Anda di halaman 1dari 19

Etika Berpolitik

(Siyasah)
1. Devina Agustina (15313072)
2. Dhea Shofi Rachmadita (15313043)
3. Farrah Meidy Damara (15313063)
4. Ulya Nadhira (15313053)
Etika
● Islam merupakan agama moral
● “Barangsiapa bertambah etikanya, maka
bertambah pula agamanya”, kata Ibnul
Qayyim.
Politik (Siyasah)
● Politik adalah seni mengatur masyarakat
● Bukan wujud kotor yang harus dijauhi
● Muatan-muatan etis dan moral harus diisi
dalam politik
● Salah satu akhlak politik yang diajarkan
dalam Islam adalah bersikap optimis
Siyasah
● Berasal dari kata dalam bahasa arab yang
berarti mengatur, mengurus, dan memerintah
● Dapat diartikan sebagai pemerintahan, politik
(siasat) dan pembuatan kebijaksanaan
● Melakukan pengaturan atau menetapkan
kebijaksanaan yang berkaitan dengan politik
pemerintahan
An Nisa (58-59)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah
sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
melihat. (58)
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian.Yang demikian
itu lebih utama (bagimu)dan lebih baik akibatnya
(59)
Fiqh Siyasah
• Fiqh : ilmu untuk mengetahui hukum Allah
yang berhubungan dengan segala amaliah

•Fiqh Siyasah : Fiqh yang berkaitan dengan


ketatanegaraan
Menurut Suyuti Pulungan, dalam ilmu Fiqih
terbagi menjadi 4 bagian, antara lain :
Siyasah Siyasah
Dusturiyah Dauliyah

Siyasah Siyasah
Maliyah Harbiyah
Siyasah Dusturiyah
• Dusturiyah: memiliki undang-undang atau
peraturan.
• Menurut Pulungan (2002, hal:39), Siyasah
Dusturiyah adalah hal yang mengatur atau
kebijakan yang diambil oleh kepala Negara
atau pemerintah dalam mengatur warga
negaranya.
•Siyasah dusturiyah adalah kajian terpenting
dalam suatu Negara.
•Yaitu keharmonisan antara warga Negara
dengan kepala Negaranya.
•Secara lebih sederhana, siyasah dusturiyah
membahas tentang perundang-undangan.
•Jadi, siyasah dusturiyah adalah segala
undang-undang atau peraturan yang dibuat
pemimpin Negara untuk kepentingan yang
dipimpinnya.
Siyasah Dauliyah
•Dauliyah : daulat, kerajaan, kekuasaan, dan
wewenang.
•Siyasah dauliyah bermakna sebagai kekuasaan
kepala Negara untuk mengatur Negara dalam hal
hubungan internasional, masalah territorial,
nasionalitas, ekstradisi tahanan, pengasingan
tawanan politik, pengusiran warga Negara asing.
•Selain itu juga mengurusi masalah kaum
Dzimi, perbedaan agama, akad timbal balik
dan sepihak dengan kaum Dzimi, hudud, dan
qishash (Pulungan, 2002. Hal:41).
•Siyasah Dauliyah lebih mengarah pada
pengaturan masalah kenegaraan yang bersifat
luar negeri, serta kedaulatan Negara.

•Secara lebih sederhana, Siyasah Dauliyah


membahas mengenai politik dan hubungan
luar negeri.
Siyasah Maliyah
•Maliyah : berasal dari kata Mal yang berarti
benda atau harta.
•Djazuli (2003) mengatakan bahwa Siyasah
Maliyah adalah hak dan kewajiban kepala negara
untuk mengatur dan mengurus keuangan Negara
guna kepentingan warga negaranya serta
kemaslahatan umat.
•Pulungan (2002, hal:40) mengatakan bahwa
Siyasah Maliyah meliputi hal-hal yang menyangkut
harta benda Negara (kas Negara), pajak, serta
Baitul Mal.
Jadi, Siyasah Maliyah adalah hal-hal yang
menyangkut kas Negara serta keuangan
Negara yang berasal dari pajak, zakat
baitul mal, serta pendapatan Negara yang
tidak bertentangan dengan syari’at Islam.
Siyasah Harbiyah
•Harbiyah dalam bahasa Arab berarti perang;
keadaan darurat.
•Siyasah Harbiyah adalah sikap, wewenang,
kebijaksanaan yang diambil pemerintah di kala
Negara dalam keadaan darurat atau keadaan
perang.
Dalam kajian Fiqh Siyasahnya, Siyasah
Harbiyah adalah pemerintah atau kepala
Negara mengatur dan mengurusi hal-hal dan
masalah yang berkaitan dengan perang, kaidah
perang, mobilisasi umum, hak dan jaminan
keamanan perang, perlakuan tawanan perang,
harta rampasan perang, dan masalah
perdamaian (Pulungan, 2002. Hal:41).

Anda mungkin juga menyukai