Kematian normal
Stadium terminal
Jika hampir dapat dipastikan fungsi serebral
tidak dapat pulih setelah ½ - 1 jam terbukti
tidak ada nadi pada normotermia tanpa RJPO
FASE 1 BASIC LIFE SUPPORT
Tujuan : memberikan oksigen ke otak, jantung,
organ vital lainnya sampai datang nya suatu
pengobatan medik yang definitif dan tepat
(bantuan hidup lanjut).
Dengan cara :
Mencegah berhentinya respirasi/sirkulasi melalui
pengenalan dan intervensi segera.
Memberikan bantuan eksternal terhadap
respirasi/sirkulasi korban yang mengalami henti
napas/jantung melalui RJPO.
Airway
Periksa jalan nafas korban sebagai berikut:
Lihat hidung, mulut apa ada cairan, benda padat yang menyumbat.
Apa ada vena di leher yang melebar.
Apa trakhea ditengah atau terdorong ke kiri/kanan.
Apa ada bising napas (berisik)
Merasakan apa ada udara hangat melalui hidung dan mulut.
Korban tidak sadar → tonus otot menghilang → lidah jatuh ke belakang →
menyumbat laring → ngorok/snoring → lakukan Headtilt/Chinlift
(Jika curiga patah tulang leher, gunakan cara “Jaw Trust”)
MENGATASI SNORING DENGAN ALAT
BANTU
• Oropharingeal airway (guedel) → pada pasien tidak sadar
• Nasopharingeal airway → pada pasien sadar
KEDARURATAN YANG DAPAT TERJADI
PADA AIRWAY
•Sumbatan parsial
Tanda:
-bising napas berisik (snoring, crowing, gurgling, wheezing)
-Retraksi (+)
-Usaha napas (+)
-Udara masuk berkurang
•Sumbatan total
Tanda:
-Bising napas (-)
-Retraksi (-)
-Usaha napas (-)
-5-10 menit tidak dikoreksi asfiksia, apnea, henti jantung
Bila terjadi (suspect) spinal injury (servical fracture)hanya boleh
Jawthrust/Chin lift dengan kombinasi manual in line stabilization (MILS)
leher dan kepala dengan bantuan seorang asisten.
Gurgling disebabkan cairan atau benda asing yang semi solid pada jalan
napas.
a) Respon penderita
b) Call for Help
c) Posisi penderita
d) Periksa pernafasan
e) Pernafasan buatan 2 kali
f) Periksa pulsasi A. Carotis
g) (RJP)
• Respon penderita
• Pastikan penderita sadar atau tidak dengan cara menyentuh/goyang tubuh
pasien secara halus, dan memanggil. Bila tidak ada respon, lakukan
A. langkah B
• Posisi penderita
• Posisikan pasien terlentan di atas permukaan yang rata dan keras (posisi
C. anatomis), lakukan langkah D
• Periksa Pernapasan
• Pastikan pasien bernapas atau tidak dalam waktu 3-5 detik, bila penderita
D. tidak bernapas lakukan langkah E
• Pernpasan buatan 2 kali
• Berikan pernapasan buatan dengan cara
“Mouth to Mouth” atau “Mouth to
E. Nose/Stoma”.
Lakukan langkah F
F. frekuensi 12 kali/menit
• Bila pulsasi (-), kompresi dada 30 kali dan
pernapasan buatan 2 kali (30:2)
PENGAKHIRAN RJPO
• Bila sirkulasi dan pernapasan sudah kembali spontan
• Upaya resusitasi diambil aling oleh orang lain yang lebih
ahli
• Penolong terlalu capek
• Korban dinyatakan mati
• Sesudah resusitasi dimulai ternyata pasien berada
dalam stadium akhir dari suatu penyakit yang tidak
dapat disembuhkan
RJPO TIDAK DILAKUKAN PADA KEADAAN
• Kematian normal
• Stadium akhir dari suatu penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
• Bila fungsi serebral tidak pulih sesudah dilakukan RJPO
30-60 menit, nadi tetap tidak ada pada pasien yang
normotermia
RESUSITASI NEONATUS
TANDA BAYI DALAM BAHAYA
Memberikan kehangatan
Fraktur Costa
Kompresi : Ventilasi 3 : 1
(90 kompresi dan 30 ventilasi atau 120 kegiatan/menit)
MEDIKAMENTOSA DAN CAIRAN
INDIKASI
- FJ < 60x/menit setelah dilakukan VTP dan kompresi dada yang
efektif
- Bayi mengalami syok dan tidak memberi respon yang baik
terhadap resusitasi
CARA PEMBERIAN OBAT
Jalur intravena melalui vena umbilikalis
Jalur endotrakeal
Intraosseus
MEDIKAMENTOSA
CAIRAN : Kristaloid isotonik (RL, NaCl 0,9%) atau darah O-rh negatif, 10 ml/kg
BB dengan kecepatan 5-10 menit
Withholding Rescucitation
Bayi premature ekstrem (usia kehamilan < 23 minggu atau BBL < 400
gram), anencephaly, dan kelainan kromosom (trisomi 13 dan 18)
Penghentian Resusitasi
Penghentian resusitasi mungkin tepat bila dalam 10 menit tidak ada denyut
jantung meskipun telah dilakukan usaha resusitasi secara menyeluruh dan
adekuat.