Anda di halaman 1dari 14

POSISI

MENERAN/MENGEJAN
SAAT PERSALINAN
Beberapa h a l t e r k a i t
meneran d a r i m u l a i macam
posisi h i n g g a c a r a
meneran y a n g b e n a r
1. KEBEBASAN MEMILIH POSISI
MENERAN

Seorang bidan hendaknya membiarkan


ibu bersalin dan melahirkan memilih sendiri
posisi persalinan yang diinginkannya dan
bukan berdasarkan keinginan bidannya
sendiri. Dengan kebebasan untuk
memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu
akan lebih merasa aman.
2. MANFAAT PILIHAN POSISI
BERDASARKAN KEINGINAN IBU

 Memberikan banyak manfaat


 Sedikit rasa sait dan ketidaknyamanan
 Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
 Laserasi perineum lebih sedikit
 Lebih membantu meneran
MACAM-MACAM POSISI MENERAN

1. Posisi terlentang (supine)


Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi
lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi
perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada
syaraf kaki dan punggung.
2. Posisi duduk/setengah duduk
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin
dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin
kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi
berjongkok
akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus,
yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga
panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis.
3. Posisi jongkok/ berdiri
Jongkok atau berdiri memudahkan penuran kepala janin,
memperluas panggul sebesar dua puluh delapan persen
lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat
dorongan
meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (
perlukaan jalan lahir).
4. Berbaring miring kekiri
Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi
penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena
suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana
rileks bagi ibu yang mengalami kecapekan dan dapat
pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.
5. Posisi merangkak
Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan
bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu. Posisimerangkak
sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit punggung,
mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan
pada perineum berkurang.
CARA MENERAN
Menurut Manuaba

1. Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya


selama kontraksi.
2. Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.
3. Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat
diantara kontraksi.
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu
mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ia
menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.
5. Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat
meneran.
6. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
Menurut JNPK-KR
(2007)

1. Pasien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga


dapat menambah pembukaan pintu bawah panggul.
2. Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada,
sehingga arah kekuatan menuju jalan lahir.
3. His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya
optimal.
4. Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan
denagn demikian diafragma abdominal membantu dorongan
kearah jalan lahir.
5. Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan
selanjutnya ditarik kembali utnuk dipergunakan mengejan.
Menurut Sarwono

1. Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya


sampai batas siku, kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati
dadanya dan dapat melihat perutnya.

2. Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau
kekanan tergantung pada letak punggung janin, hanya satu kaki
dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang menggulung ini
memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi
dalam belum sempurna.
Hal yang harus diperhatikan pada
s a a t mengejan me n u r u t Sarwono

1. Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his


dan pembukaan lengkap.
2. Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan,
kedua tangan memegang kaki atau tepi tempat tidur
sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien
mengejan dalam posisi miring.
3. Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas
dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-kuatnya dan
selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas
pengejanan dapat diulang kembali. Bila his tidak ada,
pasien istirahat, menunggu datangnya his
berikutnya.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai