Anda di halaman 1dari 25

Madania

Farmasi
UNG
Pendahuluan…
 Penelitian Adverse Events oleh
Harvard Medical Practice,
menunjukkan bahwa 20 % px
masuk RS adalah berkaitan
dengan obat.
 Dari 20 % tersebut, 8 % nya
terjadi karena interaksi obat
Cont….
 Penelitian oleh farmasi
komunitas di US
menunjukkan adanya
kejadian interaksi obat2
sebanyak 4,2%, sedangkan di
swedia terdapat 1,9%
kejadian.
 Pada px t3 terjadi
peningkatan resiko interaksi
obat
Polifarmasi meningkatkan terjadinya
interaksi obat:
 Pada px yg menggunakan 6
– 10 obat  7%
 Pada px yg menggunakan
16 – 20 obat  40%
 Interaksi obat mungkin akan
memberikan efek yg serius
jk terjadi pd px usia lanjut
atau px dgn penyakit serius
 lemahnya mekanisme
hemeostatis
Px yg sgt beresiko thdp intro:
 Px dgn penyakit hepar atau renal
 Px yg mendapatkan terapi jangka
panjang untuk penyakit kronisnya
(infeksi HIV, epilepsi, diabetes, dll)
 Px dgn perawatan intensif, resipien
transplan, dan px dgn prosedur
pembedahan yg complicated.
 Px dgn lebih dr satu dokter
Catatan….
 Interaksi obat dapat terjadi pd
beberapa individu ttp tdk pada
individu lainnya.
 Ex: interaksi obat yg berupa
induksi atau inhibisi enzim,
dimana tiap org akan benbeda
karena adanya perbedaan
jumlah enzim.
Clinical Versus
Statistical Significance
 Clinical significance  derajat
interaksi obat menyebabkan
perubahan pd penyakit
penyerta (kondisi px)
 Perubahan efek akibat
interaksi obat dpt signifikan
secara statistik tetapi tidak
relevan scr klinik.
Cont…
 Interaksi obat dianggap relevan secara
klinik jika aktivitas terapeutik dan atau
toksisitas obat berubah sedemikian rupa
sehingga perlu penyesuaian dosis atau
intervensi medis.
 Pemberian obat  hubungan antara
benefit n’ risk sebelum melakukan
perubahan terapi
Clinical significance grading
 Established  interaksi obat sangat
mantap terjadi
 Probable  interaksi obat bisa terjadi
 Suspected  interaksi obat diduga
terjadi
 Possible  interaksi obat mungkin
terjadi (belum pasti terjadi)
 Unlikely  interaksi obat mungkin tidak
terjadi
Tingkat keparahan intro:
 Minor 
ex: ciprofloxasin & antasida
 Moderat 
ex: vancomisin & gentamisin
(nefrotoksisitas)
 Mayor 
ex: eritromisin & terfenadin
(aritmia cardio)
Clinical management…
 Hal yg plg penting dalam
melihat interaksi obat
yang potensial adalah
jangan bereaksi yang
berlebihan (overreact,,,,,)
5 kelas kategorisasi pd
manajemen interaksi obat (1):
 Menghindari pemberian obat kombinasi
 Kombinasi seharusnya dihindari kecuali
benefit pemberian obat kombinasi lbh
besar dari pada risk nya…
 Beberapa pilihan management
a. penggunaan alternatif obat
b. perubahan regimen obat
c. peubahan rute penggunaan untuk
meminimalkan interaksi
d. monitoring px jika obat ttp diberikan
bersamaan
5 kelas kategorisasi pd
manajemen interaksi obat (2)
 Potensial bahayanya rendah dan
tidak ada aksi spesifik yg
dianjurkan selain sadar/ waspada
akan kemungkinan terjadi
interaksi obat
 Tidak ada bukti yg memperlihatkn
adanya interaksi.
Beberapa obat yg beresiko tinggi
terjadi interaksi
 Toksisitasnya tergantung kosentrasi
(indeks terapi sempit n’ poten)
1. digoxin
2. lithium
3. aminoglikosida
4. agen sitotoksik
5. walfarin
Cont…
 Sangat tergantung efek terapi
1. Immunosupersif
(siklosporin, takrolimus, dll)
2. Glukokotikoid
3. Kontrasepsi oral
4. Antiepilepsi
5. Antiaritmia
Cont…
 Kurva dosis respon tajam :
1. verapamil
2. sulfonilurea
3. levedopa
 Metabolisme hepar yg dapat jenuh
1. Fenitoin
2. teofilin
Interaksi farmasetik
Interaksi farmasetik
