Pembimbing:
dr. Husdal, Sp.BS
Penyusun:
Amelia Sunjaya - 406171012
FRAKTUR DEPRESI
Fraktur disertai fragmen patahan tulang terdorong ke dalam.
FRAKTUR BASIS CRANII
Tanda – tanda fraktur basis cranii antara lain :
Ekimosis periorbital (raccoon eye sign)
Ekimosis retroauikular (Battle’s sign)
Kebocoran LCS (Rhinorrhea, otorrhea)
Gangguan N. VII danVIII (paralisis otot wajah dan gangguan pendengaran)
EPIDURAL HEMATOM
Merupakan perdarahan yang terbentuk di ruang potensial antara
duramater dan tulang tengkorak.
Paling sering terletak diregio temporal atau temporoparietal dan
sering akibat robeknya pembuluh meningeal media.
Pada perdarahan epidural sering terdapat “lucid interval”
sebelum tanda peningkatan tekanan intrakranial terjadi
Ciri khas hematoma epidural berbentuk bikonveks atau
cembung
SUBDURAL HEMATOM
Merupakan perdarahan yang terjadi di antara duramater dan arakhnoid
akibat ruptur bridging vein (vena jembatan).
Jenis :
1. Akut saat injury sampai dengan 3 hari
2. Subakut 3 hari sampai 3 minggu
3. Kronik 3 minggu
Gambaran klinis: sakit kepala dan kesadaran menurun.
CT scan : gambaran hiperdens berbentuk bulan sabit
SUBARACHNOID HEMATOM
Terjadi di dalam ruang subarachnoid (yang memisahkan
antara arachnoid dan piamater).
Gejala : kaku kuduk (+), nyeri kepala, gangguan kesadaran.
CT scan : hiperdens di ruang subarakhnoid.
INTRACEREBRAL HEMATOM
Merupakan perdarahan yang terjadi dalam jaringan (parenkim) otak.
Perdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio jaringan otak
yang menyebabkan pecahnya pula pembuluh darah yang ada di dalam
jaringan otak tersebut.
Lokasi yang paling sering adalah lobus frontalis dan temporalis.
Defisit neurologi yang didapatkan sangat bervariasi dan tergantung pada
lokasi dan luas perdarahan.
CEDERA OTAK DIFUS
Cedera otak difus berkisar dari mulai konkusio ringan sampai cedera
iskemik hipoksik berat.
Pada konkusio, penderita mengalami gangguan neurologis non fokal sesaat
yang sering ditandai dengan hilangnya kesadaran.
Cedera difus berat sering diakibatkan oleh gangguan hipoksik dan iskemik
otak karena syok atau apneu lama segera setelah terjadinya trauma.
Pada keadaan ini, gambaran CT scan pada awalnya tampak normal atau otak
tampak bengkak yang difus, dengan hilangnya gambaran substansia alba dan
nigra yang normal.
Cedera axonal difus : koma yang berkepanjangan oleh karena cedera kepala
yang tidak berhubungan dengan lesi massa intrakranial atau iskemia dan
kehilangan kesadaran mulai saat trauma sampai dengan 6 jam setelah
trauma.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos kepala
CT scan
MRI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Idealnya semua penderita dengan cedera kepala diperiksa dengan
CT scan, terutama bila dijumpai adanya kehilangan kesadaran
yang cukup bermakna, amnesia atau sakit kepala hebat.
CT scan harus dilakukan pada semua pasien dengan :
Skor GCS < 15 setelah 2 jam pasca trauma
Adanya kecurigaan fraktur tulang terbuka
Tanda klinis fraktur basis cranii,
Muntah >2 kali
Usia > 65 tahun
CT scan dipertimbangkan pada :
Pasien dengan kehilangan kesadaran >5 menit
Amnesia retrograde >30 menit
Mekanisme cedera yang hebat
TATALAKSANA CEDERA KEPALA
PRIMARY SURVEY
Airway dan Breathing
Lakukan intubasi endotrakeal sedini mungkin pada pasien
koma.
Pasien harus diberikan ventilasi dengan oksigen 100% sampai
diperoleh hasil pengukuran gas darah, untuk kemudian
dilakukan penyesuaian terhadap fraksi oksigen inspirasi
(FIO2).
Dipasang pulse oxymetri dan diharapkan saturasi oksigen >
98%.
Circulation
Keadaan euvolemia harus dicapai sesegera mungkin jika
pasien mengalami hipotensi, menggunakan produk darah atau
cairan isotonis.
Pemeriksaan neurologis dilakukan jika keadaan pasien tidak
dalam keadaan hipotensi.
Pasien hipotensi yang tidak berespons terhadap semua
rangsangan bisa membaik keadaannya segera setelah tekanan
darahnya kembali diperbaiki.
SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan neurologis ( skor GCS, lateralisasi, reaksi
pupil) menilai adanya perburukan neurologis