Anda di halaman 1dari 31

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Provinsi Jawa Timur

EVALUASI KINERJA PELAKU P3MD


PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2018
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

1. SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA


PEMBINAAN TENAGA PENDAMPING
PROFESIONAL;
2. SEBAGAI PEDOMAN PENGENDALIAN TENAGA

PENDAMPING PROFESIONAL.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

RENCANA DANA DESA DAN PENDAMPINGAN DESA 2018

No. P3MD TARGET

1. Dana Desa 2018 • Dana Desa 2018 = Rp. 6.349.267.886.000,-


Lokasi : • Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 9 Tahun 2017 tentang
7.724 Desa Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
602 Kec. • SKB Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri Desa
29 Kab, 1 Kota PDTT dan Menteri Pembangunan Nasional (Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan nasional) Bulan Desember 2017
tentang Penyelerasan dan Penguatan Kebijakan Percepatan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Desa Khususnya Tentang Padat Karya Tunai
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

RENCANA DANA DESA DAN PENDAMPINGAN DESA 2018

No. P3MD TARGET


2. Pendamping • Kontrak Pendamping
Profesional Desa • Jumlah Tenaga Pendamping Profesional :
2018
KUOTA TERISI KOSONG

1. Pendamping Ahli : 178 170 8

2. Pendamping Desa (PD) : 1.633 1.552 81

PD Pemberdayaan : 1.031 1.003 28

PD Teknik Infrastruktur : 602 549 53

3. Pendamping Lokal Desa : 2.151 1.949 202


(PLD)

JUMLAH : 3.962 3.671 291


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

II. TUPOKSI SATKER PROVINSI


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

 Mapping;
 Mobilisasi/Relokasi;
 Evkin;
 Cuti;
 Pemutusan Hubungan Kerja;
 Laporan.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

III. TUPOKSI SKPD/OPD KABUPATEN/KOTA


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


Kabupaten/Kota Yang Membidangi Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa

Pembinaan dan pengendalian tenaga pendamping


professional, Mengoordinasikan pendamping
profesional dengan stakeholder di wilayahnya.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Menilai kinerja pendamping profesional berdasarkan tugas


pokok dan fungsinya (Tupoksi);

Menjadi alat ukur peningkatan kinerja dan menjadi


bagian dari analisis kebutuhan pelatihan pendamping;

Menjadi alat menegakkan aturan pekerjaan;

Menjadi dasar objektif untuk pemberian peringatan,


prasyarat melanjutkan kontrak, dan atau PHK
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

DPMD DPMD
POSISI TL KPW CAMAT TAPM PDP TOTAL
PROVINSI KAB/KOTA

TAPM 30% 20% 50% - - - 100%

PDP/PDTI - 30% - 20% 50% - 100%

PLD - - - 50% - 50% 100%


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

ASPEK PENILAIAN

• Pendampingan • Supervisi

kinerja kinerja

kinerja kinerja
• Koordinasi • Administrasi
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

1. ASPEK KINERJA PENDAMPINGAN


Konsistensi dan ketegasan pendamping profesional menerapkan
etika profesi

Kemampuan pendamping profesional dalam memfasilitasi


pelaksanaan Undang-undang Nomor 6/2014 tentang Desa dan
peraturan pelaksanaannya

Kemampuan pendamping profesional untuk memfasilitasi


penggunaan data dalam pengambilan keputusan

Kemampuan pendamping profesional untuk menganalisis situasi


untuk mengambil tindakan yang tepat dan memberikan solusi
terhadap masalah yang terjadi
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

2. ASPEK KINERJA SUPERVISI


Kemampuan pendamping profesional dalam melakukan pelatihan dan
peningkatan kapasitas masyarakat

Kemampuan pendamping profesional dalam memberikan bimbingan


kerja dan umpan balik

Kemampuan pendamping profesional dalam memantau pelaksanaan


kegiatan

Jumlah kunjungan lapangan dalam rangka supervisi pendampingan


sesuai wilayah tugasnya
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

3. ASPEK KINERJA KOORDINASI


Kemampuan dalam kerjasama dengan SKPD Kabupaten/Kota, Camat, Kepala
Desa, pendamping profesional lainnya serta pemangku kepentingan terkait;

Kemampuan dalam memanfaatkan peluang kerjasama dan koordinasi secara


optimal;

Kemampuan untuk bekerja secara sistematis dan terkontrol sesuai standar


pelayanan maupun prosedur kerja sehingga pihak-pihak yang berkoordinasi
dapat bekerja sama secara baik;

Kemampuan dalam memfasilitasi kerjasama Desa dengan SKPD


Kabupaten/Kota dan kerjasama Desa dengan pihak lain;

Kepemimpinan dalam pengelolaan pekerjaan secara kolektif.


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

4. ASPEK KINERJA ADMINISTRASI

Kepatuhan Pendamping pada standar pelayanan maupun prosedur kerja

Ketaatan dan kedisiplinan dari pendamping dalam menyusun dan


menyampaikan laporan, dokumen dan bukti-bukti administrasi kepada Satker
Provinsi melalui supervisor secara reguler

Kemampuan pendamping untuk menyusun laporan, dokumen dan bukti-bukti


administrasi secara benar sesuai dengan format yang berlaku

Akurasi pendamping dalam pembuatan laporan, dokumen administrasi


secara lengkap sesuai ketentuan yang ditetapkan

Kemampuan pendamping untuk menyampaikan dokumen administrasi secara


cepat dan tepat waktu sesuai jadwal yang ditetapkan.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

SIKLUS PENILAIAN

DESEMBER
JUNI

JULI

JANUARI

PERIODE 6 BULAN SEKALI


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

SISTEM EVELUASI KINERJA

angket Skoring angket


angket
angket

Skoring Penilaian:
Skor 5 = Kinerja Sangat Baik;
Skor 4 = Kinerja Baik;
Skor 3 = Kinerja Cukup Baik;
Skor 2 = Kinerja Kurang Baik (Dapat Diterima Walaupun Ada Kelemahan);
Skor 1 = Kinerja Buruk (Harus Diperbaiki Secepatnya);
X = Tidak Relevan Atau Belum Saatnya Untuk Dinilai, Atau Tidak Tahu.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

IV. PENGENDALIAN PENDAMPING


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Usia Kerja PA, PD, PLD berakhir pada saat yang bersangkutan berusia

65 Tahun.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

1. Pendamping Profesional berkewajiban tinggal di lokasi penugasan agar


dapat bekerja secara purna waktu KEMUDIAN diwajibkan bekerja minimal 7
jam perhari dalam 6 hari per minggu, dimana minimal 60 % jam kerjanya di
lapangan, kecuali ada penugasan lain yang menyebabkan pendamping
profesional tidak bisa memenuhi kewajiban lapangannya.
2. Pendamping Profesional wajib melaporkan kehadirannya di lokasi tugas dan
membuktikan bahwa dirinya bekerja dalam bentuk Dokumen Lembar Waktu
Kerja (LWK);
3. Apabila Pendamping Profesional tidak menjalankan tugas, atau tidak berada
di lokasi tugas, atau meninggalkan lokasi tugas tanpa ijin selama 10
(sepuluh) hari kerja berturut-turut, atau meninggalkan lokasi tugas selama
20 (dua puluh) hari kerja tanpa keterangan selama 1 (satu) tahun maka
terhadap Pendamping Profesional yang bersangkutan dapat dikenakan
PHK.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Tata Perilaku (Code of Conduct) Pendamping Profesional :

1. TUNDUK TERHADAP HUKUM, PERATURAN DAN ADAT-ISTIADAT;

2. KEBENARAN DATA PRIBADI;

3. KONFLIK KEPENTINGAN PRIBADI;

4. PENYIMPANGAN KEUANGAN;

5. TINGKAT KEHADIRAN DI LOKASI PEKERJAAN;

6. PENGADAAN DAN FASILITAS KERJA;

7. LAPORAN DAN AKURASI DATA;

8. JABATAN PUBLIK;

9. PARTISIPASI DALAM PILKADA;

10. KETERLIBATAN PADA PARTAI POLITIK;

11. FITNAH, HASUTAN, PROPAGANDA NEGATIF;

12. KUALITAS DAN KETEPATAN WAKTU.


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Kode Etik Pendamping Profesional


Pendamping Profesional Dilarang:

1. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi,


melakukan kompromi, memberi saran, atau
melakukan tindakan apapun yang merugikan
masyarakat;
2. Menerima apapun dari pihak manapun dengan
tujuan;
a. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi
dan spesifikasi kegiatan desa dalam proses
perencanaan;
b. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda
terima kasih, atau apapun namanya dalam
kaitannya dengan profesi sebagai Pendamping
Desa;
3. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat,
menunjuk salah satu suplier, atau berfungsi
sebagai perantara;
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Kode Etik Pendamping Profesional LANJUTAN......


