Anda di halaman 1dari 11

Manajemen

Keuangan
Internasional
TEKNIK INTERNAL MENGELOLA RISIKO KURS
MINGGU KE-8
APA ITU HEDGING ?
HEDGING merupakan....
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya
untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar
pada pundak pihak lain.

Produk ini mencakup antara lain Contract Forward, future, SWAP, dan Opsi mata uang.
1.   Contract Forward Valas. Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah
mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di
masa mendatang.
2.      Future Keuangan. Merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah
mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan.
3.      Opsi Mata Uang. Memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual
(put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada
atau sebelum tanggal kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
4.      SWAP Mata Uang. Mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang
yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya.
APAKAH HEDGING PERLU DILAKUKAN ?
Tidak Perlu Dilakukan
 Manajemen resiko valas melalui hedging tidak akan menambah nilai perusahaan
 Manajemen tidak lebih pintar dari pasar  hedging tidak akan membawa manfaat
apa-apa.
Perlu Dilakukan
 Manajemen resiko valas melaui hedging akan membantu dalam meningkatkan
mutu perencanaan
 Perusahaan tidak memiliki perencanaan yang akurat atas aliran kasnya.

Alasan importer tidak melakukan hedging :


 Ada asumsi secata implicit bahwa ada harapan kuat bahwa kemungkinan
pergerakan kurs menuju arah yang merugikan amat kecil.
 Adanya prediksi kemungkinan terjadi depresiasi atas mata uang yang
mendenominasi hutang-hutangnya
 Persyaratan kredit dagang komersial yang ditarik oleh importer (cash on delivery,
on account credit, payment by bill) memiliki tingkat suku bunga tetap hingga
jatuh tempo.
Manajemen expousure valuta
asing
Sebelum mengelola transaksi – transaksi perusahaan untuk meminimalisasi efek –
efek negatif yang mungkin dari fluktuasi nilai tukar, manajer keuangan dan akuntan
manajemen perlu terlebih dahulu mengidentifikasi tampilan kinerja perusahaan
terhadap risiko nilai tukar. Sebagai suatu konsep umum, tampilan kinerja valuta asing
muncul setiap kali fluktuasi nilai tukar valuta asing mengubah nilai aktiva, laba dan arus
kas perusahaan. Pengukuran – pengukuran akuntansi tradisional atas tampilan kinerja
valuta asing berpusat pada 2 macam tampilan kinerja utama-translasi dan transaksi.
‘Eksposure’ translasi. Tampilan kinerja translasi berasal dari penyiapan laporan
konsolodasi dan pengukuran – pengukuran dampak fluktuasi nilai tukar atas ekivelensi
valuta induk dari asset dan kewajiban luar negri sebuah perusahaan. Asset atau
kewajiban valuta asing dikatan terbuka terhadap risiko nilai tukar jika suatu perubahan
dalam nialai tukar menyebabkan ekivalensi valuta induknya berubah. Berdasarkan
definisi ini, item – item neraca valuta asing yang terbuka terhadap nilai tukar adalah
item – item yang ditranslasikan memakai nilai tukar berjalan bukan nilai tukar historis.
ADA TIGA CARA PENGUKURAN EKSPOSUR YAITU:
 
1). Translation exposure
Merupakan eksposur laporan rugi/laba dan Neraca MNC terhadap perubahan-
perubahan nilai tukar nominal. MNC harus mengkonsolidasi rekeningnya ke
dalam mata uang lokal melalui cash flow-nya yang didenominasi mata uang
asing ke dalam mata uang lokal

2). Transaction exposure


Eksposur valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan negara lain
dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini namun pembayarannya
dilakukan pada masa datang, pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-
transaksi tersebut menaikkan keuntungan-keuntungan atau kerugian mata
uang

3). Economic exposure


Eksposur valas cash flows perusahaan terhadap perubahan-perubahan nilai
tukar riil (mengukur perubahan-perubahan nilai tukar yang mempengaruhi
nilai perusahaan yang diukur dalam ekspektasi cash flows masa datang).
Risiko Nilai Tukar
Risiko Nilai Tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan  dari nilai
tukar pada saat bank memiliki posisi terbuka.
Risiko Nilai Tukar merupakan risiko inherent dalam semua posisi atau
transaksi  dalam fx (foreign exchange).

Risiko transaksi nilai tukar berlaku


untuk:

Transaksi Masukan adalah transaksi yang


menyebabkan masuknya uang perusahaan.
Contoh; penjualan & investasi sekuritas.

Transaksi Keluaran adalah transaksi yang


menyebabkan perusahaan berkewajiban membayar.
Contoh; pembayaran impor bahan baku &
pembayaran kewajiban
Manajemen Risiko Nilai
Tukar
Dalam melakukan manajemen risiko nilai tukar, terdapat dua informasi penting
yaitu:
1.   Informasi mengenai kondisi ekonomi berbagai negara yang sedang terjadi saat
ini dan kita antisipasi dan informasi historis mengenai pergerakan nilai.
2.   Informasi mengenai arus kas dalam tiap mata uang yang sedang terjadi saat
ini dan diantisipasi dalam setiap anak perusahaan.
Cara me-manage pengaruh fluktuasi nilai tukar adalah dengan melakukan analisa
terhadap:
1). Bagaimana eksposur dapat mempengaruhi arus kas berdasarkan berbagai
scenario nilai tukar.
2). Perlu atau tidak dilakukan batasan terhadap eksposur dan teknik batasan
mana yang dipilih untuk meminimalisir risiko.
Risiko Valuta Asing
risiko Valas :
risiko akibat adanya kemungkinan nilai mata uang yang
mendenominasi aktiva/kekayaan perusahaan berfluktuasi.

Total risiko valas  (-) harapan aliran kas ?

systematic risk and unsystematic risk


APAKAH RISIKO NILAI TUKAR RELEVAN ?

 Tidak Relevan
1). Purchasing power parity theory konsep saling mengimbangi ?
2). Investor mampu mengatasi risiko valas secara individual
 Relevan
1). Purchasing power parity theory tidak selalu eksis di dunia
nyata.
2). Manajemen lebih mampu mengelola risiko valas.
3). Pasar valas bukan pasar efisien
Pengendalian nilai tukar risiko
Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang
bertujuan untuk:
1). Melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau
biaya dan kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang
berlawanan dari FX currency rates;
2). Mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan strategi
lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi
yang mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies;
memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang
ekuivalen dalam jumlah mata uang domestik.

Anda mungkin juga menyukai