Anda di halaman 1dari 24

Nama : Arie Kesuma

NPM : 1107230057
Jurusan : Teknik Mesin
Pembimbing : 1. Ir.H.Batu Mahadi Siregar,MT
2. Ir. Zulkifli AM
PENGARUH PROSES QUENCHING
PADA SAMBUNGAN LAS SHIELDED
METAL ARC WELDING (SMAW)
TERHADAP KEKUATAN IMPAK
PADA BAJA ST37
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sarana dalam proses pembuatan peralatan yang
banyak digunakan adalah proses pengelasan. Proses
pengelasan banyak digunakan pada penyambungan konstruksi-
konstruksi bangunan, perpipaan, bejana tekan, otomotif,
jembatan dan permesinan pada umumnya memerlukan
sambungan las dengan kualifikasi tinggi. Karena proses
pengelasan sangat luas penggunaannya dalam bidang industri
maka teknologi pengelasan terus dikembangkan sehingga
didapat sambungan yang lebih baik, dimana pada mulanya
hanya teknik penyambungan logam yang sangat sederhana
seperti brassing dan pematrian yang kemudian berkembang
menjadi cara penyambungan logam yang sangat maju dan
mutakhir.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perbedaan pengaruh media quenching air
dan oli bekas terhadap sifat kekuatan impak plat baja
St37 setelah dilas dengan menggunakan Las SMAW
2. Bagaimanakah pengaruh variasi diameter elektroda yang
dipakai pada pengelasan plat baja St37 terhadap sifat
kekuatan impak plat baja St37
Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu
melebar dari tujuan yang ingin dicapai, maka perlu
ditentukan batasan masalah, adapun batasan permasalahan
adalah sebagai berikut:
1. Bahan yang digunakan adalah plat baja St37.
2. Pengelasan yang dilakukan adalah pengelasan listrik
dengan elektoda terbungkus (Shielded Metal Arc
Welding) RB 26.
3. Arus listrik yang digunakan dalam proses pengelasan
SMAW yaitu 130 Ampere.
4. Diameter elektroda yang dipakai adalah 2,6
5. Fluida yang digunakan sebagai quenchant adalah air
dan oli .
6. Pengujian yang dilakukan adalah uji impak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelasan
Paling tidak saat ini terdapat sekitar 40 jenis
pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya
dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan
dengan menggunakan Las Karbit (Oxyfuel gas welding) dan
busur nyala listrik (arc welding).
1. Oxyfuel Gas Welding (OFW)
Metode ini menggunakan semburan gas sebagai
penghasil panas. Gas yang dimaksud adalah Methylacetylene
Propadiene (MAPP) atau yang biasa kita kenal dengan
acetylene dicampur dengan oksigen.
2. Arc Welding (AW)

Metode ini menggunakan busur listrik untuk


menggabungkan kedua logam lasan. Perbedaannya dengan
Gas Welding adalah tingkat konsentrasi panas yang
dihasilkan. Pada Gas Welding nyala api tersebar pada area
yang luas, sehingga kadang menyebabkan panas yang
berlebihan.
Dalam dunia konstruksi kita mengenal ada dua tipe
arc welding, yaitu :
a. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
b. Gas Shielded Arc Welding (GSAW)
2.2 Baja St37

Baja St 37 banyak digunakan untuk kontruksi umum


karena mempunyai sifat mampu las dan kepekaan terhadap
retak las. Kepekaan retak yang rendah cocok terhadap proses
las, dan dapat digunakan untuk pengelasan plat tipis maupun
plat tebal. Kualitas daerah las hasil pengelasan lebih baik dari
logam induk. Baja St 37 dijelaskan secara umum merupakan
baja karbon rendah, disebut juga baja lunak, banyak sekali
digunakan untuk pembuatan baja batangan, tangki,
perkapalan, jembatan, menara, pesawat angkat dan dalam
permesinan.
2.3 Quenching

