Anda di halaman 1dari 13

Analisis Intensitas Hujan

Tugas 05 Asistensi Hidrologi dan Hidrogeologi


Dasar Teori
• Analisis intensitas hujan digunakan untuk
menentukan tinggi atau kedalaman air hujan
per satu satuan waktu. Sifat umum hujan adalah
makin singkat hujan berlangsung, maka makin
besar pula intensitasnya dan semakin besar
periode ulangnya, maka makin tinggi pula
intensitas hujan yang terjadi (Suripin. Sistem
Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. 2004).
Dasar Teori
• Analisis tahap ini dimulai dari data curah
hujan harian maksimum yang kemudian
diubah ke dalam bentuk intensitas hujan.
Pengolahan data dilakukan dengan metoda
statistik yang umum digunakan dalam aplikasi
hidrologi. Data yang digunakan sebaiknya
adalah data hujan jangka pendek, misalnya 5
menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit, dan jam-
jaman.
Dasar Teori
• Bila tidak diketahui data untuk durasi hujan maka
diperlukan pendekatan empiris dengan
berpedoman pada durasi enam puluh menit dan
pada curah hujan harian maksimum yang terjadi
setiap tahun. Cara lain yang lazim digunakan
adalah mengambil pola intensitas hujan dari kota
lain yang mempunyai kondisi yang hampir sama
(Wurjanto, A. dan Diding S. Hidrologi dan
Hidrolika).
Metode-metode yang Digunakan

• Metoda-metoda yang dapat digunakan untuk


menganalisis intensitas hujan adalah sebagai
berikut:
1. Metoda Van Breen
2. Metoda Bell dan Tanimoto
3. Metode Hasper dan Der Weduwen
1. Metode Van Breen
• Dalam pengembangan kurva pola hujan Van Breen, besarnya
intensitas hujan di kota lain di Indonesia dapat didekati dengan
persamaan (Moduto. Drainase Perkotaan. 1998):
2. Metode Bell Tanimoto
• Data hujan dalam selang waktu yang panjang
(paling sedikit 20 tahun) diperlukan dalam
analisis data frekuensi hujan. Bila data ini tidak
tersedia dan besarnya curah hujan selama enam
puluh menit dengan periode ulang 10 tahun
diketahui sebagai dasar, maka suatu rumus
empiris yang disusun oleh Bell dapat digunakan
untuk menentukan curah hujan dengan durasi 5 –
120 menit dan periode ulang 2 – 100 tahun.
2. Metode Bell Tanimoto
• Rumus Bell dapat dinyatakan dalam persamaan (Subarkah.
Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. 1980):
2. Metode Bell Tanimoto
• Untuk menentukan nilai R1 dan R2, digunakan tabel
Pedoman Pola Hujan Menurut Bell Tanimoto.
Intensitas hujan yang digunakan adalah 170
mm/jam untuk semua PUH.
• Kemudian, untuk menghitung intensitas hujan menurut
Bell Tanimoto, digunakan persamaan berikut:
3. Metode Hasper dan Der Weduwen
• Rumus ini berasal dari kecendurungan curah hujan harian yang
dikelompokkan atas dasar anggapan bahwa hujan memiliki
distribusi yang simetris dengan durasi hujan lebih kecil dari 1 jam
dan durasi hujan dari 1 sampai 24 jam.
3. Metode Hasper dan Der Weduwen
• Untuk perhitungan nilai R, perhatikan nilai durasi
(jam) atau t (jam). Rumus yang digunakan yaitu:
SEMANGAT!

Anda mungkin juga menyukai