Anda di halaman 1dari 39

Presentasi Kasus

HEMORROID INTERNA GRADE IV


Dibuat oleh :
Adrianus Kevin – 112016098

Pembimbing :
Dr. Enrico Saut M.P. SpB
Identitas Pasien
Nama Lengkap : Tn. H Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 22 Suku Bangsa : Sunda


Oktober 1992

Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : Tamat SLTA

Alamat : Ciburuy, Rt 002/ Rw 002 Masuk RS : 12 Maret 2018


Cigombong, Bogor
Anamnesis
Keluhan Utama:
■ Benjolan keluar dari anus saat BAB sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:


■ Pasien mengeluh benjolan keluar dari anus saat BAB sejak 2 minggu lalu, tidak
dapat kembali masuk jika pasien menekan benjolan kedalam anus. Berdarah jika
tertekan, warna kemerahan, gatal dan tidak nyeri. BAB pasien tidak terganggu
dengan benjolan yang ada. Pasien BAB 1 kali sehari setiap pagi, BAB berdarah
karena darah dari benjolan. Pasien tidak mengeluh mual atau muntah, nafsu
makan baik, BAK lancar, warna BAK kuning jernih. Pasien tidak mengeluh perut
kembung, nyeri pada perut, tidak mengeluh adanya penurunan berat badan secara
drastis dalam beberapa minggu ini. Pasien sudah berobat di Puskesmas tapi tidak
ada perbaikan. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama 2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
■ Keadaan umum : Tampak sakit ringan
■ Kesadaran : Somnolen
■ Tekanan darah : 120/70 mmHg
■ Nadi : 86 x/menit
■ Pernafasan : 18 x/menit
■ Suhu : 36,4 °c
■ Tinggi Badan : 169 cm
■ Berat Badan : 63 kg
Pemeriksaan Lokalis
■ Inspeksi : Pada posisi jam 3 terdapat benjolan berbentuk bulat
berwarna kemerahan dengan ukuran 3 x 3 x 2 cm.
Diagnosis Banding
■ Karsinoma Kolorektal
■ Prolapsus Rektal
■ Polip
Diagnosis Kerja
■ Hemorroid Interna grade IV
Tatalaksana
Tindakan :
■ Hemorroidektomi
Post operasi :
■ Infus Ringer Laktat 20 tpm
■ Cefriaxon 1 x 2 g
■ Ketorolac 2 x 1 amp
■ Ranitidin 2 x 1 amp

■ Edukasi :
■ Pasien dinasehati minum obat secara teratur
■ Pasien dinasehati istirahat yang cukup
■ Pasien dinasehati makan makanan berserat tinggi
Prognosis
■ Ad vitam : Bonam
■ Ad functionam : Bonam
■ Ad sanationam : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

■ Hemoroid adalah jaringan submukosa yang terdiri


atas venul, arteriol, dan serat otot halus (otot
Treitz) yang terletak di dalam kanalis analis.
Bantalan hemoroid intera umumnya ditemukan
pada daerah lateral kiri, anterior kanan, dan
posterior kanan yang berfungsi dalam mekanisme
kontinensia
Anatomi
Epidemiologi
■ Insidensi kasus hemoroid yang menimbulkan
gejala diperkirakan 4.4% dari dari populasi di
dunia.

■ Angka kejadian pria = wanita, terutama di usia 45-


65 tahun.

■ lebih sering terjadi pada orang kulit putih


dibandingkan kulit hitam3.
Faktor resiko
■ Anatomik - Vena daerah anorektal tidak mempunyai
katup dan pleksus hemoroidalis kurang mendapat
sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.
■ Usia - Pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh
jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
■ Keturunan - Dinding pembuluh darah lemah dan tipis
■ Pekerjaan - Orang yang harus berdiri , duduk lama, atau
harus mengangkat barang berat mempunyai predisposisi
untuk hemoroid.
■ Mekanis - hipertrofi prostat, tumor pelvis, konstipasi
menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi, diare
kronik atau diare akut yang berlebihan.
■ Endokrin - Pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas
dan anus oleh karena ada sekresi hormone relaksin dan
juga tekanan janin pada abdomen

■ Fisiologi- Bendungan pada peredaran darah portal,


misalnya pada penderita sirosishepatis.

■ Kebiasaan - pola buang air besar yang salah (lebih banyak


memakai jamban duduk , terlalu lama duduk di jamban
sambil membaca , merokok ), hubungan seks peranal,
kurang konsumsi air, kurang konsumsi serat, kurang olah
raga/ mobilisasi.
Klasifikasi
Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas hemoroid
eksterna (diluar atau dibawah linea dentate) dan hemoroid
interna (didalam/ diatas linea dentate).

