Anda di halaman 1dari 17

KELAS : 4KD

PENGERTIAN PENGENDALIAN MUTU

Semua fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk


mencapai sasaran perusahaan dalam hal mutu barang atau jasa
yang di produksi . Pada beberapa perusahaan fungsi ini sangat
luas dan sering melibatkan banyak karyawan sedangkan pada
perusahaan lain kadang-kadang hanya terbatas pada kegiatan
pemeriksaan barang.
Ada 5 faktor utama dalam pengendalian mutu yang harus
dipertimbangkan yang dikenal dengan istilah 4M-1E atau 4M-1L :

1. Man (manusia)
2. Machine (mesin/alat)
3. Material (bahan baku)
4. Method (metode /teknik/cara)
5. Envronment (lingkungan)
Masalah yang timbul dalam menghasilkan produk atau jasa yang perlu
dikendalikan ialah :
1. peoblem/masalah yang berhubungan dengan produk tidak memenuhi
spesifikasi misalnya standar nasional indonesia atau SNI dan standar
lainnya (komposisi/bahan baku)
2. Produk rusak / cacat
3. Produk mutu rendah
4. Produk tidak memenuhi standar ukuran , dan sebagainya
Dalam statistik anda ingat istilah ‘universum’ atau ‘population’
dan istilah sampel . Adapun pengertian dalam hal pengendalian mutu
sama dengan yang terdapat dalam statistik bahwa sampel adalah
bagian (yang terkecil) dari populasi . Sampel diangap mewakili
populasi , misalnya bila anda ingin mengetahui tingkatpendapatan
dari penduduk di suatu kapupaten yang jumlah penduduknya 1 juta
orang . Anda tidak perlu bertanya dengan semua orang penduduk
tetapi anda bisa mengambil beberapa puluh sampel orang sebagai
sampel yang diangap mewakili populasi 1 juta orang tersebut
Dalam hal pengukuran sampel terdapat
konsep pengukuran yang dikenal dengan istilah
gaging “concept” . Konsep ini diperlukan karena
hasil ukuran suatu sampel dapat berbeda karena
pengukuran ulang atas suatu sampel hasil ukuran
suatu sampel dapat berbeda , perbedaan tersebut
bisa juga karna orang yang mengukur berbeda
“Gaging concept” meliputi 3 hal berikut :
1. Ketepatan (accuraci) yakni tingkat kesepakatan tentang
ukuran dari suatu alat ukur
2. Penangulangan (repeatability) yakni tingkat variasi dari
berbagai pengukuran ulang
3. Kemampuan memproduksi kembali (repoducibility) ,
yakni tingkat variasi dari pengukuran yang berbeda
orangnya
Peranan kendali mutu barang (jasa) menjadi
bertambah besar dan penting dengan adanya
perkembangan selera akibat peradaban manusia
berubah . Perubahan selera tersebut mendorong
konsumen untuk selalu mencari barang yang nilai
gunanya lebih baik . Nilai guna mutu barang menjadi
lebih baik dan sempurna yang mendorong masyarakat
atau konsumen untuk selalu mencari barang yang
nilai gunanya lebih sempurna dan baik.
Adaput teknik pengendalian mutu berupa :
a) Mengawasi pelaksanaan proses produksi agar sesuai
dengan rencana.
b) Mengawasi bahan baku sejak diterima , disimpulkan dan
di keluarkan dari gudang bahan baku
c) SQC hanya dapat dilakukan terhadap produk atau barang
setengah jadi yang merupakan hasil proses produksi .
Baik produk akhir maupun barang setengah jadi diuji
melalui pengambilan sampel .
Peta kendali adalah peta yang dijadikan pedoman
dalam pengendalian mutu . Peta ini dikemukakan oleh
Dr Shewhart untuk mengetahui apakah sampel
observasi termasuk daerah yang diterima atau daerah
yang ditolak . Jadi tiap sampel yang di ambil bisa
berbeda spesifikasinya dari waktu ke waktu , maka
data observasi ditabulasikan lalu dipetakan , sehingga
diperoleh suatu peta kendali mutu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa peta kendali
digunakan untuk memperoleh informasi berikut :
a) Kemampuan proses produksi , artinya apakah
mesin-mesin masih berjalan baik sesuai rencana
atau tidak
b) Pengendalian produk akhir , agar mutu produk akhir
tetap baik
Jadi kegunaan peta kendali (control chart) adalah :
Untuk membatasi toleransi penyimpangan
(variasi) yang masih dapat diterima , karena
kelemahan akibat tenaga kerja , mesin dan sebagainya
SPC dicetuskan pertama kali oleh Walter
Andrew Shewhart ketika bekerja di Bell Telephone
Laboratories, Inc. (divisi R&D untuk perusahaan AT&T
dan Western Electric) pada tahun 1920-an. Dalam
dokumen sejarah Western Electric diceritakan pada
tahun 1918, tahun di mana Shewhart bergabung di
Departemen Inspection Engineering, Western Electric
di Hawthorne, manajamen kualitas industri masih
terbatas pada kegiatan inspeksi produk jadi dan
memperbaiki/membuang barang-barang cacat.
Semuanya berubah pada bulan Mei 1924, atasan
Shewhart, George Edwards
SPC menentukan apakah suatu proses stabil dari waktu ke
waktu, atau sebaliknya bahwa proses terganggu karena telah
dipengaruhi oleh special cause. Peta kendali statistik (control chart)
yang sering juga disebut Shewhart chart atau process-behaviour
chart digunakan untuk memberikan definisi operasional suatu special
cause tersebut.
Dalam suatu proses/sistem umumnya terdapat interaksi variabel-
variabel sistem, misal manusia dan mesin, interaksi ini sering
memunculkan penyimpangan berupa hasil-hasil yang sifatnya
uncontrollable atau diluar kendali. Shewhart melihat penyimpangan
tersebut disebabkan oleh dua faktor:
 common cause of variation, variasi yang terjadi karena sistem itu
sendiri, dan
 special cause of variation, variasi yang terjadi karena faktor dari luar
sistem.
 Secara umum, peta kendali dalam SPC selalu terdiri dari
tiga garis horisontal, yaitu:
 Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai
tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik
kualitas yang di-plot pada peta kendali SPC.
 Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang
menunjukkan batas kendali atas.
 Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang
menunjukkan batas kendali bawah.

Anda mungkin juga menyukai