Anda di halaman 1dari 40

SKENARIO 2

KELOMPOK 2
Anggota Kelompok

03014169 Risyad Hasim


03015018 Ancilla Agra Yathesta Nauli
03015042 Berka Phillia Ningrum
03015062 Donna Shandra Siswaty
03015082 Gusta Nieskala Lumunon
03015102 Lieza Ariany
03015122 Muhammad Farhan Rimaszaldi
03015142 Nita Irawan Anugerah Pratama
03015162 Resy Eka Herawati
03015184 Siti Herdianty
KLB Penyakit Campak di Asrama
Awal januari 2018, Aman (10 th) dan Amin (8 th) dibawa berobat ke puskesmas dengan keluhan timbul bercak
merah di badan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai demam, batuk, dan mata merah. Dua minggu sebelum
sakit kedua anak tersebut diajak pamannya piknik ke Papua. Selain melihat Raja Ampat yang indah, mereka
diajak ke pusat ukiran di daerah Suku Asmat. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan dokter mendiagnosis
keduanya terkena campak.
Selain memberikan penjelasan serta pengobatan untuk penyakitnya, dokter juga menyarankan agar kedua anak
tersebut dijauhkan sementara dari asrama tempat mereka tinggal selama ini. Sang paman menganggap
campak hanya penyakit biasa, menurutnya “makin merah tubuhnya, makin keluar/tampak penyakitnya, makin
bagus”. Dalam keadaan belum sembuh benar, masih ada bercak merah, Aman dan Amin dibawa kembali ke
asrama . Kepala asrama juga mengatakan campak tidak membahayakan. Dalam 10 hari kemudian 15 orang dari
200 penghuni asarama teman Aman dan Amin juga terserang campak. Petugas kesehatan setempat
mengatakan telah terjadi KLB campak di asrama tersebut. Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebagian
besar anak tidak mendapat imunisasi yang lengkap pada waktu bayi. Intervensi kemudian dilakukan dengan
memberikan edukasi kesehatan secara menyeluruh kepada penghuni asrama, termasuk PHBS dan kondisi fisik
asrama tersebut,berbagai tingkat pencegahan untuk penyakit campak serta dilaksanakannya ORI di asrama
tersebut.

Keywords: campak, asrama, imunisasi, masa penularan, KLB, ukuran frekuensi penyakit, PHBS
Klarifikasi Istilah
• KLB (Kejadian Luar Biasa)
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

• PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


Upaya untuk memberikan pengalaman atau belajar bagi perorangan atau keluarga
dan membuka jalur komunikasi yang baik serta memberi edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan

• Ukuran frekuensi penyakit


kuantifikasi kejadian penyakit dan menghitung jumlah individu terinfeksi, sakit dan
meninggal
Klarifikasi Istilah
• Imunisasi
salah satu pencegahan penyakit menular yang bisa dilakukan dari bayi hingga
dewasa

• Campak
infeksi akut yang disebabkan oleh virus campak (morbili virus)
Identifikasi masalah
• Aman (10 th) dan Amin berobat dengan keluhan bercak merah di badan disertai
demam, batuk, mata merah
• dari hasil anamnesis dan pemeriksaan di diagnosis campak oleh dokter
• Dua minggu sebelum sakit berlibur ke Papua
• Dalam keadaan belum sembuh total, mereka kembali ke asrama
• 10 hari kemudian 15 orang dari 200 teman Aman dan Amin penghuni asrama
terkena campak
• Sebagian besar anak di asrama belum dapat imunisasi lengkap
• Intervensi dilakukan dengan memberikan edukasi kesehatan termasuk PHBS,
kondisi fisik asrama, tingkat pencegahan untuk campak dan ORI
Analisis masalah
Laki laki 10 th & 8th

2 mgg lalu ke papua


Belum sembuh total Di diagnosis campak
kembali ke asrama

10 hr kemudian 15 Penyebab Faktor Rantai


Secondary Tatalaksana Komplikasi
dari 200 anak tertular Resiko Penularan
attack rate Cara penularan, Pencegahan
Masa Inkubasi, Campak
KLB Gejala Klinis
Imunisasi
Tingkatan Syarat KLB
KLB Pencegahan KLB

