Anda di halaman 1dari 24

Skill Lab

OBSERVASI FEBRIS
Oleh:
Sarah Marsa Tamimi
132011101012
Pembimbing:
dr. Hoedoyo, Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSD DR. SOEBANDI JEMBER
2018
DEFINISI
Respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang di perantarai oleh sitokin dan
ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun

Peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari sebagai pertanda
adanya suatu proses infeksi / kelainan metabolik / ketidakseimbangan antara
produksi panas dan pengeluarannya.

Peningkatan suhu tubuh yang > 37,2 ͦ C pada pagi hari dan >36.8 ͦ C pada malam
hari yang terjadi akibat adanya peningkatan set point di hipotalamus.
Normal: 36,6-37,2 ͦ C
Patofisiologi
Agen Infeksius Sel darah putih
Toksin (Monosit, limfosit, Hipotalamus
Sitokin Pirogenik
Mediator neutrofil), Anterior
Inflamasi Makrofag

Peningkatan Perubahan Peningkatan


PGE2 Demam
termoregulasi Produksi Panas
Patofisiologi

Hipotalamus post Hipotalamus ant


•Menerima info dari hipo •Terdapat area pre-
ant. dan saraf sensorik optik (termostat)
peka suhu lain •Tugas: pusat
•Tugas: produksi panas pengatur pengeluaran
dan  pengeluaran panas
panas

Fase Kedinginan Fase Demam Fase Kemerahan


FASE DEMAM

✢ Fase Kedinginan
Peningkatan suhu tubuh, Vasokonstriksi PD, peningkatan aktivitas otot
sebagai usaha untuk menghasilkan panas  ditandai dengan tubuh
kedinginan dan menggigil
✢ Fase Demam
Fase keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas dan suhu
telah meningkat
✢ Fase Kemerahan
Fase penurunan suhu, ditandai dengan vasodilatsi PD dan berkeringat.
Gejala yang menyertai Demam
Myalgia Chills (kedinginan)
Artralgia Perasaan dingin sebagai respon
Anoreksia SSP terhadap set point yang
Somnolen meminta lebih banyak panas

Demam
Prespirasi
Rigors (menggigil)
Aktivasi mekanisme pelepasan
Gejala kedinginan yang lebih intensif
panas yang bisa disebakan oleh obat
disertai gigi gemeletuk dan
antipiretik atau hilangnya stimulus
gemetaran hebat.
untuk menimbulkan panas
Tipe Demam
1. Demam septik
2. Demam remiten
3. Demam intermiten
4. Demam kontinyu
5. Demam siklik
6. Demam hektik

Demam berdasar waktu


Demam < 7 hari
Demam > 7 hari
Demam Remiten: Demam Intermiten:
• Suhu badan turun setiap • Suhu badan turun ke
hari tetapi tidak pernah tingkat yg normal selama
mencapai suhu badan beberapa jam dalam
normal. satu hari.
 Demam Kontinyu:
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Demam Siklik:
Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yg diikuti oleh periode
bebas demam untuk beberapa hari yg kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
Demam Septik:
Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali di tingkat di atas normal
pada pagi hari.
Demam Hektik:
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ke tingkat yang normal pada pagi hari.
Demam <7hari Demam >7hari
ISK Salmonelosis

Demam tifoid
OMA

TB
GEA

Leptospirosis
Demam pasca
imunisasi
Hepatitis virus
Malaria
Limfoma hodgkin

DB
Leukimia

Demam reumatik
akut
MALINGERING FEVER
✢ MALINGERING
✢  tidak termasuk gangguan mental
✢  gangguan perilaku dengan maksud dan tujuan
tetrtentu untuk menghindari suatu hal (menghindari
masuk sekolah, menghindari hukuman,memperoleh
tunjangan)
Diagnosis Demam
A. ANAMNESA  80% dx
• Lama demam berlangsung?
• Timbulnya mendadak atau terus menerus?
• Sifatnya
• Demam timbul apakah dipengaruhi oleh waktu ? (pagi/
siang/ malam)
• Seberapa tinggi demamnya?
• Demam ditimbulkan oleh apa?
• Apa yang anda lakukan jika demam muncul?
• Sebelum demam apakah ada keluhan yang muncul?
• Selain demam apakah didapatkan keluhan lain/gejala
penyerta?
• Tanyakan juga
1.Penyakit infeksi yang endemik di lingkungan tempat
tinggal pasien
2. Riwayat perjalanan dan dari daerah mana saja
3. Riwayat kontak dengan orang sakit
4. Pemakaian obat-obatan
B. PEMERIKSAAN FISIK

Periksa :

1.Tanda-tanda klinis dari demam tifoid,yang penting :


demam, hepatosplenomegali, nyeri perut dan
meteorismus,diare atau obstipasi,toksemia dan
bradikardi relatif.

2.Tanda-tanda malaria, yaitu febris intermittent,


menggigil, berkeringat, anemia serta splenomegali
3.Tanda dari tuberkulosa paru, misalnya batuk yang
menahun, batuk darah, sesak nafas.
4.Tanda-tanda klinis dari penyakit keganasan misalnya
penurunan berat badan, keadaan umum yang jelek,
serta adanya massa.
5.Tanda-tanda autoimun seperti lupus eritematosus
sistemik, arthritis rematoid, demam rheumatik, dan
sebagainya.
6. Tanda-tanda perdarahan seperti hematemesis,
melena, hematuri, epistaksis, petechie.

7. Tanda-tanda dari penyakit endokarditis bakterial


subakut, anemia, kelainan katub jantung.

8. Apakah ada pembesaran hati, limpa dan kelenjar


getah bening.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan laboratorium yang utama yaitu:


A. Darah lengkap dan urin lengkap
B. Pemeriksaan hapusan darah untuk malaria
C. Reaksi Widal, biakan darah atas kuman Salmonella
D. Biakan air seni
E. TF untuk melihat keadaan paru
2. Tes serologi
3. Pemeriksaan kimia darah
4.Pemeriksaan biopsi sumsum tulang, aspirasi cairan lambung untuk
hapusan langsung dan biakan atas kuman-kuman tuberkulosa.
5.Pemeriksaan radiologi seperti IVP, Barium enema, foto saluran
makanan bagian atas, foto tulang.
PENATALAKSANAAN DEMAM
Non farmakologi
1. Pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi
2. Tirah baring/ istirahat yang cukup
3. Kompres hangat

Farmakologi
1. Mengatasi penyebab primer
2. Antipiretik
3. Pada penyakit autoimun/penyakit granulomatosa steroid
FUO (FEVER of UNKNOWN ORIGIN)

Demam suhu >38.3o C pada beberapa kali FUO klasik


pengukuran

Durasi > 3 Minggu FUO


nosokomial
Kegagalan mendiagnosis setelah dilakukan Klasifikasi
pemeriksaan di RS selama 3 hari atau
FUO
Setelah 1 minggu dilakukan tindakan invasif neutropenik
tidak menemukan penyebab
FUO
berhubungan
penyakit HIV
FUO klasik :

• Penderita telah diperiksa 3 hari berturut-turut tanpa diketahui penyebab. Atau 3 minggu
dengan diagnostik invasif maupun non invasif tanpa hasil.

FUO Nosokomial

• Demam >38,3 ͦC pada beberapa kali pemeriksaan pasien rawat inap tanpa tanda infeksi pada
waktu MRS dengan 3x pemeriksaan & 2x kultur tidak memberikan hasil yang bermakna.

FUO neutropenik :

• Demam >38,3 ͦC beberapa kali pemeriksaan minimal 3 hari pemeriksaan & 2 hari kultur tidak
memberikan hasil bermakna. Pada pasien dengan netrofil <500/μL atau diprediksi akan
mencapai <500/μL dalam 1-2 hari kemudian

FUO HIV:

• Demam >38,3 ͦC beberapa kali pemeriksaan dalam waktu 4 minggu/>3 hari pada pasien rawat
inap tanpa penyebab yang jelas pada pasien yang terinfeksi HIV
PENATALAKSANAAN HIPERTERMI
NON FARMAKOLOGI
 Physical cooling  kipas angin, coolIng blankets

 Internal cooling  gastric/peritoneal lavage dengan iced saline

 IV Fluids  menurunkan risiko dehidrasi

FARMAKOLOGI
✢ Maligna hipertermi , neuroleptic malignan sindrome, drug induced
hipertermi
○  dantrolene 1-2,25mg/kgbb IV tiap 6 jam selama 24-48jam
•Neuroleptic malignan syndrome  bromocriptine, levodopa
•Overdose trisiklik antidepresan  physostigmine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai