Inspeksi JarDist (Materi Tayang) Edit
Inspeksi JarDist (Materi Tayang) Edit
STRUKTUR
OPERASIONAL
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
SISTEM
HASIL OPERASI
PEMELIHARAAN INSPEKSI
2
INSPEKSI JAR -
DIST
INSPEKSI JARINGAN MERUPAKAN
PEKERJAAN YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI INFORMASI UNTUK
MENDUKUNG DILAKSANAKANNYA
PEMELIHARAAN
3
PEMELIHARAAN JAR – DIST
SE : 040.E/152/DIR/1999
MERUPAKAN SUATU KEGIATAN YANG MELIPUTI
PEKERJAAN PEMERIKSAAN, PENCEGAHAN,
PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN PERALATAN PADA
SISTEM DISTRIBUSI YANG DILAKUKAN SECARA
TERJADWAL (SCHEDULE) ATAUPUN TANPA JADWAL.
PEMELIHARAAN DILAKUKAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU (TEGANGAN) DAN
KEANDALAN (SAIDI & SAIFI)
PADA SISTEM DISTRIBUSI PEMELIHARAAN
UNTUK MEMPERKECIL KERUSAKAN PERALATAN
YANG SIFATNYA MENDADAK, MENURUNKAN
BIAYA PEMELIHARAAN DAN MENDAPATKAN
SIMPATI SERTA KEPUASAN PELANGGAN DALAM
PELAYANAN TENAGA LISTRIK
4
CURVA UMUR
CURVA UMUR
PERALATAN
PERALATAN
DAN MATERIAL
DAN MATERIAL
100 %
B
C
A
50
O 5 T (thn)
A TANPA PEMELIHARAAN
B DENGAN PEMELIHARAAN
C BIAYA PEMELIHARAAN
5
PENGERTIAN INSPEKSI JAR-
DIST
INSPEKSI MERUPAKAN
SUATU PEKERJAAN
YANG DIMAKSUDKAN
UNTUK MENDAPATKAN
SUATU DATA YANG
AKURAT DARI SUATU
SISTEM DIST /
PERALATAN JAR-DIST
DAN DIGUNAKAN
UNTUK MENYUSUN
ANGGARAN DAN
PERENCANAAN HAR –
DIST.
6
MACAM – MACAM INSPEKSI
INSPEKSI
RUTIN
INSPEKSI
INSPEKSI
INSPEKSI INSPEKSI
DARURAT KOREKTIF
7
INSPEKSI
RUTIN
INSPEKSI RUTIN MERUPAKAN SUATU USAHA
(PEMERIKSAAN) ATAU KEGIATAN YG
DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN
KONDISI SISTEM AGAR DALAM KEADAAN BAIK
DAN DAYA GUNA YG OPTIMAL
INSPEKSI RUTIN
INSPEKSI RUTIN SISTEMATIS
8
INSPEKSI
RUTIN
MERUPAKAN
PEKERJAAN
PEMERIKSAAN YANG
DILAKSANAKAN
DENGAN CARA
PEMERIKSAAN SECARA
VISUAL YANG DIIKUTI
DENGAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN YANG
SESUAI DENGAN
SARAN-SARAN
(REKOMONDASI) DARI
HASIL INSPEKSI.
9
INSPEKSI RUTIN SISTEMATIS
SUATU PEKERJAAN
PEMERIKSAAN YANG
DIMAKSUDKAN UNTUK
MENEMUKAN KERUSA
KAN ATAU GEJALA
KERUSAKAN YG TIDAK
DITEMUKAN PADA
WAKTU PELAKSANAAN
INSPEKSI RUTIN YANG
KEMUDIAN DISUSUN
SARAN-SARAN UNTUK
PERBAIKAN
10
INSPEKSI
KOREKTIF
INSPEKSI KOREKTIF
MERUPAKAN SUATU
PEKERJAAN PEMERIKSAAN
YANG DIMAKSUDKAN UNTUK
MEMERIKSA KERUSAKAN
ATAU UNTUK MENGADAKAN
PERUBAHAN /
PENYEMPURNAAN .
PEMERIKSAAN KERUSAKAN
MAKSUDNYA SUATU USAHA
UNTUK MEMERIKSA KONDISI
SISTEM ATAU PERALATAN
YANG MENGALAMI
GANGGUAN / KERUSAKAN
11
INSPEKSI
DARURAT
INSPEKSI DARURAT
ADALAH SUATU
PEKERJAAN
PEMERIKSAAN YANG
DIMAKSUD UNTUK
PERBAIKAN KERUSAKAN
YG DISEBABKAN OLEH
BENCANA ALAM .
MISAL :
GEMPA BUMI
BANJIR
ANGIN RIBUT
12
TUJUAN INSPEKSI JAR-DIST
MENDAPATKAN DATA MENGETAHUI
SISTEM / PERALATAN UMUR DAN
DIST SECARA BENAR. KEMAMPUAN
MENGETAHUI BAHWA TEKNIK SISTEM /
KEANDALAN DAN PERALATAN
MUTU TENAGA LISTRIK DISTRIBUSI.
YANG BAIK
MENGETAHUI
SISTEM /
PERALATAN DIST
YG AMAN, BAIK
BAGI PERSONIL
MAUPUN BAGI
MASYARAKAT
UMUM
13
JADWAL INSPEKSI
INSPEKSI TRIWULANAN.
SUATU KEGIATAN DILAPANGAN YANG DILAKSANAKAN
DALAM WAKTU TIGA BULAN SEKALI DGN MAKSUD
UNTUK MENGADAKAN PEMERIKSAAN KONDISI SISTEM.
INSPEKSI SEMESTERAN.
SUATU KEGIATAN YGN DILAKUKAN DILAPANGAN
DENGAN MAKSUD UNTUK MENGETAHUI SEDINI
MUNGKIN KEADAAN BEBAN JARINGAN DAN TEGANGAN
PADA UJUNG JARINGAN SUATU PENYULANG (TR).
INSPEKSI TAHUNAN.
SUATU KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK
MENGADAKAN PEMERIKSAAN PERLATAN SISTEM
JARINGAN.
14
Inspeksi Triwulanan
Inspeksi triwulanan atau tiga bulanan adalah suatu
kegiatan dilapangan yang dilaksanakan dalam waktu
tiga bulan sekali dengan maksud untuk mengadakan
pemeriksaan kondisi sistem.
15
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam inspeksi
ini adalah :
Mengadakan inspeksi terhadap SUTM dimana
SUTM mempunyai jarak aman tertentu sesuai
dengan peraturan yang diijinkan.
Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi
yang telah dilaksanakan dan segera mengadakan
tindakan lebih lanjut.
16
Inspeksi Semesteran
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan maksud
untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban
jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu
penyulang TR (Tegangan Rendah).
17
INSPEKSI
TAHUNAN
Inspeksi tahunan merupakan suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mengadakan pemeriksaan peralatan
sistem distribusi.
Kegiatan inspeksi tahunan ini biasanya dilaksanakan
menurut tingkat prioritas tertentu.
18
Pada prakteknya inspeksi tahunan dapat
dilaksanakan dalam 2 (dua) keadaan yaitu :
• Inspeksi tahunan keadaan bertegangan.
• Inspeksi tahunan keadaan bebas tegangan.
20
METODE INSPEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
Metode inspeksi jaringan distribusi, merupakan
pemeriksaan yang dilakukan dgn cara pengamatan
langsung/visual yaitu menjamin petugas kelapangan
untuk melakukan pemeriksaan.
Hal dilakukan dengan metode :
21
Inspeksi Secara Visual :
22
d. Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang
diperiksa sesuai standar :
•Ukuran dan jenis tiang yang terpasang diperiksa.
•Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .
•Asesoris diperiksa secara visual sesuai standart.
( Dead End , Small Angle ,Large Angle )
e. Penghantar dan pengikatanya yang terpasang
diperiksa sesuai standar :
• Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa .
• Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa .
• Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa . 23
f. Andongan penghantar diperiksa secara visual
sesuai standart.
g. Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan
diperiksa secara visual.
h. Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai
standart (5 ohm, lihat gambar).
•Sambungannya.
•Tahanan pembumian.
24
i. Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.
•Kemiringan isolator.
•Keretakan isolator.
j. Kondisi tupang tarik dan tupang tebar
diperiksa sesuai standart.
25
Pengujian Jaringan :
a) Tahanan Isolasi diuji sesuai standar :
• Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa dan P-n
• Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm/volt
b) Urutan Fasa .
• Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel.
• Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan
fasanya : R , N,S,T.
c. Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu tertentu :
• Jaringan diberi tegangan kerja 380 V dengan waktu
tertentu
• Bila hasil baik, jaringan dinyatakan siap dioperasikan .
26
STANDARD KONSTRUKSI JAR-DIST
(JTR)
Standard Konstruksi dan Ketentuan peraturan yang
berlaku menjadi acuan didalam pembangunan dan
pengembangan serta pengoperasian Sistem
Distribusi. Hasil inspeksi jaringan distribusi
dievaluasi untuk diambil langkah-langkah
perbaikan sistem distribusi yang mengacu kepada
Standard/ ketentuan peraturan yang berlaku
sehingga diperoleh Sistem yang andal dan
berkualitas dengan tetap mempertimbangkan
efisiensi. 27
Standard Konstruksi dan ketentuan/ peraturan yang
berlaku pada Sistem Distribusi antara lain sbb
28
STANDART KONTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI
– Jarak Gawang.
29
– Spesifikasi Komponen.
a. Tiang SUTR
30
b. Kabel pilin udara.
Kabel pilin udara penghantar fasa AAC dengan
isolasi terbuat dari crosslink polyethylene
(XLPE) serta netral sebagai penggantung terdiri dari
kawat aluminium senyawa ( AAAC) yang dipilin
bulat padat ( SPLN 42 -10 : 1986 beserta
revisinya.).
2 x 25 + 1 x 25 mm2 , 2 x 50 + 1 x 35 mm2
3 x 25 + 1 x 25 mm2 , 3 x 50 + 1 x 35 mm2
2 x 35 + 1 x 25 mm2 , 2 x 70 + 1 x 50 mm2
3 x 35 + 1 x 25 mm2 , 3 x 70 + 1 x 50 mm2 31
c. Isolator SUTR
Standard Isolator SUTR dan Pemakaiannya
RM I 50,70. 0,91
RM II 16,25,35. 0,45
RM III 6,10 0,26
N 95 95 s/d 150. 0,5
N 80 16 s/d 70. 0,3
N 60 6 s/d 10. 0,13
32
d. Peralatan Bantu
Peralatan penggantung kabel pilin udara,
terdiri dari :
• Penggantung pada tiang sangga/tumpu,
berfungsi hanya sebagai penggantung dari
kabel pilin.
• Penggantung untuk belokan /sudut kecil dan
sudut siku siku / besar.
• Peralatan untuk penarik pada tiang awal /
akhir atau tiang tarik.
• Topang tarik (Guy wire) dipakai pada tiang
awal / akhir dan tiang pada belokan yang
besar, dibuat dari baja dengan mutu setara
baja st 37 dengan arah pilinan kanan.
33
e. Standar Ruang bebas ( Clearence ) saluran udara
tegangan rendah minimum dalam satuan (m) .
34
f. Konstruksi Penyambungan Penghantar :
35
6.4 Taping Clamp : Berfungsi untuk penyadapan
dari saluran ke peralatan listrik lainya
36
g. Pentanahan :
14
1.0
13 00
Klem tiang
25 Disolder/murbaut
10 mm
2
0 Hantaran pentanahan
xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxx
Flektroda
2 Pipa tanah
030101
1.5
00
2,7
5m
1
2
Batang Tembaga
10 Klem Jepit Tembaga
37
2.1.a. Standar Teknik Konstruksi JTR Listrik Pedesaan :
Sistem yang digunakan 1 fasa 3 kawat dgn tegangan 2 x 230 V
Jarak gawang maximum 40 m, untuk JTR semi under
built, dan maximum 50 m untuk JTR murni / under built.
– Tiang digunakan Tiang beton, Tiang besi, dengan
panjang 7 m dengan beban kerja 100 daN .
– Penghantar digunakan kabel pilin udara (twisted kabel),
dimana peng hantar fasa dari AAC, penghantar Netral dari
bahan AAAC .
38
Ukuran kabel pilin yang dipakai :
» 2 x 25 + 1 x 25 mm2
» 2 x 35 + 1 x 25 mm2
» 3 x 35 + 1 x 25 mm2
» 2 x 50 + 1 x 35 mm2
» 3 x 50 + 1 x 35 mm2
39
Jaringan Distribusi Kabel (SKTR/SKUTR)
Yang dilakukan dalam inspeksi jaringan distribusi
kabel SKTR/SKUTR adalah mulai dari Kabel out
going jurusan kabel TR ( pada pangkal jurusan
gardu) s/d jaringan ujung SKTR.
40
Pengujian Kabel :
Tahanan isolasi saluran kabel diuji sesuai standar
•Pengujian isolasi antara kawat fasa - fasa
•Pengujian Isolasi kawat fasa- netral
•Dengan nilai Tahanan isolasi : min 1000 ohm / volt
Urutan Fasa
•Cek urutan fasa JTR dgn melihat tanda pada kabel
( Garis / Huruf )
•Pada kawat SUTR dilihat pada tepi jalan urutan
fasanya : R, N,S,T.
Jaringan diuji dengan tegangan dan waktu
tertentu
•Jaringan diberi tegangan kerja 380 V
dengan waktu tertentu 41
Jaringan diuji dengan tegangan dan
waktu tertentu:
•Jaringan diberi tegangan kerja 380 V
dengan waktu tertentu
•Bila hasil baik maka jaringan
dinyatakan siap untuk dipakai .
42
FORM / BLANGKO JTR
43
44
Jaring Distribusi Hantaran Udara SUTM
45
Inspeksi Secara Visual :
a.Lokasi penancapan tiang diperiksa secara visual
sesuai gambar kerja.
b.Kondisi Tiang diperiksa secara visual sesuai
standart.
c.Penancapan tiang terhadap kemiringan dan kekuatan
penanaman. (max kemiringan 5 derajat ).
d.Konstruksi Tiang dan asesoris yang terpasang
diperiksa sesuai standar :
• Ukuran dan jenis tiang yang tertancap
diperiksa.
• Konstruksi tiang yang terpasang diperiksa .
• Asesoris diperiksa secara visual sesuai
standart ( lihat gambar )
• ( Dead End , Small Angle ,Large Angle ) 46
e. Penghantar dan pengikatanya yang terpasang
diperiksa sesuai standar :
• Ukuran penghantar yang terpasang diperiksa.
• Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa.
• Sambungan-sambungannya / jumper-jumper
diperiksa .
47
f. Andongan penghantar diperiksa secara visual
sesuai standart.
g. Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan
diperiksa secara visual.
h. Penghantar pembumian tiang diperiksa sesuai
standart (5 ohm, lihat gambar).
• Sambungannya.
• Tahanan pembumian.
48
i. Kondisi isolator TR diperiksa sesuai standart.
• Kemiringan isolator.
• Keretakan isolator.
j. Kondisi tupang tarik dan tupang tebar
diperiksa sesuai standart.
49
Pengujian jaringan :
a) Tahanan isolasi ( Megger 5000 V ) , hasil tahanan
isolasi minimum sebesar 1000 Ohm / Volt.
b) Urutan fasa di uji sesuai standar.
c) Penghantar di uji dengan Tegangan dan waktu
tertentu.
50
FORM / BLANGKO JTM
51
52
Jaringan Distribusi Kabel Tanah SKTM.
Yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi
kabel tanah SKTM adalah mulai dari kabel out
going beeder / penggulung kabel tanah TM. 20 kV
(pada pangkal penggulung) s/d jaringan ujung
SKTM 20 kV (Fomr nya sama dgn diatas).
53
Yang diperiksa secara visual meliputi :
a. Lokasi penanaman kabel sesuai gambar kerja.
b. Tanda tanda jalur kabl dan sambungan kabel
(jointing & terminating).
c. Penutupan galian jalur kabel TR .
d. Pekerjaan penanaman dan Penimbunan kabel
tanah .
e. Kondisi kabel tanah .
f. Pekerjaan saluran kabel
Jembatan.
Kanal.
Dutching.
54
g. Pekerjaan penyangga kabel.
h. Pengujian Kabel :
Tahanan isolasi.
Tahanan Pentanahan.
Urutan Fasa kabel.
Pengujian Daya Kabel.
55
Gardu Distribusi .
Yang dilakukan dalam inspeksi Gardu Distribusi adalah
mulai dari incoming gardu s/d out going gardu
distribusi TR.
56
FORM / BLANGKO GD
57
58
FORM / BLANGKO PLG 3 PHASA
59
60
SAMBUNGAN PELAYANAN TEGANGAN RENDAH
Inspeksi sambungan pelayanan tegangan rendah
( SP – TR )
Ialah bagian dari jaringan tegangan rendah (JTR) yang
menghubungkan saluran tegangan rendah (STR)
sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur. (APP)
yang diperiksa atau di inspeksi.
61
Bagian bagian sambungan pelayanan yg di inspeksi.
62
Rugi Tegangan Pada Sambungan Pelayanan.
63
Konstruksi Penyadapan.
a. Jenis Hantaran
Hantaran berisolasi dipilin (kabel twisted).
66
C. Ketentuan Teknis Penyadapan .
1. Jarak bebas.
2. Lendutan.
3. Jumlah Konsumen Untuk Sambungan Rumah.
4. Bentangan.
5. Kemampuan Tegangan Tarik Tiang Atap.
6. Titik Tumpu / Tiang Atap.
67
D. Pemeriksaan Alat Pengukur dan Pembatas.
1. APP tipe khusus I di gardu distribusi.
2. APP tipe khusus I di gardu tiang.
3. APP di pelanggan satu fasa dan tiga fasa.
4. APP di Pelanggan pengukuran tidak langsung.
5. SLTR dengan APP tipe khusus I di gardu distribusi
6. SLTR dengan APP tipe khusus I di gardu tiang .
7. dll.
68
FORM / BLANGKO SR DAN APP
69
70
KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI
CO
LA
LV PANEL
S
N
GROUNDING 71
INSPEKSI LV PANEL DENGAN
INFRA RED
72
73
MENGENAL
GANGGUAN PETIR
SAMBARAN
TIDAK
LANGSUNG
(INDUKSI
ELEKTROSTATIK)
PERMUKAAN TANAH
KAWAT PENTANAHAN
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA GARDU TIANG YANG KURANG EFEKTIF
KONDUKTOR R S T
SUTM HANTARAN PHASA
MENIMBULKAN
IMPEDANSI TINGGI
TERHADAP SURJA PETIR
TRAFO
PENTANAHAN
PENTANAHAN TITIK NETRAL &
ARRESTER RANGKA GARDU
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA GARDU TIANG YANG KURANG
EFEKTIF
R S T
HANTARAN PHASA
MENIMBULKAN
IMPEDANSI TINGGI
TERHADAP SURJA PETIR
ARRESTER
CUT OUT
TRAFO
PENTANAHAN
PENTANAHAN TITIK NETRAL &
ARRESTER RANGKA GARDU
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA GARDU TIANG YANG BENAR /
R
EFEKTIF
S T
HANTARAN PHASA
MEMPERKECIL IMPEDANSI
TERHADAP SURJA PETIR
TRAFO
PENTANAHAN
PENTANAHAN TITIK NETRAL &
ARRESTER RANGKA GARDU
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA PERALIHAN SUTM DENGAN SKTM
PEMASANGAN PEMASANGAN
ARRESTER YANG ARRESTER YANG
LEBIH EFEKTIF KURANG EFEKTIF
KARENA DAPAT
MENGHAMBAT
GELOMBANG PETIR
PENTANAHAN PENTANAHAN
ARRESTER ARRESTER
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA PERALIHAN SUTM DENGAN SKTM
KIRI KANAN
PEMASANGAN
ARRESTER YANG
KURANG EFEKTIF
TERMINAL KABEL
CATATAN :
APABILA ADA GELOMBANG PETIR DARI ARAH
PENTANAHAN KANAN MAKA KABEL AKAN LEBIH DAHULU
ARRESTER TERKENA PENGARUH GELOMBANG PETIR,
SEBALIKNYA KABEL AKAN AMAN BILA
GELOMBANG PETIR DATANG DARI ARAH KIRI
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA PERALIHAN SUTM DENGAN SKTM
KIRI KANAN
PEMASANGAN
ARRESTER YANG
LEBIH EFEKTIF
TERMINAL KABEL
CATATAN :
APABILA ADA GELOMBANG PETIR BAIK DARI ARAH
PENTANAHAN KANAN MAUPUN DARI ARAH KIRI MAKA KABEL AKAN
ARRESTER TETAP AMAN
KONSTRUKSI PEMASANGAN ARRESTER
PADA PERALIHAN SUTM DENGAN SKTM
KIRI KANAN
PEMASANGAN PEMASANGAN
ARRESTER YANG ARRESTER TAMBAHAN
LEBIH EFEKTIF
TERMINAL KABEL
CATATAN :
APABILA ADA GELOMBANG PETIR BAIK DARI ARAH
PENTANAHAN KANAN MAUPUN DARI ARAH KIRI MAKA KABEL AKAN
ARRESTER SANGAT AMAN TETAPI KURANG EFISIEN (BOROS),
KARENA PEMASANGAN ARRESTER BERLEBIHAN.
SISTIM PENTANAHAN
PADA ARRESTER DAN TITIK NETRAL TRAFO DI GARDU DISTRIBUSI
DENGAN SISTIM PEMASANGAN TERPISAH
SUTM
R
ARRESTER S
JARINGAN
TRAFO TEGANGAN
RENDAH
GELOMBANG PETIR T
SETIAP 200 M
HANTARAN NETRAL
DIKETANAHKAN
DENGAN R TOTAL <= 10 OHM
SUTM
R
ARRESTER S
JARINGAN
TRAFO TEGANGAN
RENDAH
GELOMBANG PETIR T
SETIAP 200 M
HANTARAN NETRAL
DIKETANAHKAN
DENGAN R TOTAL <= 10 OHM
SUDUT
PERLINDUNGAN
< 2 X300 / < 600
CATATAN :
DARI GAMBAR INI TAMPAKNYA BATANG PENGAMAN PHG MENJADI KURANG EFEKTIF
KARENA TERLALU PENDEK ( KURANG TINGGI )
KESIMPULAN
• Gangguan PHG bisa langsung dan tidak langsung
• Untuk mengefektifkan Alat Pengaman PHG, maka Alat
pengaman berupa Lightning Arrester harus dipasang pada
titik datangnya PHG (paling dekat dengan jaringan) tanpa
harus terjadi impedansi tinggi (adanya hambatan berupa
tekukan pada hantarannya), sedangkan untuk alat
pengaman berupa Batang Pengaman atau Hantaran
Pengaman (kawat tanah) harus mempunyai sudut
perlindungan sebesar < 600
• Efektifitas alat pengaman PHG sangat dipengaruhi oleh
spesifikasi teknis (Arrester), sistim pentanahan (digabung
atau dipisah) dan besarnya tahanan pentanahan termasuk
cara wiringnya / konstruksinya.
• Konstruksi pemasangan alat pengaman PHG yang kurang
efektif bisa dimungkinkan menjadi salah satu penyebab
terjadinya gangguan / kerusakan trafo pada saat musim
penghujan disertai PHG.
USULAN REKOMENDASI
• AGAR SEGERA DILAKUKAN PENGECEKAN PADA
SELURUH LIGHTNING ARRESTER YANG
TERPASANG UNTUK MENGETAHUI SPESIFIKASI,
KONDISI SERTA CARA PEMASANGANNYA.
• AGAR SEGERA DILAKUKAN PENGECEKAN
TERHADAP BATANG PENGAMAN PETIR MAUPUN
HANTARAN PENGAMAN PETIR YANG TERPASANG
UNTUK MENGETAHUI KONDISI SERTA TEKNIS
PEMASANGANNYA.
• AGAR SEGERA DILAKUKAN PENGECEKAN/
PENGUKURAN UNTUK MENGETAHUI KONDISI
SISTIM PENTANAHAN YANG TERPASANG ( WIRING
DAN TAHANAN PENTANAHANNYA )
• SESEGERA MUNGKIN DILAKUKAN PEMBENAHAN
BILA DARI HASIL PENGECEKAN / PENGUKURAN
DIJUMPAI SPESIFIKASI, KONTRUKSI, MAUPUN
SYARAT TEKNIS YANG BELUM TERPENUHI.
DAFTAR PUSTAKA