KELOMPOK 2
Anggota Kelompok
Keywords: campak, asrama, imunisasi, masa penularan, KLB, ukuran frekuensi penyakit, PHBS
Klarifikasi Istilah
• KLB (Kejadian Luar Biasa)
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
• Campak
infeksi akut yang disebabkan oleh virus campak (morbili virus)
Identifikasi masalah
• Aman (10 th) dan Amin berobat dengan keluhan bercak merah di badan disertai
demam, batuk, mata merah
• dari hasil anamnesis dan pemeriksaan di diagnosis campak oleh dokter
• Dua minggu sebelum sakit berlibur ke Papua
• Dalam keadaan belum sembuh total, mereka kembali ke asrama
• 10 hari kemudian 15 orang dari 200 teman Aman dan Amin penghuni asrama
terkena campak
• Sebagian besar anak di asrama belum dapat imunisasi lengkap
• Intervensi dilakukan dengan memberikan edukasi kesehatan termasuk PHBS,
kondisi fisik asrama, tingkat pencegahan untuk campak dan ORI
Analisis masalah
Laki laki 10 th & 8th
5 Levels of
PHBS
Prevention
Learning Objective
• Definisi dan kriteria KLB
• Menghitung secondary attack rate kasus
• Rantai penularan penyakit campak
• Faktor risiko campak
• Gejala klinis campak
• Tatalaksana campak
• Komplikasi campak
• Pencegahan campak
• PHBS
• Syarat rumah sehat
• Jadwal imunisasi dan cara pemberian
Definisi KLB
• timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu
Kriteria KLB
1. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
2. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis
penyakitnya
3. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per
bulan dalam tahun sebelumnya
Kriteria KLB
4. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
5. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
6. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
Secondary Attack Rate
(Kasus baru) – (kasus index)
-------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah individu yang mudah beresiko terkena – kasus index
15
x 100 % = 7,5%
200
Penyebaran dan Masa Inkubasi
• RNA Virus genus Morbillivirus famili paramyxoviridae
• Masa Inkubasi 10 Hari
Morbilli virus
Manusia yang rentan
Rantai
Saluran pernapasan
Penularan Manusia
Penyakit
Campak
Droplet; airborne
Saluran pernapasan
Cara Penularan Campak
Faktor Risiko Campak
• Status Imunisasi
status imunisasi campak setiap individu akan berpenaruh terhadap perlingungan
dari serangan infeksi campak diwilayah tersebut
• Vitamin A
anak yang menderita kekurangan vitamin A mudah terserang infeksi seperti infeksi
campak karna daya tahan tubuh anak tersebut menurun. Pemberian vitamin A
menurunkan resiko 1,64x untuk anak menderita campak
Faktor Risiko Campak
• Status Gizi
anak dengan Gizi kurang pada umumnya akan mudah terserang penyakit infeksi
termasuk campak karna disebabkan pembentukan antibody yang tidak sempurna
• Fakror lingkungan
rumah atau tempat tinggal yang padat penghuninya dan kondisi rumah dengan
vntilasi yang buruk
Gejala Klinis Campak
Stadium Stadium erupsi Stadium
prodromal penyembuhan
Demam Ruam Ruam berangsur
Batuk makulopapular menghilang dan
Pilek dimulai dari batas menjadi
Konjungtivitis rambut kehitaman dan
bercak koplik dibelakang mengelupas
telinga, menyebar
ke wajah, leher,
ekstremitas
Tatalaksana Campak
• Penatalaksanaan simptomatik
• Diberikan cairan untuk rehidrasi
• Vitamin A 200.000 IU untuk anak >12 bulan
selama 2 hari, jika kekurangan dapat diberikan
selama 2 minggu
Komplikasi Campak
• Saluran Nafas:
Bronkopneumonia dan laryngotrakeabronkitis
• Saluran Pencernaan:
Diare yang diikuti dehidrasi
• Telinga:
Otitis Media
• Syarat fisik:
dinding, lantai, atap tidak mudah roboh, tidak
mudah terbakar
• Syarat psikologis:
aman dan nyaman
BCG terlarut Tidak boleh di Tahan sampai 3 jam Tidak tahan Tidak tahan Tidak tahan
simpan beku
DTaP, DTwP,DT Rusak pada DT sampai 18-24 DT sampai 4-6 DT sampai 1 DT stabil 2 minggu
temperatu <0°C bulan , pertusis bulan, pertusis minggu, pertusis pada 45°C , berkurang
dan >25°C berkurang potensi berkurang dalam berkurang 50% dalam beberapa hari
secara lambat 2 minggu dalam 1 minggu pada 53°C, dalam
beberapa jam pada
60-65°C . Pertusis
berkurang 10% sehari
pada 45°C, rusak
pada 50°C
Vaksin Stabilitas pada berbagai temperatur penyimpanan
0°C 2-8°C 22-25°C 35-37°C >37°C
Hepatitis B Rusak, tidak Stabil 2 tahun Stabil 30 hari Stabil 7 hari Stabil 3 hari
boleh dipakai
Campak / MMR stabil stabil 2 tahun stabil 30 hari stabil 7 hari Berkurang 50%
kering dalam 2-3 hari
pada 41°C, 80%
pada 54°C
Campak/ MMR Rusak, tidak Terlindung dari Berkurang 50% Labil dalam 2-7 Inaktif dalam 1
terlarut boleh dipakai cahaya, stabil dalam 1 jam, jam. Sensitif jam. Sensitif
dalam 8 jam, 70% dalam 3 terhadap sinar pada sinar.
sebaliknya hanya jam. Sensitif
tahan 1 jam terhadap sinar
Hib PRP-T Kering, stabil. stabil Stabil sampai 24 Informasi (-) Informasi (-)
Tidak boleh bulan pada 25°C
beku
Influenza Rusak, tidak stabil Tidak tahan Tidak tahan Tidak tahan
boleh dipakai
Referensi
• Maria D.R.J Medula Unila. Diagnosis dan Tatalaksana Rubeola. Vol 4. Nomor 3.
2016.
• Ranuh I.G.N, Suyitno H, Hadinegoro S.R.I, Kartasasmita C.B, et all. Pedoman
Imunisasi di Indonesia. Ed 5. Buku Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Jakarta.2014. Hal 33-39
• Center for Disease Control and Prevention. Menkes Epidemiology and Vaccine
Prevention.2015