Anda di halaman 1dari 40

Presentasi Kasus

Appendisitis Akut

Oleh : Melda Agustin

Pembimbing:
dr. Toni Agus Setiono, Sp.B

Kepaniteraan Klinik stase Bedah RSUP Fatmawati


Program Studi Pendidikan Dokter dan Profesi Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017
Tinjauan
Pustaka
Anatomi

– Apendiks  organ berbentuk tabung, panjangnya 3-15cm,


dan berpangkal di caecum.
– Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di
bagian distal.
– Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal.
– Pada kasus selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal,
yaitu di belakang caecum, di belakang colon ascendens,
atau di tepi lateral colon ascendens.
– Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak apendiks.
Variasi anatomi posisi appendiks
Persarafan

– Parasimpatis:

– berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterica


superior dan a.apendikularis

– Simpatis:

– berasal dari n.torakalis X , oleh karena itu, nyeri visceral


pada appendicitis bermula di sekitar umbilicus.
Vaskularisasi

– Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang


merupakan arteri tanpa kolateral  Jika arteri ini
tersumbat (misalnya karena thrombosis pada infeksi
apendiks) akan mengalami gangren.
Histologi

– mukosa appendiks
mengadung selgoblet
yang berperan pada
produksi mukus.
– Submukosa mengandung
folikel limfoid, ditemukan
pada 2 minggu pasca
kelahiran dan jumlahnya
meningkat selama masa
pubertas,menetap pada
dekade selanjutnya dan
mulai menurun seiring
usia.
Appendisitis

– Appendisitis adalah peradangan dari appendiks


vermiformis dan penyebab akut abdomen paling sering.
– Epidemiologi : 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di
Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi
pada anak usia 6-10 tahun.
– Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan (3:2).
– Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya
pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan.
Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun,
setelah itu menurun.
Etiologi

– Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi pada


lumen appendix sehingga terjadi kongseti vaskuler, iskemik
nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi.
– Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecalith
(sekitar 20% anak dengan appendicitis)
– Penyebab lain dari obstruksi appendiks meliputi:
Hiperplasia folikel lymphoid Carcinoid atau tumor lainnya
Benda asing , misalnya pin, biji-bijian.
– Penyebab lain yang jg diduga menimbulkan Appendicitis
adalah ulserasi mukosa appendix oleh parasit E.
histolytica.
Patogenesis
Manifestasi klinis

– Nyeri Perut
– Nyeri pada apendisitis muncul mendadak, yang kemudian
nyeri dirasakan samar-samar dan tumpul.
– Nyeri merupakan suatu nyeri viseral, di epigastrium atau
periumbilikus kemudian nyeri somatik, umumnya
berada di titik McBurney
– Nyeri somatik dirasakan lebih tajam, dengan intesitas
sedang sampai berat.
Manifestasi klinis

– Mual dan Muntah


– Gejala mual dan muntah sering menyertai pasien
apendisitis.Nafsu makan atau anoreksia merupakan tanda-
tanda awal terjadinya apendisitis.
– Gejala Gastrointestinal
– Pada pasien apendisitis akut, keluhan gastrointestinal
dapat terjadi baik dalam bentuk diare maupun konstipasi.
Pada awal terjadinya penyakit, sering ditemukan adanya
diare 1-2 kali akibat respons dari nyeri viseral.
Manifestasi klinis

Keadaan Umum Manuver


– Takikardia dan demam – Psoas sign
ringan-sedang sering – Obturator sign
ditemukan.
– Rovsing’s sign
– Demam pada apendisitis
– Blumberg’s sign
umumnya sekitar 37,5 –
38,5°C. – Wahl’s sign
– Demam yang terus – Baldwin test
memberat dan mencapai – Defance musculare
demam tinggi perlu
– Dunphy sign
dipikirkan sudah
terjadinya perforasi.
Alvarado score
Manifestasi Skor

Migrasi nyeri 1

Gejala Anoreksia 1

Mual dan/atau muntah 1

Nyeri tekan kuadran


2
kanan bawah
Tanda Rebound 1

Peningkatan suhu tubuh 1

Leukositosis 2
Nilai laboratorium Hitung leukosit
1
bergeser kekiri

Total skor 10
– Keterangan:
– 0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
– 5-6 : bukan diagnosis Appendicitis
– 7-8 : kemungkinan besar Appendicitis
– 9-10 hampir pasti menderita Appendicitis
– Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah
sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya
dilakukan.
Tatalaksana

– Puasakan
– Berikan analgetik dan antiemetik jika diperlukan untuk
mengurangi gejala.
– Berikan antibiotika IV pada pasien dengan gejala sepsis
dan yang membutuhkan Laparotomy
– Pemberian antibiotika preoperatif efektif untuk
menurunkan terjadinya infeksi post operasi.
– Diberikan antibiotika broadspectrum dan juga untuk Gram
negatif dan anaerob.
Pembedahan

– Apendisitis akut ditangani dengan pembedahan segera.


