Edit Tes Pendengaran Sarah Gema
Edit Tes Pendengaran Sarah Gema
M.A.E • diteruskan,diresonansi
Konduksi M.Timpani
Maleus
• diperkuat 22 kali
Inkus
Stapes
Sensorineural
Konduksi
Retrokoklear
Koklear
Nukleus Auditorius
Retrokoklear
Pusat Pendengaran
Korteks Serebri • Mendengar
Lobus Temporalis dengan sadar
(area 39-40)
Pemeriksaan Pendengaran
1. Tes Berbisik
2. Tes Penala (garpu tala)
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
c. Tes Schwabach
d. Tes Bing
3. Audiometri
Tes Berbisik
1. Tes Berbisik
sumbu X menggambarkan
frekuensi yang diukur dalam
satuan Hertz (Hz).
Persiapan Pemeriksaan Audiometri
Sebelum menjalani pemeriksaan audiometri, pasien harus
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter
THT untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada pasien
sehingga hasil pemeriksaan audiometri dapat membantu
menegakan kelainan dengan lebih tepat.
Pasien menjalani pemeriksaan ini dalam ruangan kedap
suara, kemudian diberikan beberapa pemeriksaan
audiometri, hasil test yang terekam dalam grafik
audiogram akan dianalisa dokter, dari hasil analisa akan
dapat ditentukan adanya gangguan pendengaran,
derajat ketulian dan kemungkinan penyebabnya
Tujuan Pemeriksaan Audiometri
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian
apakah :
Tuli Konduktif
Tuli Saraf (Sensorineural)
Tuli campuran
Serta derajat ketulian
Indikasi Pemeriksaan Audiometri
Adanya penurunan pendengaran
Telinga berbunyi dengung (tinitus)
Rasa penuh di telinga
Riwayat keluar cairan
Riwayat terpajan bising
Riwayat trauma
Riwayat pemakaian obat ototoksik
Riwayat gangguan pendengaran pada keluarga
Gangguan keseimbangan
ALAT – ALAT AUDIOMETRI
1. Oksilator : menghasilkan berbagai nada murni
2. Amplifier : menaikkan internsitas nada murni hingga dapat
terdengar
3. Pemutus (interrupter) : menekan dan mematikan tombol
nada murni secara halus tanpa tedengar bunyi lain
4. Attenuator : menaikkan dan menurunkan intensitas ke
tingkat yang dikehendaki
5. Earphone : mengubah gelombang listrik menjadi bunyi yang
dapat didengar
(merah- kanan, biru-kiri)
ALAT – ALAT AUDIOMETRI
6. Sumber suara pengganggu (masking) :
meniadakan bunyi ke telinga yang tidak diperiksa.
Narrow band masking noise atau garis selubung suara
sempit merupakan suara putih atau white noise (sejenis
suara mirip aliran uap atau deru angin) yang sudah disaring
dari enegi suara yang tidak dibutuhkan untuk menyelubungi
bunyi tertentu yang sedang digarap masking yang paling
efektif untuk audiometerik nada murni
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
NADA MURNI
Lingkungan pemeriksaan yang baik
Dapat dilihat sepenuhnya oleh pemeriksa.
Pemeriksaan dilakukan di dalam ruangan dengan tingkat
kebisingan terendah sehingga kepekaan pendengaran pasien
tidak terganggu
Suara tambahan tidak boleh lebih dari 38 dB (sesuai standard
BS EN ISO 8253-1)
Kontrol infeksi
Alat yang dipakai harus dibersihkan dan disinfeksi setiap kali
pemakaian
Pemeriksa harus cuci tangan dengan sabun ataupun alkohol
sebelum menyentuh pasien
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
NADA MURNI
Prosedur pemeriksaan
Anamnesis (apakah menderita tinnitus atau apakah tidak tahan
suara keras; telinga yang mendengar lebih jelas)
Pemeriksaan otoskopi
Seleksi telinga
Mulailah dengan telinga yang sehat dahulu
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
NADA MURNI
Urutan frekuensi
Prosedur dasar pemeriksaan ini adalah :
Dimulai dengan signal nada yang sering didengar (familiarization)
Pengukuran ambang pendengaran
Dua cara menentukan nada familiarization :
Dengan memulai dari 1000 Hz, dimana pendengaran paling stabil, lalu
secara bertahap meningkatkan oktaf lebih tinggi hingga terdengar.
Pemberian nada 1000 Hz pada 30 dB. Jika terdengar, lakukan
pemeriksaan ambang pendengaran. Jika tidak terdengar nada awal
ditinggkatkan intensitas bunyi hingga 50dB, dengan menaikkan tiap 10
dB hingga terdengar.
Familiarization tidak selalu dilakukan pada setiap kasus.
Terutama pada kasus forensic atau pasien dengan riwayat
ketulian.
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
NADA MURNI
Masking
Suara masking, diberikan berupa suara seperti angina (bising),
pada headphone telinga yang tidak diperiksa supaya telinga
yang tidak diperiksa tidak dapat mendengar bunyi yang
diberikan pada telingayang diperiksa. Pemeriksaan dengan
masking dilakukan apabila telinga yang diperiksa mempunyai
pendengaran yang mencolok bedanya dari telinga yang satu lagi.
Oleh karena AC pada 45 dB atau lebih dapat diteruskan
melalui tengkorak ke telinga kontralateral, maka pada telinga
kontralateral (yang tidak diperiksa) diberi bising supaya tidak
mendengar bunyi yang diberikan pada telinga yang diperiksa.
Narrow bandnoise (NB) = masking audiometrinada murni
White noise (WN) = masking audiometri tutur (speech)
TEKNIK AUDIOMETRI
Audiometri nada murni : uji sensitivitas prosedur masing-
masing telinga dengan menggunakan alat listrik yang dapat
menghasilkan bunyi nada-nada murni dari frekuensi bunyi yang
berbeda-beda, yaitu 250, 500, 1000, 2000, 4000 dan 8000 Hz
dan
2 sumber yaitu :
Sumber pertama : earphone yang ditempelkan pada telinga
Sumber kedua : suatu osilator atau vibrator hantaran tulang yang
ditempelkan pada mastoid (atau dahi) melalui satu head band.
Vibrator menyebabkan osilasi tulang tengkorak dan
menggetarkan cairan dalam koklear
Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui ear phone atau melalui
bone conductor ke telinga orang yang diperiksa
pendengarannya
TEKNIK AUDIOMETRI
Hasil pemeriksaan digambar sebagai audiogram dan akan
diperiksa secara terpisah
Untuk bunyi yang disalurkan melalui ear phone : mengukur
ketajaman pendengaran melalui hantaran udara
Untuk bunyi yang disalurkan melalui bone conductor : mengukur
hantaran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang
Audiogram dapat mengetahui jenis dan derajat kurang
pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata
sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia
sekitar 18-30 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran
untuk nada murni.
Tujuan pemeriksaan adalah menentukan tingkat intensitas
terendah dalam dB dari tiap frekuensi yang masih dapat
terdengar pada telinga seseorang, dengan kata lain ambang
pendengaran seseorang terhadap bunyi
INTEPRETASI