Pendamping Profesional Dilarang:

4. Membantu atau menyalahgunakan dana desa


untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompok;
5. Meminjam dana desa dengan alasan apapun
baik atas nama pribadi, keluarga, atau
kelompok;
6. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau laporan
yang merugikan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung;
7. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau
kuantitas pekerjaan;
8. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan,
tidak melaporkan, atau menutupi proses
penyimpangan yang terjadi.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

IV. SANKSI
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Teguran Pertama I (Teguran)

Teguran Kedua II (Teguran Keras)

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

• Bila pelanggaran terkait penyimpangan/


penyalahgunaan dana dan terbukti secara
meyakinkan maka sanksinya adalah Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK);

• Bila pelanggaran tidak terkait penyimpangan /


penyalahgunaan Dana Maka jenis sanksinya
sebagai berikut:
• melangar etik yang lain, maka sanksi maksimalnya
adalah Surat Peringatan II (dua);
• terbukti di Forum Pembuktian maka sanksinya
adalah Pemutusan Hubungan Kerja
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

Satker P3MD Provinsi sebagai Pihak Pertama dalam kontrak kerja


Pendamping Profesional dapat melakukan PHK kepada Pendamping
Profesional dalam hal:

Pelanggaran terhadap isi “surat perjanjian kerja” dan


Tata Perilaku” (Code of Conduct);

Hasil evaluasi kinerja Pendamping Profesional.


(hasil evaluasi kinerja semester mendapatkan nilai ”D”
sebanyak dua kali berturut-turut).
PERMASALAHAN
NO. PERMASALAHAN KETERANGAN

1. PENGGAJIAN • UNTUK GAJI JULI – DESEMBER YANG BELUM DICAIRKAN


1. DATA REKAP TIMESHEET/LWK KOSONG (TIDAK ADA
KETERANGAN KEHADIRAN)
2. DARI PA KABUPATEN TIDAK MEMBERIKAN
KLARIFIKASI/VERIFIKASI TERKAIT PENDAMPING YANG
BERSANGKUTAN.
3. APABILA DIREKAP TERSEBUT TINGKAT KEHADIRAN
KOSONG/TIDAK ADA KETERANGAN, MAKA YANG
BERSANGKUTAN TIDAK MENERIMA HONOR.
• UNTUK GAJI NOPEMBER – DESEMBER
1. GAJI/HONOR DITERIMAKAN BERSAMAAN
BERDASARKAN REKAP TIMESHEET/LWK YANG
DITERIMAOLEH SATKER, DAN BULAN DESEMBER
MENGGUNAKAN DATA RENCANA KERJA HARIAN DARI
PENDAMPING
PERMASALAHAN
NO. PERMASALAHAN KETERANGAN

2. EVALUASI KINERJA • DITEMUKAN TPP YANG TERINDIKASI MELAKUKAN


PEMALSUAN TANDA TANGAN PEJABAT KECAMATAN
• KEHARMONISAN ANTAR PENDAMPING
• TERJADINYA TPP YANG MENYETORKAN LAPORAN
DISATUKAN SELAMA BEBERAPA BULAN, CONTOH : KAB.
SUMENEP DAN KAB. PROBOLINGGO
(LAPORAN JULI-DESEMBER DIKUMPULKAN PADA BULAN
DESEMBER)
• MASIH DIDAPATNYA LAPORAN MASYARAKAT TERKAIT
KEAKTIFAN TENAGA PENDAMPING YANG KURANG DI
LOKASI TUGAS.
PERMASALAHAN
NO. PERMASALAHAN KETERANGAN

3. ASURANSI • PENYETORAN BUKTI ASURANSI DAPAT MENYEBABKAN


KETERLAMBATAN PEMBAYARAN;
• PENCAIRAN ASURANSI IDEALNYA DILAKUKAN SEBULAN
SEKALI;
• PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN, PENYERAHAN BUKTI
BAYAR ASURANSI TIDAK BISA MELEBIHI MINGGU
PERTAMA DI BULAN DESEMBER, SEHINGGA YANG
MENYETOR MELEBIHI JANGKA WAKTU TERSEBUT KPPN
TIDAK BISA MENCAIRKANNYA.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Jawa Timur

TERIMA KASIH

email : p3mdjawatimur@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai