Anda di halaman 1dari 22

TREMATODA DAR

AH
Adrial
TREMATODA DARAH SCHISTO
SOMA

 Schistosoma japonicum
 Schistosoma mansoni
 Schistosoma haematobium
 Schistosoma intercalatum
 Schistosoma mekongi
 Schistosoma binatang
Hidup in copula di dalam pembuluh darah vena-vna usus, vesikalis dan pr
ostatika. Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah, bermigrasi di
jaringan dan akhirnya masuk ke lumen usus atau kandung kencing
Patologi dan Gejala Klinis
 Berhabitat di vena mesentrika superior & telur di
dinding Usus halus & alat-alat dalam seperti : ha
ti, paru & otak

 Perubahan yang terjadi disebabkan oleh 3 stadi


um cacing yaitu serkaria, cacing dewasa dan t
elur.
 Perubahan-perubahan pada skistosomiasis diba
gi dalam 3 stadium:
1. Masa tunas biologik
– Gejala kulit dan alergi : eritema, papula dis
ertai rasa gatal dan panas hilang dalam 2-
3 hari.
 Gejalaparu : batuk, kadang-kadang pengel
uaran dahak yang produktif

 Gejala toksemia : timbul minggu ke-2 sampai


ke-8 setelah infeksi. Berat ringan gejala terga
ntung jumlah serkaria yang masuk
Gejala berupa : lemah, malaise, tidak nafs
u makan, mual dan muntah. Diare disebab
kan hipersensitif terhadap cacing

Hati dan limpa membesar dan nyeri raba.


2. Stadium Akut
 Mulai sejak cacing bertelur
 Efek patologis tergantung jumlah telur
yang dikeluarkan dan jumlah cacing .
 Keluhan : demam, malaise, berat bad
an menurun
 Pada infeksi berat Sindroma disentri

 Hepatomegali timbul lebih dini disusul


splenomegali; terjadi 6-8 bulan setela
h infeksi.
3. Stadium menahun :
 Penyembuhan dengan pembentuka
n jaringan ikat dan fibrosis
 Hepar kembali mengecil karena fibro
sis. Hal ini disebut sirosis
 sirosis  sirosis periportal
 Gejala : splenomegali, edema tunbg
ai bawah dan alat kelamin, asites da
n ikterus.
 Stadium lanjut sekali dapat terjadi he
matemesis.
Diagnosis :
 Menemukan telur dalam tinja, urin atau jaringan biop
si
 Reaksi serologi
Epidemiologi
 Penyakit skistosomiasis merupakan masal
ah kesehatan masyarakat di berbagai ne
gara. Di Indonesia hanya skistomiasis japo
nikum ditemukan endemik di Sulawesi Ten
gah.
 Berhubungan erat dengan air dari irigasi
dengan adanya fokus keong sebagai hos
pes perantara
 Infeksi berlangsung pada orang yang bek
erja di sawah.
 Kelompok usia yang terkena 5 – 50 tahun.
Schistosoma japonicum
Patologi dan Gejala Klinis
 Satdium I:
Gatal-gatal (urtikaria)
Gejala intoksikasi : demam hepatomegal
i dan eosinofilia tinggi

 Stadium II :
Sindroma disentri
 Stadium III :
Sirosis hepatis dan splenomegali serta em
asiasis
Diagnosis
 Menemukan telur dalam tinja atau jaring
an biopsi
 Reaksi serologi :
COPT (circumoral precipitin test)
IHT (Indirect haemagglutinination test)
CFT (complement fixation test)
FAT (Fluorescense antibody test)
ELISA(Enzyme linked immunosorbent ass
ay)
Epidemiologi
 DIINDONESIA PENYAKIT INI DITEMUKAN
DI DANAU LINDU DAN LEMBAH NAPU
(SULAWESI TENGAH)

 DI
DANAU LINDU DITEMUKAN PADA TAHUN
1937 DAN DI LEMBAH NAPU PADA TAHUN
1972

 SUMBERINFEKSI, SELAIN MANUSIA JUGA


DITEMUKAN SEBAGAI HOSPES
RESERVOAR; YANG TERPENTING ADALAH
BERBAGAI SPESIES TIKUS SAWAH
 Hospes perantaranya, yaitu keong air Oncomel
ania hupensis Lindoensis baru ditemukan pada t
ahun 1971 (Carney dkk, 1973).

Habitat keong di daerah danau Lindu ada 2 ma


cam, yaitu:

1. Fokus di daerah yang digarap seperti


ladang, sawah yang tidak dipakai lagi,
atau di pinggir parit di antara sawah.

2. Fokus di daerah hutan di perbatasan bukit


dan dataran rendah.
Schistosoma mansoni

 Hospes: Manusia dan kera babon di Afrik


a sbg hospes reservoir.
 Penyakit : skistomiasis usus

 Patologi dan gejala Klinis :


Seperti pada S. japonicum, tetapi lebih
ringan.
Splenomegali dapat jadi berat sekali.
Schistosoma haematobium

 Penyakit : skistosmiasis vesika urinaria


 Tidak ditemukan di Indonesia.

 Patologi dan Gejala Klinis:


 Hematuria dan disuria bila terjadi sistitis
 Sindroma disentri bila terjadi kelainan di rektu
m.
Diagnosis : Menemukan telur di dalam urin.
Telur S. haematobium pada jaringan kandung ke
ncing, terlihat telur terkalsifikasi
Lokasi S. haematobium dlm Plexus V. vesicalis
Schistosoma intercalatum
 Kadang-kadang menginfeksi manusia di
Afrika (Kamerun, Gabon, Guyinea equat
or, Republik Afrika Tengah, Chad dan Zair
e).
 Serupa dengan S. haematobium, telur be
rduri terminal.
 Cacing dewasanya ditemukan dalam pl
ekxus vena-vena usus manusia
 Hospes perantara : Bulinus africanus dan
B. globosus
Schistosoma mekongi

 Serupa dengan S. japonicum


 Ditemukan di daerah sekitar Sungai Meko
ng
Schistosoma binatang
 Hospes : mammalia dan burung (termasu
k itik)
 Penyakit : Swimmer’s itch, clam digger’s it
ch.
 Penyebaran geografis : kosmopolit.
 Hospes
perantara : 25 spesies keong air ta
war dan 4 spesies keong air laut.
Patologi dan gejala klinis
 Serkaria “ asing di tempat asing”(“strange
r in a strange land”) masuk menembus kul
it lalu dihancurkan dalam lapisan epitel k
ulit, kadang-kadang lolos ke paru-paru.
 Menimbulkan reaksi radang akut dengan
edema, infiltrasi neutrofil dan limfosit, kem
udian eosinophil.
 Gejala : urtikaria, gatal hebat , edema , t
erjadi pembentukan papula dan pustula
dan mencapai maksimum dalam 2-3 hari.
 Diagnosis :
Riwayat kontak dengan air
Kemerahan pada kulit
Reaksi serologi mungkin positip

Anda mungkin juga menyukai