■ Hemoroid interna dapat dikelompokkan dalam 4 derajat:

■ 1.Derajat I: Pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke


luar kanalis anus dan pada anoskopi terlihat hemoroid
menonjol ke lumen anus.
■ 2. Derajat II: Pembesaran hemoroid yang prolaps dan
dapat menghilang /masuk ke dalam anus secara
spontan.

■ 3. Derajat III: hemoroid yang prolaps dapat masuk


kembali ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari.

■ 4. Derajat IV: Prolaps hemoroid yang menonjol ke luar


dan tidak dapat dimasukkan ke kanalis anus. Rentan
dan cenderung untuk mengalami thrombosis dan
infark.
Manifestasi Klinis
■ Hemoroid Interna
– Perdarahan dari anus
– Panas
– Sakit
– Benjolan di anus
– Ada mukus atau cairan
– Gatal
■ Hemoroid eksterna
– Benjolan atau skin tag sekitar anus
– Sakit
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
■ Perineum
■ Anoderm: hemoroid eksterna, skin tag, hemoroid interna,
fisura, fistula, abses, hiperemis, dermatitis
■ Regio sacrococcygeal

Palpasi
■ Benjolan: asal dan mobilitas
■ Rectal toucher: tonus spingter ani, massa, abses, nyeri
tekan
Pemeriksaan penunjang
Anoskopi
– Untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
ke luar. Anoskop dimasukan dan diputar untuk menilai
keempat kuadran. Pada hemoroid interna akan terlihat
penonjolan struktur vaskular ke dalam lumen dan
penonjolan akan semakin terlihat nyata saat pasien
mengedan2.
Sigmoidoskopi
– Untuk mengetahui ada atau tidak kelainan pada bagian
proksimal rektum
Proktoskopi
– Diindikasikan apabila dicurigai adanya prolaps rektum

pemeriksaan feses
untuk memastikan ada atau tidak darah samar
Penatalaksanaan
Pada hemoroid interna derajat 1 dan 2 yang tidak menimbulkan
gejala tidak mebutuhkan pengobatan.
Edukasi
■ makan makanan berserat tinggi sehingga mempermudah
defekasi dan mengurangi keharusan untuk mengedan.
■ Sitz bath. Rendam dengan air hangat dapat mengurangi rasa
sakit karena merelaksasi spingter anus. Sedangkan rendam air
es dapat mengurangi rasa sakit pada trombosis akut.
Medikamentosa
■ Analgesik: topikal lidokain 5% dapat digunakan untuk mengurangi
rasa sakit atau parasetamol oral
■ Cairan Hamamelis dapat membantu mengurangi rasa gatal pada
hemoroid
■ Pelunak feses: docusate sodium (dulcolax) membantu mengurangi
penyerapan air pada feses sehingga feses dapat lebih lunak
Skleroterapi
■ Tindakan penyuntikan larutan kimia, seperti 5% fenol dalam minyak
nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam jaringan
areolar yang longgar dibawah hemoroid interna agar timbul
peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan
meninggalkan parut. Terapi ini efektif pada hemoroid derajat I dan
II. Penyulit pada teknik ini seperti infeksi, prostatitis akut, dan
hipersensivitas.
Ligasi
■ Teknik ini diindikasikan pada hemoroid yang besar
dan menonjol, umumnya derajat II dan III.
Hemoroidektomi
■ Terapi bedah diindikasikan untuk pasien hemoroid derajat III atau IV dan
pasien dengan keluhan perdarahan berulang atau anemia yang tidak sembuh
dengan terapi konservatif. Prinsip yang harus dilakukan pada
hemoroidektomi adalah eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-
benar berlebih dan diusahakan tidak mengganggu kulit atau anoderm serta
spingter anus
Ferguson closed hemorrhoidectomy
Whitehead Hemorrhoidectomy
Open Hemorrhoidectomy
Stapled Hemorrhoidectomy
Komplikasi Hemorrhoidectomy

■ Retensi urin: Hal ini dapat dihindari dengan mengurangi pemberian


cairan intravena intraoperatif

■ Perdarahan: perdarahan akibat ligasi vascular yang tidak adekuat atau


perdarahan 7-10 hari post operasi akibat nekrosis mukosa.

■ Infeksi: Diatasi dengan cara drainase abses atau debridement jaringan


yang mengalami nekrosis

■ Komplikasi jangka panjang: inkontinensia, stenosis anal, ectropion


(whitehead deformity)
Prognosis
■ Pada umumnya, kasus hemoroid dapat sembuh dengan spontan ataupun dengan
pengobatan konservatif. Namun, tingkat rekurensi pengobatan konservatif lebih
tinggi dari pada tindakan pembedahan yaitu 10-50% dalam 5 tahun, sedangkan
pada tindakan pembedahan siperkirakan 26%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai