Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER PARU
Nama Kelompok:
Afifatul Mukarromah (201602040) Ivo Alfadera (201602062)
Agnis Desy Farani (201602041) Pramesti Regita C N (201602068)
Ayu Kurnia Aini (201602046) Restoe Risky N D (201602070)
BayuYoga Utama (201602048) Rita Novika Putri (201602073)
Heni Ningtyas (201602060) Sanaz Arifal Putri (201602065)
Definisi
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor
ganas primer sistem pernafasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan
berasal dari mukosa percabangan bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan
paling sering terjadi didaerah industry (Sylvia A.price dalam Nurarif, AH &
Hardhi, K.(2015)).
Kanker paru adalah suatu pertumbuhan tidak terkontrol dari sel
anaplastik dalam paru (Susan Wilson & Thompson, (1990) dalam Nurarif,
AH & Hardhi, K.(2015)).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kanker paru
merupakan peningkatan pertumbuhan sel dalam paru yang abnormal atau
bisa disebut keganasan sehingga paru tidak dapat berfungsi secara normal
dan maksimal.
Paru normal

Paru abnormal
akibat kanker
paru.
Etiologi / Penyebab

Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan


bahwa inhalansi, konsumsi, dan paparan jangka pajang dari bahan-bahan
karsinogenik merupakan faktor utama, bahan karsinogenik dapat berupa
bahan kimia (minuman beralkohol, rokok), virus, dan radiasi (paparan sinar
matahari, peralatan medis), tanpa nengesampingkan kemungkinan peranan
predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status
imunologi seperti kekebalan tubuh. Dari beberapa keputusan kebiasaan
merokok menjadi penyebab utama dan penyebab lain seperti polusi udara,
diet yang kurang mengandung (vitamin A, selenin, dan betakaronin), infeksi
saluran pernafasan kronik, dan keturunan / genetik. (Sudoyo Aru dalam
Nurarif, AH & Hardhi, K.(2015)).
Manifestasi klinis

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berartipasien dalam stadium lanjut. (Sudoyo Aru dalam Nurarif, AH &
Hardhi, K.(2015)).
Gejal dapat bersifat lokal (tumor tumbuh setempat) :
Batuk baru atau batuk lebih hebat dari pada batuk kronis.
Hemoptisis (batuk berdarah)
Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran pernafasan.
Kadang terdapat kavitas (bentuk rongga udara) seperti abses paru.
Atelektasis (pengkerutan paru akibat penyumbatan saluran udara atau akibat pernafasan
dangkal).
Invasi lokal ( peristiwa masuknya kuman setempat) :
Nyeri dada.
Dispnea (sesak napas) karena efusi pleura.
Invasi ke pericardium, terjadi tamponade (akumulasi cairan) atau aritmia (gangguan irama
jantung).
Sindrom vena cava superior.
Sindrom Horoner menyebabkan facial anhidrosis, ptosis, miosis (gangguan jalur saraf
okulosimpatetik yang bersumber di tempat antara hipotalamus dan mata).
Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent.
Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis.
1 2
3

Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan (Computerized Tomography Scan)
2. MRI
3. Foto Toraks
4. Pemeriksaan Sitologi Sputum
5. Pemeriksaan Histopatologi
6. Pemeriksaan Serologi
5 4
6
Pathway

Merokok, bahaya
industry, karena diet & Penyebaran
Karsinoma sel besar
familial perokokyang < neoplastikke
vitamin A mediastinum timbul
karena pleuritik

Bahan karsinogenik Nyeri


Kanker paru-paru
mengendap

Perubahan epitel silia dan


mukosa/ ulserasi bronkus Adenokarsinoma Karsinoma sel Karsinoma
skuamosa, sel bronchial
karsinoma alveolus
bronkus
Mengandung menjadi
Hiperplasi,
mucus baerkembang
metaplasi
maka batuk Membesar /
lebih sering metastase
Ketidakefektifan
bersihan jalan Menyumbat
nafas jalan nafas Obstruksi
Iritasi, ulserasi,
bronkus
pneumoni

Sesak nafas
Dipsnea
Himoptisis ringan
Ketidakseimbangan
Malas makan /
nutrisi kurang dari
anoreksia Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh
pola nafas

Gangguan
pertukaran gas
Anemis Kelelahan Intoleransi
aktifitas
Penatalaksaan
Farmakologi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah stadium I dan II pembehdahan juga merupakan bagian dari
combine modality therapy
Radioterapi
Penetapan kebijakan radiasi ditentukan beberapa factor, antara lain:
Staging penyakit, Status tampilan, Fungsi paru
Kemoterapi
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapii adalah:
Platinum based therapy (siplatin dan karboplatin)
Respons obyektif satu obat antikanker 15%
Toksisiti obet tidak melebihi grade 3 skala WHO harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2
sikius pada penilaian terjadi tumor progresif.
Pengobatan paliatif
Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi, medikamentosa,
fisioterapi, dan psikososial.
Rehabilitasi medik
Untuk penderita kanker paru yang akan dibedah perlu dilakukan rehabilotasi medik prabedah
dan pascabedah, yang bertujuan membantu memperoleh hasil optimal tindakan bedah,
terutama mencegah komplikasi pascabedah (misalnya: retensi sputum, paru tidak
mengembang) dan mempercepat mobilisasi.
Non Farmakologi

1. Berhenti merokok

2. Menghindari polusi

3. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, C, dan E


ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian, meliputi :
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
Integritas ego
Eliminasi
Makanan/cairan
Nyeri/kenyamanan
Pernafasan
Keamanan
Seksualitas
Penyuluhan/pembelajaran
Diagnosa Keperawatan
Nyeri (Akut)
Definisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringa actual atau pontensial yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.

