Anda di halaman 1dari 20

 Muhammadiyah lahir didasarkan pada

pemahaman mendalam K.H. Ahmad Dahlan


terhadap agama Islam
 K.H. Ahmad Dahlan memahami bahwa
beragama bukanlah sekedar mengetahui
ajarana Islam, tetapi bagaimana
mengamalkannya
 Keberagamaan seorang mukmin tidaklah
sempurna tanpa amal
Pendidikan Muhammadiyah memiliki keterkaitan
dengan keprihatinan pendiri Muhammadiyah yang
berkaitan dengan:
1. Ajaran Islam dilaksanakan tidak secara murni
bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bahkan
tercampur dengan praktik-praktik syirik, bid’ah, dan
khurafat.
2. Lembaga-lembaga pendidikan Islam tidak lagi dapat
memenuhi tuntutan jaman akibat dari pengaruh lu-
ar
3. Keadaan umat Islam yang sangat menyedihkan dalam
bidang sosial, ekonomi, politik, kultural, sebagai
akibat dari penjajahan.
 Demi masa; Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian; kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran (T.Q.S. Al-Ashr ayat 1 – 3)
 Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama?; Itulah orang yang menghardik anak
yatim; dan tidak menganjurkan memberi
Makan orang miskin; Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat; (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya; orang-orang yang
berbuat riya; dan enggan (menolong dengan)
barang berguna (T.Q.S. al-Ma’un ayat 1 – 7)
 Surat al-Maun adalah salah satu surat yang
sering diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan
 Bahkan beliau meminta muridnya untuk
mengamalkan ayat ini dengan mengumpulkan
anak yatim, miskin dan gelandangan di sekitar
Alun-Alun untuk diberikan pendidikan dan
disantuni
 Semangat inilah selanjutnya yang mendorong
muridnya yang bernama Haji Syujak ingin
mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan
Oemoem) yang selanjutnya berkembang menjadi
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
 Syujak berfikir kenapa orang non-Muslim
(Kolonial Belanda) yang dapat mendirikan rumah
sakit, rumah miskin dan rumah yatim hanya
karena dorongan rasa kemanusiaan tanpa didasari
rasa tanggungjawab kepada Allah SWT, jika umat
non-Muslim saja mampu melakukan aksi-aksi
sosial, mengapa umat Islam yang mempunyai
landasan agama seperti yang tertera dalam QS Al
Maun, tidak dapat melakukannya juga
 Dakwah berarti panggilan, seruan
atau ajakan
 Dakwah adalah kegiatan yang
bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman
dan taat kepada Allah SWT sesuai
dengan garis aqidah, syari'at dan
akhlak Islam
 Model dakwah: dakwah bil lisan (dakwah
dengan lisan; seperti ceramah, khutbah, dll);
dakwah bil kalam (dakwah melalui tulisan;
seperti jurnal, buletin, surat kabar dll); dan
dakwah bil hal (dakwah melalui kegiatan
langsung; seperti baksos, pengobatan gratis,
pemberdayaan ekonomi, pendidikan gratis,
dll)
 Materi dakwah tidak terbatas pada persoalan
agama saja (aqidah, ibadah, akhlak) tetapi juga
meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia
 Penyesuaian materi dakwah dengan
kebutuhan hidup manusia merupakan
keniscayaan sebagai upaya menjadikan agama
Islam dapat memberikan
jawaban/memberikan solusi terhadap
kehidupan manusia
 Karenanya proses dakwah harus didasarkan
pada kebutuhan masyarakat yang menjadi
obyek dakwah (al-mad’u)
 Untuk itulah diperlukan pengamatan dan
kajian terlebih dahulu sehingga dakwah bisa
berjalan dengan efektif, efisien, dan tepat
sasaran
 Disamping itu untuk menentukan pendekatan
apa yang tepat dalam melakukan kegiatan
dakwah
 Dakwah sosial merupakan bagian dari dakwah
bil hal, yaitu dakwah yang mengedepankan
perilaku yang nyata
 Dakwah model ini sudah dicontohkan oleh
Nabi Muhammad SAW, semisal dengan
persaudaran kaum Muhajirin dan Anshar, dll
 Dakwah sosial ini dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan keilmuan dan kebutuhan
masyarakat
 Ekonomi: pemberdayaan ekonomi, pemberian
modal, pelatihan keterampilan khusus, dll
 Pertanian/Peternakan: pemberdayaan petani,
pengolahan hasil pertanian, pelatihan
berternak lele, dll
 Kesehatan: Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
Pengobatan Gratis, dll
 Sosial: Panti Asuhan Anak Yatim, Santunan
Fakir Miskin, Panti Jompo, Rehabilitasi Sosial,
dll
 Perwujudan iman dan ibadah
 Tanggungjawab sebagai khalifah

 Pelakasanaan misi dakwah:


Islam sebagai Rahmatan Lil
‘Alamin
 Mewujudkan maksud dan
tujuan Muhammadiyah
Jenis Amal Usaha Jumlah

TK/TPQ 4.623
Sekolah Dasar (SD)/MI 2.604
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs 1.772
Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA 1.143
Pondok Pesantren 67
Perguruan tinggi Muhammadiyah 172
Rumah Sakit, Rumah Bersalin, BKIA, BP, dll 457
Panti Asuhan, Santunan, Asuhan Keluarga, dll 318
Panti jompo 54
Rehabilitasi Cacat 82
Sekolah Luar Biasa (SLB) 71
Masjid 6.118
Musholla 5.080

www.muhammadiyah.or.id
 Muhammadiyah sering menuai kritik sebagai
gerakan sosial yang mulai terjangkit penyakit
elitisme
 Perkembangan Muhammadiyah yang kian
pesat dari hari ke hari dalam banyak hal
menyebabkan terjadinya pergeseran orientasi,
termasuk orientasi gerakan sosialnya
 Pada mulanya, amal usaha Muhammadiyah,
khususnya dalam bidang sosial lebih banyak
“berbicara” pada bidang-bidang sosial yang
berorientasi voulentaire (sukarela)
 Kini seluruh amal usaha Muhammadiyah
terlihat lebih berorientasi pada persoalan
ekonomi dan sampai batas-batas tertentu
cenderung profit oriented
 Pergeseran ini disebabkan oleh adanya tuntutan
profesionalitas dalam pengelolaan amal usaha
Muhammadiyah, dalam hal ini untuk Rumah Sakit
dan Lembaga Pendidikan
 Hal ini selanjutnya menimbulkan dilema: pada
satu sisi Muhammadiyah memang harus terus
mengembangkan profesionalitasnya, tetapi yang
juga harus diingat adalah, jangan sampai
profesionalitas yang hendak dicapai itu
melupakan fungsi-fungsi sosial Muhammadiyah
sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan
 Untuk inilah menurut Kuntowijoyo,
Muhammadiyah harus mampu melakukan
dinamisasi untuk melakukan transformasi
sosial secara berkesinambungan
 Proses ini dapat dilakukan dengan semangat
dakwah yang dimiliki oleh Muhammadiyah,
yaitu Dakwah Islam Amar Ma’ruf (berarti
humanisasi dan emansipasi) Nahi Munkar
(berarti liberalisasi)
 Amar Ma’ruf (berarti humanisasi dan
emansipasi) ------ proses dakwah yang
diorientasikan pada peningkatan kualitas
kemanusiaan umat sehingga menjadi manusia
yang bermartabat
 Nahi Munkar (berarti liberalisasi) ----- proses
dakwah yang diorientasikan pada pembebasan
umat pada segala potensi yang bisa
menjerumuskan pada kehidupan yang hina
dan terlebih lagi menjauhkan umat dari
kekufuran

Anda mungkin juga menyukai