Pembedahan dapat dilakukan dengan open appendectomy
atau laparoscopic.
– Open appendectomy dilakukan dengan insisi transversal
kuadran kanan bawah (Davis-Rockey) atau insisi oblique
(McArthur-McBurney).
– Pada kasus tanpa komplikasi, pilihannya adalah insisi
transversal, insisi lateral dari rectus abdominis pada titik
McBurney.
– identifikasi appendiks
dengan mencari taeniae
pada sekum  identifikasi
anatomi apendiks.
– Mesoapendiks dipisahkan.
Basis apendiks diligasi
dengan benang dan pada
bagian proksimal diclamp,
Lalu digunting.
– Punctum apendiks dilipat ke
dinding sekum.
ILUSTRASI
KASUS
IDENTITAS PASIEN

– Nama : Nn.ZA
– No.RM : 01315199
– Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 27 Februari 2003
– Umur : 14 Tahun
– Alamat : Jl.Cendrawasih Raya Kebayoran
– Pekerjaan : Pelajar
– Status Perkawinan : Belum Kawin
Anamnesis

– Keluhan Utama :
– Nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

Awalnya, 4 hari SMRS, Nyeri perut kanan Keluhan muntah


pasien mengeluh nyeri bawah semakin disangkal.
pada ulu hati serta bertambah berat saat Pasien tidak diare
seperti melilit pada pasien berdiri dan maupun konstipasi.
seluruh bagian perut. berjalan
BAK normal
kemudian 1 hari Nyeri berkurang saat
SMRS, nyeri semakin pasien berbaring. Keluhan ini belum
memberat dirasakan pernah diobati
Pasien merasa sebelumnya.
di bagian perut kanan demam, mual, dan
bawah. penurunan nafsu
makan sejak 2 hari
SMRS.
Anamnesis

– Riwayat Penyakit Dahulu:


– Pasien tidak pernah mengalami nyeri perut serupa dahulu,
riwayat operasi tidak ada, riwayat trauma tidak ada.

– Riwayat Penyakit Keluarga:


– Di keluarga tidak terdapat keluhan nyeri perut kanan
bawah serupa.

– Riwayat Sosial:
– Pasien suka makan makanan pedas seperti seblak.
PEMERIKSAAN FISIK

– Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


– Kesadaran : Compos Mentis
– Tanda Vital : TD 96/64 mmHg, HR
103x/menit,RR 20 x/menit, T 37’C
– Status Generalis
– Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
– Leher : Pembesaran KGB (-)
– THT : dalam batas normal
– Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
– Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
– Ekstremitas : akral hangat, CRT< 3 s
PEMERIKSAAN FISIK

– Status Lokalis
– Abdomen :
– I : Tampak datar
– A : bising usus (+) normal
– P : Supel, McBurney sign (+), defans muscular(-), Nyeri
tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba
– P : timpani diseluruh regio abdomen
– Pemeriksaan tanda akut abdomen:
– PSOAS Sign (+)
– Obturator sign (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

Hemoglobin 12.7 11,7– 15,5 g/dl


Hematokrit 34 33 – 45 %
Leukosit 13.3 5,000 – 10,000 /ul
Trombosit 228,000 184,000-488,000/ul
Eritrosit 440,000 440,000 – 590,000/ul
Hemostasis
APTT 33.3 26,3 – 40,3
PT 14.3 11,5-14,5

SGOT 12 0 – 34 U/I
SGPT 9 0 – 40 U/I
Fungsi Ginjal
Ureum 21 20 – 40 mg/dl
Creatinin 0,5 0,6 – 1,5 mg/dl
Gula Darah Sewaktu 130 60 100 mg/dl
Elektrolit
Natrium 143 135 – 147
Kalium 3.38 3,10 – 5,10
Chloride 104 95 – 108
Resume

– Nn. ZA, perempuan, 14 tahun, mengeluh nyeri perut kanan


bawah sejak 1 hari SMRS. 4 hari SMRS, pasien mengeluh
nyeri pada ulu hati serta seperti melilit pada seluruh bagian
perut, kemudian 1 hari SMRS, nyeri semakin memberat
dirasakan di bagian perut kanan bawah. Nyeri perut kanan
bawah semakin bertambah berat saat pasien berdiri dan
berjalan, dan berkurang saat pasien berbaring. Pasien juga
merasa demam, mual, dan penurunan nafsu makan sejak 2
hari SMRS. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi. Pasien
suka makan makanan pedas.
Resume

– Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umumpasien


tampak sakit sedang, tanda vital : TD 96/64 mmHg, HR
103x/menit, RR 20x/menit, T 37’C. Status generalis dalam
batas normal. Pemeriksaan fisik Abdomen didapatkan
McBurney sign (+), Nyeri tekan epigastrium (+).
Pemeriksaan tanda akut abdomen: PSOAS Sign (+) dan
Obturator sign (+).
– Pemeriksaan penunjang didapatkan, leukosit 13.300/ul
(leukositosis), GDS 130 mg/dl, lain-lain dalam batas
normal.
Diagnosis

– Appendisitis akut
TATALAKSANA

– Pro appendektomi cito


– Puasa
– IVFD RL 500 cc/8 jam
– Inj. Ceftriaxon 2x1gr
– Inj. Ketorolac 3x30 mg
– Inj. Ranitidin 2x50 mg
– Pemeriksaan Lab: Cek DPL, Ur/Cr, OT,PT,GDS,elektrolit,
PT,APTT, urinalisa
– Toleransi operasi anestesi dan IKA
LAPORAN OPERASI

– OS tidur posisi supine dalam anastesi spinal


– A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
– Insisi transversa dititik Mcburney, insisi kutis subkutis dan fascia
– Otot dipisahkan secara tumpul
– Ketika peritoneum dibuka tidak keluar pus
– Identifikasi appendix, appendix letak retrocaecal intraperitoneal
ukuran 7 cm x1 cm, hiperemis, tidak ada perforasi, tidak ada
fekalith
– Appendix dibenamkan dalam kantong tembakau
– Luka operasi dicuci dengan kasa lembab
– Luka operasi ditutup lapis demi lapis
– Operasi selesai
Prognosis

– Ad vitam : ad bonam
– Ad sanactionam : ad bonam
– Ad functionam : ad bonam
DOKUMENTASI
– Pre operatif
– Intra operatif

– Post operatif
Analisis
kasus
Analisis
kasus
– Pasien ini didiagnosis apendisitis akut.
– Gejala apendisitis yang terdapat pada pasien ini :

Nyeri ulu
Nyeri perut
hati
kanan bawah

Nyeri viseral timbul


akibat distensi Nyeri jarang timbul
apendiks yang hanya pada kuadran
mengalami inflamasi  kanan bawah tanpa
disebakan oleh didahului nyeri
obstruksi lumen visceral sebelumnya.
apendiks.
Analisis
kasus
Didapatkan :
demam (suhu 37’C)
takikardi 103x/menit,
leukositosis, 13.000/ul
nyeri pada titik Mc
Burney positif.
ketika eksudat inflamasi
dari dinding appendiks
demam, takikardi, dan
berhubungan dengan
leukositosis akibat peritoneum parietal 
serabut saraf somatik
kensekuensi pelepasan
teraktivasi  nyeri akan
mediator inflamasi dari dirasakan lokal pada lokasi
appendiks  nyeri titik Mc
jaringan yang iskemik.
Burney’s(+).
Analisis kasus

skor Alvarado : 8
 pasien mengalami migrasi
prognosis
nyeri(1),pasien ini
 nyeri tekan pada perut
ad vitam, ad sanactionam,
kanan bawah(2), maupun ad functionam adalah ad
anoreksia(1),
 mual dan/atau muntah(1),
bonam
peningkatan suhu tubuh(1),
 leukositosis(2) Apendiktomi didapatkan
karena appendicitis akut pada pasien ini tidak mengancam
apendisitis tanpa
laparotomi
perforasi. Oleh
kehidupan, tidak
Bila skor 5-6terjadi kekambuhan
cito. karena telah dilakukan
karena itu dapat
dianjurkan untuk
ditegakan diagnosis
pengangkatan
diobservasi diappendiks,
rumah dan tidak mengganggu apendisitis
fungsi. akut.
sakit, bila skor >6 maka
tindakan bedah
sebaiknya dilakukan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai