p6 FCP
p6 FCP
Kelompok Diskusi 4
Anggota Diskusi
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari yang
berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus. Suhu tubuh
normal berkisar antara 36,5-37,2°C. Derajat suhu yang dapat dikatakan demam a
dalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral temperature ≥37,5°C atau axillary tem
perature ≥37,2°C
Demam
Etiologi
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain f
aktor lingkungan, penyakit autoimun, keganasan, dan pemakaian obat-obatan.
Demam
Patofisiologi
Demam terjadi oleh karena pengeluaran zat pirogen dalam tubuh. Zat pirogen ter
bagi menjadi eksogen dan endogen.
Sumber utama dari zat endogen adalah monosit, limfosit, dan neutrofil. Substansi
tersebut akan menyebabkan terbentuknya sitokin dari sel-sel fagosit mononuklear
. Sitokin tersebut akan masuk ke dalam sirkulasi. Contoh dari sitokin tersebut adal
ah IL-1, IL-6, TNF-A. Mereka adalah sitokin yang berperan dalam proses terjadiny
a demam. Sitokin juga diproduksi di SSP dan bekerja di hipotalamusi anterior.
Sitokin akan memicu pelepasan asam arakidonat dari membran fosfolipid. Asam
arakidonat akan diubah menjadi PG karena COX dan menyebabkan demam pad
a tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus.
Demam
Pola
Demam kontinyu
Demam remiten
Demam intermiten
Demam septik atau hektik
Demam rekuren
Demam bifasik
Demam periodik
Demam Tifoid
Definisi
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi. Selain itu menurut Kemenkes RI no. 364 tahun 2006 tenta
ng pengendalian demam tifoid, demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan ol
eh kumam berbentuk basil yaitu Salmonella typhi yang ditularkan melalui makana
n atau minuman yang tercemar feses manusia
Demam Tifoid
Etiologi
Insidens demam tifoid tinggi (>100 kasus per 100.000 populasi per tahun) dicatat
di Asia Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan kemungkinan Afrika Selatan; yan
g tergolong sedang (10-100 kasus per 100.000 populasi per tahun) di Asia lainny
a, Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali Australia dan Selandia Baru); serta
yang termasuk rendah (<10 kasus per 100.000 populasi per tahun) di bagian duni
a lainnya.
Demam Tifoid
Patogenesis
Salmonella yang terbawa melalui makanan ataupun benda lainnya akan memasu
ki saluran cerna.. Di lambung, bakteri ini akan dimusnahkan oleh asam lambung,
namun yang lolos akan masuk ke usus halus. Bakteri ini akan melakukan penetra
si pada mukosa baik usus halus maupun usus besar dan tinggal secara intraselul
er dimana mereka akan berproliferasi
Salmonella typhi mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit mononuklear di dala
m folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati dan limfe. Salmonella typhi akan k
eluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi siste
mik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tem
pat predileksinya adalah hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu, dan Peye
r’s patch dari ileum terminal
Demam Tifoid
Manifestasi Klinis
Gambaran darah tepi pada permulaan penyakit dapat berbeda dengan pemeriksa
an pada keadaan penyakit yang lanjut.
Kultur darah merupakan gold standard metode diagnostik dan hasilnya positif pad
a 60-80% dari pasien, bila darah yang tersedia cukup (darah yang diperlukan 15
mL untuk pasien dewasa).
Pemeriksaan Tubex dapat mendeteksi antibodi IgM. Hasil pemeriksaan yang posi
tif menunjukkan adanya infeksi terhadap Salmonella. Antigen yang dipakai pada p
emeriksaan ini adalah O9 dan hanya dijumpai pada Salmonella serogroup D.
Pemeriksaan lain adalah dengan Typhidot yang dapat mendeteksi IgM dan IgG. T
erdeteksinya IgM menunjukkan fase akut demam tifoid, sedangkan terdeteksinya
IgG dan IgM menunjukkan demam tifoid akut pada fase pertengahan. Antibodi Ig
G dapat menetap selama 2 tahun setelah infeksi, oleh karena itu, tidak dapat untu
k membedakan antara kasus akut dan kasus dalam masa penyembuhan.
Demam Tifoid
Tatalaksana
Sekitar 10-15% dari pasien akan mengalami komplikasi, terutama pada yang sud
ah sakit selama lebih dari 2 minggu. Komplikasi yang sering dijumpai adalah reak
tif hepatitis, perdarahan gastrointestinal, perforasi usus, ensefalopati tifosa, serta
gangguan pada sistem tubuh lainnya mengingat penyebaran kuman adalah secar
a hematogen. Bila tidak terdapat komplikasi, gejala klinis akan mengalami perbaik
an dalam waktu 2-4 minggu.
Demam Tifoid
Edukasi
Demam berdarah dengue (Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit inf
eksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfa denopati, trombosi
topenia dan diabetes hemoragik.
Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan
oleh nyamuk Anopheles.
Gejala klinis malaria antara lain demam hilang timbul, pada saat demam hilang di
sertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri ot
ot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
Pada pemeriksaan darah perifer lengkap dapat ditemukan leucopenia, dapat pula
leukosit normal atau leukositosis.
Tes Widal
Tes ini untuk mendeteksi antibodi terhadap Salmonella typhi. Pada tes widal terja
di reaksi aglutinasi antara antigen dengan antibody yang disebut agglutinin.
Kultur Darah
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negati
ve tidak menyingkirkan kemungkinan demam tifoid, karena beberapa hal seperti p
engaruh konsumsi antibiotik, volume darah yang kurang, riwayat vaksinasi dan w
aktu pengambilan darah setelah minggu pertama pada saat aglutinin semakin me
ningkat
– Kesimpulan
Laki-laki 24 tahun mengalami demam tifoid