5 Levels of
PHBS
Prevention
Learning Objective
• Definisi dan kriteria KLB
• Menghitung secondary attack rate kasus
• Rantai penularan penyakit campak
• Faktor risiko campak
• Gejala klinis campak
• Tatalaksana campak
• Komplikasi campak
• Pencegahan campak
• PHBS
• Syarat rumah sehat
• Jadwal imunisasi dan cara pemberian
Definisi KLB
• timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
Kriteria KLB
1. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
2. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis
penyakitnya
3. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per
bulan dalam tahun sebelumnya
Kriteria KLB
4. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
5. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
6. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
Secondary Attack Rate
(Kasus baru) – (kasus index)
-------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah individu yang mudah beresiko terkena – kasus index

15
x 100 % = 7,5%
200
Penyebaran dan Masa Inkubasi
• RNA Virus genus Morbillivirus famili paramyxoviridae
• Masa Inkubasi  10 Hari
Morbilli virus
Manusia yang rentan

Rantai
Saluran pernapasan
Penularan Manusia
Penyakit
Campak

Droplet; airborne
Saluran pernapasan
Cara Penularan Campak
Faktor Risiko Campak
• Status Imunisasi
status imunisasi campak setiap individu akan berpenaruh terhadap perlingungan
dari serangan infeksi campak diwilayah tersebut

• Vitamin A
anak yang menderita kekurangan vitamin A mudah terserang infeksi seperti infeksi
campak karna daya tahan tubuh anak tersebut menurun. Pemberian vitamin A
menurunkan resiko 1,64x untuk anak menderita campak
Faktor Risiko Campak
• Status Gizi
anak dengan Gizi kurang pada umumnya akan mudah terserang penyakit infeksi
termasuk campak karna disebabkan pembentukan antibody yang tidak sempurna

• Fakror lingkungan
rumah atau tempat tinggal yang padat penghuninya dan kondisi rumah dengan
vntilasi yang buruk
Gejala Klinis Campak
Stadium Stadium erupsi Stadium
prodromal penyembuhan
Demam Ruam Ruam berangsur
Batuk makulopapular menghilang dan
Pilek dimulai dari batas menjadi
Konjungtivitis rambut kehitaman dan
bercak koplik dibelakang mengelupas
telinga, menyebar
ke wajah, leher,
ekstremitas
Tatalaksana Campak
• Penatalaksanaan simptomatik
• Diberikan cairan untuk rehidrasi
• Vitamin A 200.000 IU untuk anak >12 bulan
selama 2 hari, jika kekurangan dapat diberikan
selama 2 minggu
Komplikasi Campak
• Saluran Nafas:
Bronkopneumonia dan laryngotrakeabronkitis

• Saluran Pencernaan:
Diare yang diikuti dehidrasi

• Telinga:
Otitis Media

• Susunan Saraf Pusat:


Ensafalitis Akut dan Subacute Scleracing Panencephalitis
Pencegahan Campak
Vaksinasi Campak atau MMR
• Booster : pada usia 2 tahun
• Vaksin MMR : pada usia 15 bulan
• MMR ulangan : pada usia 5 sampai 6 tahun

Dosis : 0,5 ml subkutan


Pada bayi usia dibawah 1 tahun diberikan pada paha
Pada bayi usia diatas 1 tahun diberikan pada tangan
PHBS dalam Rumah Tangga
Rumah sehat
• Syarat fisiologis :
sinar matahari, pencahayaan, ventilasi,
kelembaban, kebisingan tidak >90 dB,
kepadatan hunian 8-10 m2/orang

• Syarat fisik:
dinding, lantai, atap tidak mudah roboh, tidak
mudah terbakar

• Syarat psikologis:
aman dan nyaman

• Syarat bebas penyakit menular:


air bersih, jamban keluarga, tidak ada vektor
Imunisasi Dasar Imunisasi Pilihan
Influenza
Hepatitis B Cacar air (varisela)
Poliomyelitis Gondongan (mumps)
Tuberkulosis Campak jerman (rubela)
Difteri Demam tifoid
Pertusis Hepatitis A
Tetanus kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human
Pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Papillomavirus
Hemophilus Influenza tipe b (Hib) Japanese Enchephalitis
Campak herpes zoster
hepatitis B pada dewasa
demam berdarah.
vaksin dosis Tepat pemberian Cara penyuntikan

BCG 0,05 mL Lengan kanan atas Intrakutan

Hepatitis B 0,05 mL paha IM

DTP 0,5 mL Paha untuk bayi; Lengan IM


kanan untuk balita

Polio 2 tetes oral mulut

Campak 0,5 mL Lengan kiri atas subkutan

TT 0,5 mL Lengan kiri atas IM


Usia Lokasi Arah jarum
Tabel lokasi
Bayi-3 tahun Vastus lateralis/paha 45° ke arah jarum jam
penyuntikan
anterolateral
subkutan
(SQ) >3tahun Lengan atas lateral 45° ke arah acromion
Dewasa Lengan atas lateral 45° ke arah acromion

Usia Lokasi Arah jarum


Tabel lokasi Bayi-3 tahun Vastus lateralis/paha 60° ke arah lutut
penyuntikan anterolateral
intramuskular
(IM) >3tahun Muskulus deltoideus 60° ke arah acromion
Dewasa Muskulus deltoideus 90° ke tegak lurus
Cara Penyimpanan Vaksin
• Vaksin adalah produk biologi yang sensitif. Beberapa vaksin sensitif terhadap
dingin(freezing), beberapa sensitif terhadap panas dan yang lainnya sensitif
terhadap cahaya. Vaccine potency, meaning its ability to adequately protect the
vaccinated patient, can diminish when the vaccine is exposed to inappropriate
temperatures. Once lost, vaccine potency cannot be regained. To maintain
quality, vaccines must be protected from temperature extremes. Vaccine quality
is maintained using a cold chain that meets specific temperature requirements.
Vaksin Stabilitas pada berbagai temperatur penyimpanan
0°C 2-8°C 22-25°C 35-37°C >37°C
BCG kering Tahan sampai -20 12 bulan Berkurang 25- Berkurang, hanya Berkurang 37% dalam
40% setelah 2 2-3 minggu 3 hari
bulan

BCG terlarut Tidak boleh di Tahan sampai 3 jam Tidak tahan Tidak tahan Tidak tahan
simpan beku
DTaP, DTwP,DT Rusak pada DT sampai 18-24 DT sampai 4-6 DT sampai 1 DT stabil 2 minggu
temperatu <0°C bulan , pertusis bulan, pertusis minggu, pertusis pada 45°C , berkurang
dan >25°C berkurang potensi berkurang dalam berkurang 50% dalam beberapa hari
secara lambat 2 minggu dalam 1 minggu pada 53°C, dalam
beberapa jam pada
60-65°C . Pertusis
berkurang 10% sehari
pada 45°C, rusak
pada 50°C
Vaksin Stabilitas pada berbagai temperatur penyimpanan
0°C 2-8°C 22-25°C 35-37°C >37°C
Hepatitis B Rusak, tidak Stabil 2 tahun Stabil 30 hari Stabil 7 hari Stabil 3 hari
boleh dipakai
Campak / MMR stabil stabil 2 tahun stabil 30 hari stabil 7 hari Berkurang 50%
kering dalam 2-3 hari
pada 41°C, 80%
pada 54°C
Campak/ MMR Rusak, tidak Terlindung dari Berkurang 50% Labil dalam 2-7 Inaktif dalam 1
terlarut boleh dipakai cahaya, stabil dalam 1 jam, jam. Sensitif jam. Sensitif
dalam 8 jam, 70% dalam 3 terhadap sinar pada sinar.
sebaliknya hanya jam. Sensitif
tahan 1 jam terhadap sinar
Hib PRP-T Kering, stabil. stabil Stabil sampai 24 Informasi (-) Informasi (-)
Tidak boleh bulan pada 25°C
beku
Influenza Rusak, tidak stabil Tidak tahan Tidak tahan Tidak tahan
boleh dipakai
Referensi
• Maria D.R.J Medula Unila. Diagnosis dan Tatalaksana Rubeola. Vol 4. Nomor 3.
2016.
• Ranuh I.G.N, Suyitno H, Hadinegoro S.R.I, Kartasasmita C.B, et all. Pedoman
Imunisasi di Indonesia. Ed 5. Buku Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Jakarta.2014. Hal 33-39
• Center for Disease Control and Prevention. Menkes Epidemiology and Vaccine
Prevention.2015

Anda mungkin juga menyukai