adalah interaksi fisiko-kimia yang
terjadi pada saat obat diformulasikan
atau disiapkan sebelum obat tersebut
digunakan oleh pasien
Contoh :
a.Penurunan titik kelarutan, penurunan titik
beku pada interaksi secara fisik.
b.Reaksi hidrolisa saat pembuatan atau
dalam penyiapan pada interaksi kimia
dapat menyebabkan inkompatibilitas
sediaan obat
Interaksi farmasetik
 Interaksi ini terjadi diluar tubuh ( sebelum obat di
berikan) antara obat yang tidak bisa di campur
(inkompatibel). Pencampuran obat demekian
menyebabkan terjadinya interaksi langsung
secara fisika atau kimiawi, yang hasilnya mungkin
terlihat sebagai pembentukan endapan,
perubahan warna dan lain-lain, atau mungkin juga
tidak terlihat.
 Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi obat
(Setiawati, 2003). Beberapa tindakan untuk
menghindari interaksi farmasetik yaitu:
a) Jangan memberikan suntikan campuran obat
kecuali kalau yakin betul bahwa tidak ada
interaksi antar masing-masing obat
b) Dianjurkan sedapat mungkin juga menghindari
pemberian obat bersama-sama lewat infus
c) Selalu memperhatikan petunjuk pemberian
obat dari pembuatnya (manufacturer leaflet),
untuk melihat peringatan-peringatan pada
pencampuran dan cara pemberian obat
(terutama untuk obat-obat parenteral misalnya
injeksi infus dan lain-lain)
d) Sebelum memakai larutan untuk pemberian
infus, intravenosa atau yang lain, diperhatikan
bahwa perubahan warna, kekeruhan, dari
larutan
e) Siapkan larutan hanya kalau diperlukan saja
f) Botol infus harus selalu diberi label tentang
jenis larutannya, obat-obatan yang sudah di
masukkan,termasuk dosis dan waktunya.
g) Jika harus memberi per infus dua macam
obat,berikan 2 jalur infus, kecuali kalau yakin
tidak ada interaksi
Obat-obat yang mengalami interaksi
farmasetik kemungkinan
menimbulkan tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Presipitasi/endapan, koagulasi /keruh
b. Perubahan warna
c. Perubahan stabilitas
d. Terjadi timbul gas
a. Terjadi presipitasi/endapan/koagulasi/keruh
1.Reaksi penggaraman
Contoh : Inj. Streptomycin sulfas + Inj. Calsium
gluconat terjadi Ca SO4
2.Pembebasan senyawa dari bentuk garamnya
Contoh : Inj. Phenitoin Na + Inj. Luminal Na
dalam larutan terjadi kristal
Phenitoin/Luminal yang sukar larut.
3.Perbedaan bahan pembawa pelarut minyak.
Contoh : - Inj. Terramycin + Inj. Delladryl pelarut
air terjadi keruh -
Inj. Valium dalam larutan Infusa i.v. terjadi
keruh
b. Terjadi perubahan warna
Contoh :
- Salisilat natrium dalam obat minum ada
sedikit traces (unsur Fe) menjadi larutan
ungu. Dalam hal ini menyebabkan
pasien khawatir meminumnya.
Oleh karena itu di apotek ditambah Succus
liq. agar perubahan warna tidak kelihatan.
- Tab. Aminophyllin + Tab. Vit. C (warna
menjadi kuning/coklat)
- Sol. Lugol 0,2% 25 ml + Tab. Vit. C (warna
menjadi bening)
c. Terjadi perubahan stabilitas :
Contoh : - Camphora 100 mg + Mentol 100
mg terjadi basah (penurunan titik lebur)
- Ampicilin 0,2% dalam Infus Dextrose, NaCI, Na
lactat lebih dari 4 jam Ampicillin degradasi.
- Penicillin G 6mg/ml + Infus; Penicillin G
6mg/ml + Chlorpromazin 200 mg/1;
Penicillin G 6 mg/ml + Amphotericin 200 mg/1
akan terjadi berkabut dalam 3 jam.
- Inj. Heparin, Inj. Kanamycin, Inj. Penicillin +
Inj. Hydrocortison akan terjadi tidak aktif.
d. Terjadi timbul gas :
Contoh : - Proris effervescent
- Magnesium carbonat 600 mg + Asam sitrat
dalam 100 ml air terjadi timbul gas
- Calsium D Redoxon + air terjadi gas
yang menyebabkan rasa segar bila
diminum
Makasi…..

Anda mungkin juga menyukai