranial
Patofisiologi
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
 ANAMNESIS:
1. Fekuensi dan lama kejang
2. Waktu terjadinya kejang
3. Pertama kali atau sudah pernah kejang
4. Bila sudah pernah, pada umur berapa kejang
5. Sifat kejang
6. Gejala penyerta (muntah, lumpuh, kemunduran
fungsi kognitif)
7. Kesadaran saat kejang dan sesudah kejang
 Demam: apakah demam mendadak, disertai
menggigil dan mengingau
 Gejala penyakit penyerta: gangguan saluran nafas,
gangguan bab, muntah
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Vital Sign
 Pemeriksaan Neurologis
 Pemeriksaan Meningeal Sign
pemeriksaan kaku kuduk
pemeriksaan kernig
pemeriksaan brudzinski

Pada kejang demam meningeal sign (-)


Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan gula darah
 Pemeriksaan elektrolit
 Pungsi lumbal direkomendasikan berdasar usia:
1.Sangat dianjurkan anak usia <12 bulan

2.Dianjurkan anak usia 12-18 bulan

3.Tidak rutin > 18 bulan. Dilakukan jika meningeal

sign +
 EEG dilakukan jika kejang demam > 6 tahun
ataupun adanya kejang fokal
MANAJEMEN

AIRWAY

OBSERVASI TANDA VITAL: UKUR NADI DAN SUHU, LAMA KEJANG, SERTA
BENTUK KEJANG

BERI DIAZEPAM REKTAL JIKA KEJANG, JANGAN DIBERI SAAT KEJANG


BERHENTI.
PENCEGAHAN REKURENSI KEJANG

 PENCEGAHAN INTERMITTENT
Untuk pasien kejang demam kompleks yang rekuren.
Jika pasien demam (>38,5˚C) dapat diberikan:
 Diazepam oral 0,3 mg/KgBB hingga 3x sehari.
Dapat diberikan 2-3 hari selama masih
demam.
 Diazepam rektal 5mg/10mg
 Pencegahan terus- menerus
Dianjurkan jika:
1. Terdapat kelainan neurologis sebelum atau setelah
kejang.
2. Kejang berlangsung > 15 menit
3. Kejang fokal atau parsial
Dipertimbangkan bila:
1. Kejang berulang dalam satu episode demam
2. Kejang pada bayi usia < 12 bulan
3. Kejang demam kompleks berulang ≥ 4x salam setahun
Antikonvulsan profilaksis
• Fenobarbital
3-4mg/KgBB perhari dibagi 2x sehari.
• Sodium valproate
15-40 mg/KgBB perhari dibagi 2-3 dosis.

Diberikan terus- menerus selama 1 tahun sejak


kejang demam terakhir.
PROGNOSIS
Resiko rekurensi bertambah jika:
1. Kejang demam terjadi <1tahun, resiko berulang
50%. Jika >1 tahun, resiko berulang 28%
2. Riwayat keluarga kejang demam atau epilepsi
3. Cepatnya kejang setelah demam
4. Kejang terjadi pada suhu tidak terlalu tinggi
(38˚C)
Resiko epilepsi akan meningkat apabila:
1. Kejang demam kompleks
2. Riwayat keluarga epilepsi
3. Kejang demam sebelum usia 9 bulan
4. Adanya perkembangan terlambat atau terdapat
kelainan neurologis sebelumnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai