Oleh
Kelompok VI
Universitas Udayana
2016
Latar belakang Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari
bumi yang ada di bawah kakinya. Demikian, kata Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945
dihadapan sidang BPUPKI. Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan
tempat tinggal sebagai negara. Dalam perkembangan selanjutnya pengertian negara
tidak hanya tempat tinggal, tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu
pemerintah, rakyat, kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dengan tempat tinggalnya tidak dapat dipisahkan, perebutan
ruang yang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia induvidu, keluarga,
masyarakat dan bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik ataupn
nonfisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus
mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Para
Presentasi
Kewarganegaraan ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan
kepanjangan dari geografi politik.
Rumusan masalah
Presentasi
Kewarganegaraan
Permasalahan Alasan Reklamasi Teluk Benoa Harus Dilakukan
Artikel 1
JAKARTA - Ratusan orang yang tergabung dari Gerakan Revitalisasi Nasional (GRN) menggelar aksi unjuk rasa mendukung
rencana reklamasi berbasis revitaliasi Teluk Benoa, Bali, di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.
Juru bicara aksi, Rachman Tiro mengatakan, reklamasi berbasis revitalisasi merupakan upaya untuk mengembalikan kondisi di
Teluk Benoa dan sekitarnya.
"Pulau Pudut yang berada di sekitar Teluk Benoa perlahan-lahan tenggelam. Dengan melakukan reklamasi, pulau ini akan
terangkat kembali," kata Rachman kepada wartawan, Minggu (20/3/2016). Kata dia, selain terselamatkannya Pulau Pudut dari
kepunahan, manfaat lain dengan dilakukannya reklamasi yakni dari sisi ekonomi. Masyarakat setempat dapat menggunakan
sebagai tempat beraktivitas ekonomi. Reklamasi berbasis revitaliasi Teluk Benoa, Bali ini diketahui ada yang pro dan kontra.
Sebelumnya juga, sejumlah massa Solidaritas Jakarta for Bali menolak rencana reklamasi perairan Teluk Benoa, Bali. Tujuan aksi
ini untuk menekan peran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang sepatutnya merawat kekayaan alam
Indonesia bukan melepas ke investor.
Lina Fitria
Jurnalis
Permasalahan Mengapa Kami Menolak Reklamasi Teluk Benoa, Bali !!!
Artikel 2
16 Agustus 2013, SKNomor 2138/02-C/HK/2012 dicabut melalui penerbitan SK Gubernur Bali nomor 1727/01-B/HK/2013
tentang Izin Studi Kelayakan Rencana Pemanfaatan, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali.
Penerbitan SK nomor 1727/01-B/HK/2013 tersebut di atas tetap tidak menutup polemik rencana reklamasi, karena pada dasarnya
SK tersebut hanyalah sekedar revisi dari SK yang pertama dan tetap dalam aras pemberian hak kepada PT. TWBI untuk
melakukan kegiatan reklamasi berupa kegiatan studi kelayakan di Teluk Benoa Bali.
Selain karena proses penerbitan izinnya secara diam-diam, dan manipulatif, penerbitan izin tersebut juga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan di atasnya, yaitu Perpres No 45 Thn 2011 tentang tata ruang kawasan perkotaan Sarbagita, di mana
kawasan teluk benoa termasuk kawasan konservasi; serta Perpres No 122 Thn 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil yang melarang reklamasi dilakukan di kawasan konservasi. Universitas Udayana (UNUD) telah memberikan
keterangan resmi melalui media massa bahwa hasil studi kelayakan atas rencana reklamasi Teluk Benoa oleh PT. TWBI
dinyatakan tidak layak. Ketidaklayakan itu berdasakan penelitian dan kajian dari 4 aspek yaitu: aspek teknis, aspek lingkungan,
aspek sosial budaya dan aspek ekonomi finansial.
Permasalahan Reklamasi Teluk Benoa Bali, Pro dan Kontra Tak Kunjung Usai
Artikel 3
Liputan6.com, Denpasar - Sabtu 23 Mei 2015, kala hari beranjak siang,
ribuan anak muda yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak
Reklamasi (ForBali) tengah berunjuk rasa. Meski keringat bercucuran,
Gendo tak henti-henti memaparkan tekad mereka menolak reklamasi
Teluk Benoa yang digagas PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI).
Meski tak ada tanggapan dari Gubernur Bali I Made Mangku Pastika,
mereka tetap berkerumun di depan kantor orang nomor satu di Pulau
Dewata itu. Keyakinan mereka cuma satu: menolak keras proyek
bernilai Rp 30 triliun itu di kawasan yang dianggap suci, Teluk Benoa.
Reklamasi pada dasarnya adalah proses pembuatan daratan baru di lahan yang tadinya tertutup air, seperti bantaran sungai
atau pesisir. Reklamasi Teluk Benoa, pada pokoknya mengubah peruntukan perairan Teluk Benoa, dari kawasan konservasi
menjadi zona budi daya. Teluk Benoa terletak di sisi tenggara Pulau Bali, tepatnya di Pulau Pudut. Reklamasi ini rencananya
seluas 700 hektare, dengan izin pengelolaan PT TWBI selama 30 tahun, dan pembangunan berbagai objek wisata di atasnya.
Pembahasan
Permasalahan
Tersebut
Alasan penolakan !!
Presentasi
Kewarganegaraan
Sekian dan
Terimakasih