Faktor yang Berhubungan :


Agen cedera(mis: biologis, zatkimia, fisik, psikologis)

Noc (tujuan)
a.Pain level (tingkatnyeri)
b.Pain control (tingkatkontrol)
c. Comfort level (tingkatkeyamanan)

Kriteria Hasil
a. Mampu mengontrol nyeri (tahap penyeba bnyeri, mampu menggunakan tekniktek non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dantangnyaa nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Lanjutan…..
NIC (intervensi)
Pain menejemen
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komperehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Observasireaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik unatuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Analgesic Administratition
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
a. Tentukanlokasi ,karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberianobat
b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau kominasi dari analgesik ketiak pemberian lebih dari
Satu tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan tingkat nyeri
e. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
Gangguan Pertukara Gas
Defisi: kelebihan atau defisit pada oksigen atau eliminasi karbondioksida pada membrane
alveolar-kapiler

NOC (tujuan)
Respiratory status: gas exchange.
Respiratory status: ventilation.
Vital sign status

Kriteria Hasil
Mendemonstarsikan peningkatan ventilasi dan oksigenisasi yang adekuat.
Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas tanda distress pernafasan.
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosi dispnea
( mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Lanjutan…..

NIC (intervensi)
Airway Management
Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
Pasang mayo bila perlu.
Lakukan fisioterapi dada bila perlu
f) keluarkan secret dengan batuk atau suction
g) auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
h) lakukan sucton pada mayo
i) berikan bronkodilator bila perlu
j) berikan pelembab udara
k) atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
l) monitor respirasidan status O2
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: ketidakmampuan untuk memberikan sekresi dari saluran pernapasan untuk
mempertahankan kebersihan jalan napas

Factor-faktor yang berhubungan:


1. Lingkungan ( Perokok pasif, menghisap asap, merokok)
2. Obstruksi jalan napas: (Spasme jalan napas, Mokus dalam jumlah berlebihan, Eksudat
dalam jalan alveoli)
3.fisiologis: (jalan napas alergik, penyakit paru obstruktif kronik, hiperplasi dinding bronkial)

NOC
a. respiratory status: ventilation
b.respiratory status: arway patency

Kriteria Hasil:
a. mendemonstrasikan batuk efektif dan suara yang bersih, tidak ada sianosis dan dipsnea
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
b. menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada nafas abnormal) mampu mengidentifikasikan
dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan napas.
Lanjutan….
NIC
Airway Suction
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
a. pastik dan kebutuhan oral
b. auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
c. informasikan kepada klien dan keluarga tentang suctioning
d. minta klien nafas dalam suctioning
e. berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nosotrakeal

Airway managenement
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
a. buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b. posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. identifikasi pasien perlunya pemasangan ala tjalan napas buatan
d. pasang mayo bila perlu
e.keluarkan fisioterapi dan jika perlu
Ketidakefektifan pola nafas
Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi.

Faktor yang mempengaruhi diantaranya:


Ansietas (perasaan tidak nyaman).
Posisi tubuh.
Deformitas (perubahan bentuk) tulang.dan dinding dada.
Keletihan.
Hiperventilasi (napas cepat dan dangkal) & Sindrom hipoventilasi (napas lambat).
Gangguan muskuloskeletal.
Keletihan otot pernapasan cedera medula spinalis.

Noc (tujuan)
Respiratory status : ventilation.
Respiratory status : airway patency.
Vital sign status.

Kriteria Hasil
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan
dalamrentang normal, tidak ada suara napas abnormal).
Tanda-tanda vital dalm rentang normal (tekanan darah, nadi, pernapasan).
Lanjutan….
Nic (intervensi)
Airway Management
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
Buka jalan napas, gunakan teknik chinlift atau jaw thrust bila perlu.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan.
Pasang mayo bila perlu.
Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan.
Oxygen Therapy
yang dapat dilakukan perawat diantaranya :
Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea.
Pertahankan jalan napas yang paten.
Atur peralatan oksigenasi.
Monitor aliran oksigen.
Pertahankan posisi pasien.
Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi.
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi.
Intoleransi Aktifitas
Definisi: ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis, untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifiitas
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.

Faktor yang berhubungan :


Tirah baring atau imobilisasi.
Kelemahan umum.
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Gaya hidup monoton.

Noc (tujun)
Energy conservation.
Activity tolerace.
Self care : ADLs

Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalm aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, nadi , dan RR.
Mamapu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri.
Tanda-tanda vital normal.
Energi psikomotor.
Level kelemhan.
Mampu berindah dengan atau tanpa bantuan alat.
Status kardiopulmonari adekuat.
Sirkulasi status baik.
Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat.
Lanjutan….

Nic (intervensi)
Activity Therapy
Kolaborasi dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan program terapi yang
tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan
sosial.
Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan.
Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti kursi roda, krek.
Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang dusukai.
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang.
Pantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas.
Banru pasien untuk mengembangkanmotivasi diri dan penguatan.
Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
TERIMAKASIH……

Anda mungkin juga menyukai