Quenching adalah sebuah proses pendinginan secara


cepat sebuah logam, atau pengeluaran panas dari suatu logam
dengan kecepatan tertentu yang berda pada kondisi suhu
austenisasi, untuk baja umumnya berkisar antara 815 –
8700C.
Quenching menjadi proses yang penting dalam hal
pengerasan logam atau metal hardening. Proses ini dilakukan
untuk menghasilkan sejumlah fase martensitik pada
mikrostruktur, memperluas distribusi ferit, meningkatkan nilai
kekerasan (hardness), kekuatan (strength), dan ketangguhan
(toughness) serta meminimalkan presipitat karbida, residual
stress, distorsi, dan kemungkinan retak (cracking).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Alat dan Spesimen
a. Gergaji (saw)
b. Gerinda tangan
c. Mesin las
d. Mesin sekrap
e. Elektroda
f. Mesin impak Charpy
2. Pembentukan Spesimen

450
2

25 mmR 10

27,5 27,5 10

Gambar 1 Spesimen
2. Diagram Alir

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian
4.1.1 Dengan menggunakan Quenchant Air
Tabel 1 Hasil pengujian impak pada spesimen baja St37
dengan Media Quenchant Air
Spesimen Sudut  Sudut β A (mm) Jenis patahan

1 147 131 60 Liat


2 147 130,5 60 Liat

3 147 132 60 Liat


Gambar 4.1 Patahan spesimen baja St37 dengan
Media Quenchant Air

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Data Impak (Media Quenchant Air)


Hasil Perhitungan Nilai Ketangguhan (Media Quenchant
Air)
1.6
Nilai Ketangguhan Impak (Joule/mm2)

1.4
1.4065
1.2

0.8

0.6

0.4
0.2412
0.2 0.3199

0
1 2 3

Gambar 4.2 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Menggunakan Quenchant Air
4.1.2 Quenchant Oli
Tabel 4.3 Hasil pengujian impak Menggunakan Quenching Oli
Gambar 4.3 Patahan spesimen dengan Menggunakan Quenching Oli

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Impak Media Quenching Oli


3.50
3.00
Nilai Ketangguhan Impak
2.50 2.9072

2.00
1.50
(Joule/mm2)

1.00
0.50
0.00
1 2 3
-0.50 -0.6665
-1.00
-1.50
-2.00 -1.5849

Gambar 4.4 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Media Quenchant Oli
0.7 0.6559
Nilai Ketangguhan Impak (Joule/mm2)

0.6

0.5

0.4

0.3
0.2186
0.2

0.1

0 Media Quenching
Air Oli

Gambar 4.5 Nilai Ketangguhan Impak Rata-Rata Media


Quenchant Air dan Oli
4.2. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian dengan


media pendingin air didapat nilai ketangguhan impak yang
berbeda-beda dan diskripsikan dalam bentuk grafik. Nilai
ketangguhan rata-rata dari spesimen hasil pengujian impak
media pendingin air yaitu 0,6559 J/mm2. Sedangkan pada
pengujian dengan media pendingin Oli didapat nilai rata-rata
ketangguhan impak yaitu 0.2186 J/mm2.
Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
media pendingin mempengaruhi nilai ketangguhan suatu
specimen.
BAB 5
PENUTUP
1. Nilai ketangguhan dari spesimen hasil pengujian impak
media quenchant air yang berbeda-beda yaitu 0.58888
J/mm2, 0.6104 J/mm2, dan 0,5468 J/mm2 dengan nilai
ketangguhan impak rata-rata yaitu 0,5820 J/mm2.
2. Nilai ketangguhan impak pada media quenchant Oli
yang berbeda-beda specimen pertama sebesar 1.0005
J/mm2, nilai ketangguhan impak pada spesimen kedua
sebesar 1.0478 J/mm2, dan nilai ketangguhan impak
pada spesimen ketiga sebesar 0,9305 J/mm2. Sementara
nilai ketangguhan impak rata-rata spesimen adalah
0,09929 J/mm2.
3. Nilai rata-rata impak tertinggi terdapat pada media
quenchant Oli yaitu sebesar 0,9920 J/mm2.
4. Media Quenching yang dipakai sangat mempengaruhi
terhadap ketangguhan nilai impak suatu spesimen.

Anda mungkin juga menyukai