NEUROTRANSMITTERS
NEUROTRANSMITTERS
•Gejala Berlebihan:
–Sedasi
–Penurunan sifat dan fungsi
aggresi
–Pada kasus yang jarang:
halusinasi.
NEUROTRANSMITTERS
Epinephrine (Adrenaline)
•Telah diproduksi secara
sintetis sebagai obat sejak
1900 dan menjadi obat pilihan
untuk perawatan anaphylaxis.
•Bersama norepinephrine
dilepaskan oleh kelenjar
adrenal.
Epinephrine (Adrenaline)
•Meningkatkan detak jantung
dan dilatasi jalan napas untuk
meningkatkan fungsi nafas
dan menyempitkan pembuluh
darah di dalam usus dan kulit.
•Terlibat dalam metabolisme
energi dan glukosa.
Epinephrine (Adrenaline)
•Terlalu kecil epinephrine
dihubungkan dengan depresi.
•Terlalu banyak dihubngkan
dengan perilaku kekerasan.
3. Neurotransmitter Asam Amino
3.1. Glutamate
•Fungsi Utama Glutamat adalah
pengaturan kemampuan memori
dan memelihara fungsi
automatik.
•Glutamat merupakan
“neurotransmitter excitatory”
utama pada otak dimana hampir
tiap area otak berisi glutamate.
Glutamate
•Glutamat memiliki konsentrasi
tinggi di corticostriatal dan di
dalam sel cerebellar.
•Gangguan pada neurotrasmitter
ini akan berakibat gangguan
atau penyakit bipolar afektif dan
epilepsi.
Glutamate
• Gejala Defisit:
– Gangguan memori
– Low energy
– Distractibilitas.
– Schizophrenia
• Gejala Berlebihan:
– Memprovokasi
– Seizures
– Bipolar affective disorder.
3.2.Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
•Merupakan neurotransmitter
yang memegang peranan
penting dalam gejala-gejala
pada gangguan jiwa.
•Hampir tiap-tiap area otak
berisi neuron-neuron GABA.
•Banyak jaras di otak
menggunakan GABA dan
merupakan Neurotransmitter
utama untuk sel Purkinje.
Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
•Merupakan neurotransmitter
“inhibitory” utama.
•GABA dipindahkan dari
synaps melalui katabolism
oleh GABA transaminase
•Fungsi Utama adalah
menurunkan arousal dan
mengurangi agresi, kecemasan
dan aktif dalam fungsi
eksitasi.
Amino butyric acid (GABA)
• Gejala Defisit:
– Irritabilitas
– Hostilitas/permusuhan
– Tension and worry
– Anxietas
– Seizure.
• Gejala Berlebihan:
– Mengurangi rangsang selular
– Sedasi
– Gangguan memori
4. Peptide: Opiod Type
•Fungsi Utama dari Peptide
Opiod Type adalah
mengatur emosi dan fungsi
pusat reward.
•Selain itu melakukan
konsolidasi pada memori
serta mengatur reaksi
terhadap stress.
Peptida: Opiod Type
• Gejala Defisit:
– Hypersensitivas untuk
menyakitkan dan menekan
– Kurangnya sensasi rasa senang
– Dysphoria.
– Substance abuse
• Gejala Berlebihan:
– Insensitivitas terhadap rangsang
nyeri
– Gangguan catatonic-like
– Halusinasi dengar
– Memori menurun.
Endorphin
• Termasuk dalam suatu keluarga zat
kimia otak yang tergolong baru yang
menyiarkan ulang informasi:
neuropeptida.
• Suatu bahan-kimia diproduksi di
dalam otak dan spinal cord yang
mengurangi rasa nyeri dan
meningkatkan mood.
• Berperan dalam persepsi kesenangan
dan sakit
Endorphin
•Merupakan neurotransmitter
yang membebaskan rasa sakit dan
mempengaruhi senang dan
bahagia.
•Dalam keadaan defisit Keluhan
Somatik
Enkephalins
•Salah satu jenis dari opioid
yang terikat pada sel reseptor
exitory (rasa nyaman)
•Terikat pada reseptor sel yang
terdapat dalam otak dan
spinal cord untuk
menghilangkan rangsang
nyeri.
Dynorphins
• Suatu kelas opioid peptides mencakup
dynorphin A, dynorphin B, dan
bagian-bagian yang lebih kecil dari
peptida.
• Dynorphins berada pada reseptor
kappa-opioid sel yang peka
rangsangan dan telah ditunjukkan
memegang peran pada transmisi
sistem saraf pusat.
• Dynorphin
• Enkephalin
NEUROTRANSMITTER YANG BARU
DITEMUKAN
•Anandamide
–Yang paling terbaru ditemukan
dari suatu bahan kimia otak
–Dari kata ' ananda', (bahasa
Sansekerta) untuk kata
kebahagiaan.
–Mempunyai suatu efek pada
tetrahydrocannabiol (THC),
bahan kimia yang aktif di dalam
bahan cannabis.
NEUROTRANSMITTER YANG BARU
DITEMUKAN
Nociceptin
–Ilmuwan baru-baru ini
telah menemukan bahan
kimia otak yang lain yaitu
nociceptin yang dapat
mengurangi kecemasan.
TERIMA KASIH