Askep Gangguan Pernafasan
Askep Gangguan Pernafasan
VISI:
Menjadikan STIKES unggulan di bidang
kegawatdaruratan dan menghasilkan lulusan
profesional sesuai standar profesi Th 2020.
MISI :
1. Menyelenggarakan pend. Prof. yg berkualitas
berkesinambungan & memiliki daya saing dlm kebutuhan
tenaga kes. Pada tingkat regional Kalimantan & Nasional.
2. Meningkatkan kegiatan penelitian di bid kes. Melalui
dukungan sumber daya internal & eksternal secara optimal.
3. Meningkatkan kegiatan pengabdian kpd masy di
bid.kes.guna peningkatan kemandirian msy. & derajat bkes.
Secara optimal serta meningkatkan kualitas pelay. masy.dlm
bid. kegawatdaruratan utk menunjang prog. pembangunan
di bid.kes.
4. Mengembangkan kemitraan utk memperluas pelaksanaan tri
dharma perguruan tinggi di skala regional, nasional &
internasional baik baik dengan institusi swasta maupun
negeri utk mendukung pencapaian misi.
VISI & MISI PRODI NERS
VISI :
Menjadikan prog. Studi profesi NERS rujukan di
regional Kalimantan pada th.2020 dengan unggulan
di bid. Keperawatan gawat darurat & unggulan
keperawatan kritis yg sesuai standar nasional.
MISI PRODI:
1. Menyelenggarakan pend.profesi Ners yg bermutu, innovatif
& kreatif dengan kejujuran, kesinergian, komitmen bersama
& komunikasi efektif.
2. Meningkatkan kegiatan penelitian di bid.kes. Utamanya
keperawatan yg dpt digunakan utk mengembangkan mutu
pend. & pelay. Kes.
3. Mengembangkan pengabdian kpd masy. Yg berkelanjutan
guna meningkatkan kemandirian masy. Secara sinergis dlm
membangun & mengoptimalkan derajat kes. Bersama.
4. Mengembangkan kemitraan utk mendukung pelaksanaan tri
dharma perguruan tinggi & meraih peluang kerja di skala
regional, nasional & global dengan mengoptimalkan nilai
spritual, kemandirian, keprofesionalan & kinerja handal pada
civitas akademika utk mumpuni.
Materi yang di ajarkan:
• Pengkajian
• Diagnosa Kep. pd masalah sist.respirasi
• Perencanaan keperawatan
• Implementasi keperawatan
• Evaluasi & perkembangan kes.klien
• Dokumentasi
• Perencanaan pulang & follow Up
A. PENGKAJIAN
Mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.
Adapun data yang terkumpul mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan.
(Mc Farland & mc Farlane, 1997)
RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
3) Dispnea 3) Alergi
4) Hemoptitis
4) Tempat Tinggal
5) Chest Pain
1) PENYAKIT INFEKSI
2) KELAINAN ALERGI
3) PASIEN BRONKITIS KRONIS
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. Inspeksi
Skoliosis :
melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral,
disertai rotasi vertebral
10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada.
Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya
ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada
paru atau pleura.
a) Bronchial :
sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena
suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu
tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring,
dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya
lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti
diantara kedua fase tersebut.
Normal terdengar di atas trachea atau daerah
suprasternal notch.
b) Bronchovesikular :
merupakan gabungan dari suara nafas bronchial
dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan
dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana
bronchi tertutup oleh dinding dada.
c) Vesikular :
terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-
sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi,
ekspirasi terdengar seperti tiupan.
Suara nafas tambahan :
a) Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi,
dengan karakter suara nyaring, musikal, suara terus
menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit.
b) Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi,
karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara
mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum
c) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara seperti
gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura.
Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas
dalam.
d) Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar
saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah-
patah akibat udara melewati daerah yang lembab
di alveoli atau bronchiolus. Suara seperti rambut
yang digesekkan.
Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi.
Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan
terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi
pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan
berubah ketika klien batuk.
3. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
2. Batasan karakteristik
a. Mayor (harus ada)
b. Minor (mungkin ada)
2. Faktor resiko
1.Definisi
Disfungsi respon penyapihan ventilator (DRPV) merupakan suatu
keadaan ketika individu tidak dapat menyesuaikan terhadap tingkat
terendah dukungan ventilator mekanik sehingga mengganggu dan
memeperpanjang proses penyapihan.
2. Batasan karateristik
a. Ringan
R Mayor
R Minor
b. Sedang
R Mayor
R Minor
c. Berat
R Mayor
R Minor
1.Definisi
Resiko Disfungsi Respon Penyapihan Ventilator adalah keadaan
ketika individu beresiko untuk mengalami suatu ketidakmampuan
penyesuaian terhadap dukungan ventilator mekanik tingkat rendah
selama proses penyapihan, yang berhubungan dengan ketidaksiapan
fisik dan atau psikologis terhadap penyapihan.
1. Definisi
Suatu keadaan ketika individu tidak dapat memepertahankan
pernapasan yang adekuat untuk mendukung kehidupannya. Ini
dilakukan karena penurunan gas darah arteri, peningkatan kerja
pernapasan dan penurunan energy.
2. Batasan karakteristik
a. Mayor
b. Minor
C. INTERVENSI
• Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik
yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat.
• Intervensi disebut juga implementasi yang merupakan kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan (Griffith & Christensen, 1986).
Bentuk Intervensi Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu
sebagai berikut :
1. Intervensi Pernafasan, Resiko Gangguan
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan
bersama antara perawat dan klien (Yura & Walsh, 1988).
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri.
Evaluasi disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan
mencapai kriteria hasil, sehingga dapat diputuskan apakah intervensi tetap
dilanjutkan, dihentikan, atau diganti jika tindakan yang sebelumnya tidak
berhasil.
Contoh hasil Evaluasi:
Atau:
Pasien mempertahankan pola pernapasan yang efektif,
frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan normal,
penurunan dispnea, gas-gas darah batas normal.
Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Rencana yang dapat dilakukan untuk mempertahankan respirasi
normal yang diadopsi dari beberapa sumber adalah :
1.Intervensi Umum:
a. Posisi.
b. Kontrol lingkungan.
c. Aktivitas dan Istirahat.
d. Oral hygiene.
e.Hidrasi adekuat.
f. Pencegahan dan kontrol infeksi.
g. Dukungan psikososial
2. Agen Farmakologi:
Agen Farmakologi Antimicrobials ( Antibiotik ), Bronchodilators
Adrenal Glucocorticoids ( Prednison ), Mucolitycs Antiallergenics
Vasoconstrictor dan Decongestan
3. Terapi Respiratori :
• Terapi Respiratori Perawat melakukan terapi respiratori dengan
memfasilitasi latihan batuk efektif dan napas dalam.
• Batuk efektif dan napas dalam dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan ekspansi paru – paru, mobilisasi sekret, dan
mencegah efek samping dari penumpukan sekret.
• Batuk efektif diperlukan untuk membersihkan sekret dan
meningkatkan mekanisme pembersihan jalan napas ( ‘normal
cleansing mecahnism’ ).
• Batuk yang tidak efektif akan dapat menyebabkan efek yang
merugikan pada pasien dengan penyakit paru – paru kronis berat,
seperti kolaps saluran napas, ruptur dinding alveoli, dan
pneumotoraks.
4. Fisisoterapi Dada ( Chest Physiotherapy ):
Fisisoterapi Dada ( Chest Physiotherapy ) Perkusi dada Vibrasi dada
Postural drainase
5. Oksigen
KATA-KATA BIJAK